Pameran bertajuk "Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak" (Sumber gambar : Tangkapan layar rilis)

Ini Inspirasi Judul Pameran "Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak"

21 January 2022   |   17:52 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Untuk Genhype yang menyukai pameran seni, sediakan waktu kalian untuk berkunjung ke Galeri Nasional Indonesia pada 28 Januari - 27 Februari  2022. Salah satu pameran menarik bertajuk "Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak" bisa menjadi hiburan spesial buat kalian. 

Dalam rilis yang diterima oleh Hypeabis.id, judul pameran tersebut diilhami dari judul karya instalasi dari seniman S. Teddy D yang berjudul Paduan Suara Yang Tidak Bisa Berkata Tidak (1997) yang telah diproduksi ulang untuk ditampilkan dalam pameran. 

[Baca juga: Pameran "Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak" Akan Dihelat Bulan Ini]

Dalam deskripsinya, karya yang dibuat pada 1997 tersebut dipajang di dinding layaknya sebuah lukisan. Sang seniman mengklaim dirinya sebagai pelukis, walaupun juga membuat patung, video, dan instalasi. 

Karya ini terdiri atas beberapa balok kayu yang disusun seperti anak tangga. Di atas tiap kayu, terdapat kepala-kepala ayam dari resin yang dibariskan seperti kelompok paduan suara dan mereka berkokok-kokok. 

Kepala-kepala ayam itu berwarna kuning, seperti warna partai politik yang mendukung Soeharto lebih dari tiga dekade. Tepat di atas mereka: potret hitam-putih sang seniman yang terpasang di dinding, seolah-olah dia adalah konduktor dari paduan suara itu. 

Karya ini menggambarkan sikap dominan dalam budaya politik, yaitu ketidakmampuan untuk mengatakan tidak.

Seniman S. Teddy D. menerapkan seni gambar seluas-luasnya. Dalam beragam medium olahannya, termasuk karya-karya tiga dimensional dan instalasi, dia konsisten berkarya dengan logika gambar, dalam arti apa yang dilihat oleh mata kemudian direkam otak sebagai beragam impresi visual. 

Terdengar ringan dan sederhana, kredonya: lukisan adalah gambar yang disederhanakan atau dirumitkan.  Karya-karya lulusan jurusan Seni Lukis ISI Yogyakarta ini banyak dipamerkan di sejumlah galeri nasional serta sempat singgah di Jepang, Australia, Belanda, dan Singapura.


Editor: Gita

SEBELUMNYA

Nyonya Piyama Rilis Koleksi Baru Sambil Bicarakan Isu Self Care

BERIKUTNYA

Film Before, Now & Then (Nana) Karya Kamila Andini Tayang Perdana di Berlinale

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: