Jerawood, Jam Tangan Premium Dari Limbah Kayu
19 January 2022 |
22:47 WIB
Bapak Entrepreneurship (alm) Ir. Ciputra pernah menyampaikan bahwa seorang entrepreneur adalah mereka yang bisa mengubah sampah menjadi emas. Konsep ini pula yang diterapkan seorang ecopreneur dengan memanfaatkan limbah sampah terbuang menjadi produk bernilai tambah.
Salah seorang ecopreneuer yang sukses menyulap limbah menjadi produk bernilai adalah Alterga Edi Tri Anggoro, Owner Jerawood. Pria kelahiran Magelang, 4 Desember 1989 ini mengolah limbah-limbah kayu yang berasal dari pabrik sekitar rumahnya menjadi produk kerajinan seperti jam tangan, kacamata, sprio (stereo aktif), dan lain sebagainya.
“Di daerah kami banyak limbah kayu dari pabrik dan itu berujung pada pembakaran. Lalu saya pikir bagaimana agar limbah ini dimanfaatkan saja sehingga nilainya bisa naik. Kami pun mengolah potongan-potongan kecil dari limbah kayu ini menjadi jam tangan dan kacamata,” tuturnya.
Meski berasal dari limbah kayu, tetapi dalam memproduksi Jerawood, pria yang akrab disapa Erga ini benar-benar memperhatikan kualitas kayu yang digunakan. Sebab, bagaimanapun bahan baku dan material menjadi salah satu kendala utama yang dihadapi seorang Ecoprenuer.
“Karena ini limbah maka setiap pabrik pasti beda-beda ukuran dan potongan kayunya. Nah, ini yang harus benar-benar kami sortir, misalnya dari 100% limbah yang kami ambil hanya 60%-70%% yang bisa digunakan,” ujarnya.
Dalam mengembangkan bisnisnya, pria yang akrab disapa Erga ini. tidak hanya sekadar menjual produk saja tetapi memberi nilai filosofi dan story dari setiap produk yang dijual, termasuk membuat packaging yang menarik dan finishing eco living yang tidak mengganggu lingkungan. Dengan demikian, konsumen juga dapat ikut merasakan kontribusi mereka dalam lingkungan sekaligus membantu brand lokal.
Diakui olehnya pada awal pandemi, penjualan produk Jerawood sempat mengalami kendala tetapi dengan memanfaatkan media sosial dan marketplace penjualan produk terus meningkat. Adapun produk yang paling diminati adalah jam tangan dan kacamata dengan range harga mulai dari Rp350.000 hingga Rp1,2 juta.
Dalam mengembangkan produknya, saat ini Erga terus fokus melakukan spreading atau penyebaran informasi mengenai nilai filosofi dan cerita dibalik dari proses produksi Jerawood, kemudian melakukan branding untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, dan selling.
Adapun untuk melakukan scaleup bisnis, pihaknya juga akan lebih fokus pada segmentasi pasar yakni mencari konsumen yang memang fokus terhadap lingkungan hidup sehingga memiliki visi dan misi yang sama untuk melestarikan lingkungan.
Editor: Gita
Salah seorang ecopreneuer yang sukses menyulap limbah menjadi produk bernilai adalah Alterga Edi Tri Anggoro, Owner Jerawood. Pria kelahiran Magelang, 4 Desember 1989 ini mengolah limbah-limbah kayu yang berasal dari pabrik sekitar rumahnya menjadi produk kerajinan seperti jam tangan, kacamata, sprio (stereo aktif), dan lain sebagainya.
“Di daerah kami banyak limbah kayu dari pabrik dan itu berujung pada pembakaran. Lalu saya pikir bagaimana agar limbah ini dimanfaatkan saja sehingga nilainya bisa naik. Kami pun mengolah potongan-potongan kecil dari limbah kayu ini menjadi jam tangan dan kacamata,” tuturnya.
Meski berasal dari limbah kayu, tetapi dalam memproduksi Jerawood, pria yang akrab disapa Erga ini benar-benar memperhatikan kualitas kayu yang digunakan. Sebab, bagaimanapun bahan baku dan material menjadi salah satu kendala utama yang dihadapi seorang Ecoprenuer.
“Karena ini limbah maka setiap pabrik pasti beda-beda ukuran dan potongan kayunya. Nah, ini yang harus benar-benar kami sortir, misalnya dari 100% limbah yang kami ambil hanya 60%-70%% yang bisa digunakan,” ujarnya.
Dalam mengembangkan bisnisnya, pria yang akrab disapa Erga ini. tidak hanya sekadar menjual produk saja tetapi memberi nilai filosofi dan story dari setiap produk yang dijual, termasuk membuat packaging yang menarik dan finishing eco living yang tidak mengganggu lingkungan. Dengan demikian, konsumen juga dapat ikut merasakan kontribusi mereka dalam lingkungan sekaligus membantu brand lokal.
Diakui olehnya pada awal pandemi, penjualan produk Jerawood sempat mengalami kendala tetapi dengan memanfaatkan media sosial dan marketplace penjualan produk terus meningkat. Adapun produk yang paling diminati adalah jam tangan dan kacamata dengan range harga mulai dari Rp350.000 hingga Rp1,2 juta.
Dalam mengembangkan produknya, saat ini Erga terus fokus melakukan spreading atau penyebaran informasi mengenai nilai filosofi dan cerita dibalik dari proses produksi Jerawood, kemudian melakukan branding untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, dan selling.
Adapun untuk melakukan scaleup bisnis, pihaknya juga akan lebih fokus pada segmentasi pasar yakni mencari konsumen yang memang fokus terhadap lingkungan hidup sehingga memiliki visi dan misi yang sama untuk melestarikan lingkungan.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.