Mulai 2022, Sociolla Ganti Bubble Wrap dengan Eco Wrap
13 January 2022 |
20:00 WIB
Sebagai langkah awal menuju industri kecantikan yang lebih berkelanjutan, mulai 2022 Sociolla menerapkan zero bubble wrap dan mengubah bungkus paket pengiriman dengan kotak ramah lingkungan. Diperkirakan, peralihan dari bubble wrap ke kertas daur ulang akan mengurangi penggunaan plastik perusahaan sekitar 250.000 meter persegi per tahun.
Co-Founder & CMO Social Bella Chrisanti Indiana mengatakan hingga saat ini, Sociolla adalah perusahaan e-commerce besar pertama di Indonesia yang berkomitmen pada kebijakan zero bubble wrap.
Kebijakan ini juga merupakan bagian dari kampanye perusahaan, Waste Down Beauty Up, yang bertujuan untuk mendorong budaya kecantikan yang sustainable di kalangan pecinta kecantikan.
Mulai tahun ini, Sociolla menggunakan kertas daur ulang serta honeycomb eco wrap sebagai pengganti bubble wrap yang lebih ramah lingkungan.
"Dari segi harga eco wrap memang lebih mahal. Ini langkah yang berat tapi harus kami lakukan untuk menjaga komitmen kami sebagai perusahaan yang berkelanjutan. Harapannya dari sini komitmennya tidak hanya dari packaging saja," ujar Chrisanti ketika ditemui di Jakarta.
Kampanye Waste Down Beauty Up hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini di mana Sociolla memiliki ambisi besar untuk mengadvokasi, mempromosikan, serta membantu pelanggan melakukan pembelian produk kecantikan secara bijak.
Langkah ini diyakini oleh perusahaan sebagai titik awal penerapan prinsip keberlanjutan dalam industri kecantikan.
Tahun lalu, Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI merilis hasil studi terkait sampah plastik di wilayah Jabodetabek yang berasal dari bungkus paket e-commerce maupun layanan pesan antar sepanjang PSBB.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas warga Jabodetabek melakukan belanja online yang cenderung meningkat. Dari yang sebelumnya hanya 1 hingga 5 kali dalam satu bulan, menjadi 1 hingga 10 kali selama PSBB/WFH.
Begitu pula dengan penggunaan layanan delivery makanan lewat jasa transportasi online. Padahal, 96 persen paket dibungkus dengan plastik yang tebal dan ditambah dengan bubble wrap.
Selotip, bungkus plastik, dan bubble wrap merupakan pembungkus berbahan plastik yang paling sering ditemukan. Bahkan di kawasan Jabodetabek, jumlah sampah plastik dari bungkus paket mengungguli jumlah sampah plastik dari kemasan yang dibeli.
Co-Founder & CMO Social Bella Chrisanti Indiana mengatakan hingga saat ini, Sociolla adalah perusahaan e-commerce besar pertama di Indonesia yang berkomitmen pada kebijakan zero bubble wrap.
Kebijakan ini juga merupakan bagian dari kampanye perusahaan, Waste Down Beauty Up, yang bertujuan untuk mendorong budaya kecantikan yang sustainable di kalangan pecinta kecantikan.
Mulai tahun ini, Sociolla menggunakan kertas daur ulang serta honeycomb eco wrap sebagai pengganti bubble wrap yang lebih ramah lingkungan.
"Dari segi harga eco wrap memang lebih mahal. Ini langkah yang berat tapi harus kami lakukan untuk menjaga komitmen kami sebagai perusahaan yang berkelanjutan. Harapannya dari sini komitmennya tidak hanya dari packaging saja," ujar Chrisanti ketika ditemui di Jakarta.
Kampanye Waste Down Beauty Up hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini di mana Sociolla memiliki ambisi besar untuk mengadvokasi, mempromosikan, serta membantu pelanggan melakukan pembelian produk kecantikan secara bijak.
Langkah ini diyakini oleh perusahaan sebagai titik awal penerapan prinsip keberlanjutan dalam industri kecantikan.
Tahun lalu, Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI merilis hasil studi terkait sampah plastik di wilayah Jabodetabek yang berasal dari bungkus paket e-commerce maupun layanan pesan antar sepanjang PSBB.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas warga Jabodetabek melakukan belanja online yang cenderung meningkat. Dari yang sebelumnya hanya 1 hingga 5 kali dalam satu bulan, menjadi 1 hingga 10 kali selama PSBB/WFH.
Begitu pula dengan penggunaan layanan delivery makanan lewat jasa transportasi online. Padahal, 96 persen paket dibungkus dengan plastik yang tebal dan ditambah dengan bubble wrap.
Selotip, bungkus plastik, dan bubble wrap merupakan pembungkus berbahan plastik yang paling sering ditemukan. Bahkan di kawasan Jabodetabek, jumlah sampah plastik dari bungkus paket mengungguli jumlah sampah plastik dari kemasan yang dibeli.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.