Belajar Jadi Pilot Profesional Lewat Microsoft Flight Simulator
07 May 2021 |
13:50 WIB
Para penggemar dunia aviasi tentunya sudah tidak asing dengan Microsoft Flight Simulator. Seri gim simulasi penerbangan yang paling banyak dimainkan di seluruh dunia selama lebih dari tiga dekade.
Seri gim yang pertama kali dirilis pada 1982 ini merupakan gim simulasi penerbangan yang benar-benar menggambarkan bagaimana kerja pilot di balik kokpit pesawat. Oleh karena itu, tak jarang pula gim ini digunakan oleh calon di sekolah penerbangan maupun pilot profesional untuk mengasah kemampuannya.
Pada Juni 2020, Microsoft melalui Xbox Game Studios merilis versi teranyar dari Microsoft Flight Simulator yang tak lain adalah Microsoft Flight Simulator 2020. Gim ini menghadirkan pengalaman bermain gim simulasi penerbangan yang jauh lebih realistis dibandingkan dengan Microsoft Flight Simulator versi sebelumnya atau gim serupa lainnya.
Tidak hanya sekadar peningkatan kualitas grafis semata, gim yang dikembangkan oleh Asabo Studio ini telah mengadopsi sistem navigasi pesawat asli bekerja sama dengan NAVBLUE, perusahaan pengembang perangkat lunak untuk pesawat Airbus.
Kerja sama tersebut membuat Microsoft Flight Simulator 2020 bisa memakai data dari NAVBLUE, mulai dari titik arah, sistem navigasi radio dan masih banyak lagi. Data tersebut akan diperbarui dalam jangka waktu tertentu sehingga membuatnya terasa realistis seperti menerbangkan pesawat di dunia nyata.
Tidak hanya itu, di gim ini juga terdapat mode Live Weather yang memungkinkan pemainnya merasakan cuaca secara real time saat menerbangkan pesawat. Kecepatan dan arah angin, suhu, kelembaban, hujan, dan sebagainya akan menyesuaikan dengan kondisi sesungguhnya di wilayah yang sedang diterbangi.
Instrumen yang ada di kokpit juga dibuat serealistis mungkin seperti di pesawat aslinya. Demikian halnya dengan alur permainan, pemain terlebih dahulu harus memastikan daftar periksa, mengaktifkan instrumen yang diperlukan, lepas landas, terbang secara visual atau dengan bantuan fitur autopilot, hingga akhirnya mendarat dengan selamat.
Tentunya selama permainan berlangsung pemain harus memperhatikan seluruh indikator yang ada di kokpit dan mendengarkan instruksi dari pemandu lalu lintas udara (air traffic controller/ATC) berbasis artificial intelligence.
Microsoft Flight Simulator 2020 juga menghadirkan tampilan yang lingkungan sekitar yang benar-benar nyata. Asabo Studio mengklaim telah memasukkan sekitar 37.000 bandara di seluruh dunia, 1,5 miliar bangunan, serta 2 triliun pepohonan, pegunungan, jalanan, sungai, dan lainnya.
Saat ini, Microsoft Flight Simulator 2020 sudah bisa didapatkan melalui saluran distribusi gim Steam dengan tiga versi, antara lain Standard, Deluxe, dan Premium Deluxe.
Pembeli versi Standard akan mendapatkan satu buah salinan digital beserta lisensi Digital Ownership. Bandara dan pesawat yang bisa dimainkan di versi paling murah seharga Rp790 ribu ini masing-masing berjumlah 20. Kemudian untuk versi Deluxe dengan harga Rp1,18 juta, pembeli akan mendapatkan bonus berupa lima buah bandara tambahan serta lima buah model pesawat baru.
Versi paling mahalnya, yakni Premium Deluxe pembeli bisa memainkan 30 pesawat di 40 bandara. Versi yang satu ini dibanderol dengan harga Rp1,58 juta.
Selain itu, jika ingin mendapatkan bandara dengan tampilan lebih realistis dengan ukuran yang lebih besar, Asabo Studio juga menyediakan add-on untuk dibeli dengan kisaran harga US$30 atau sekitar Rp 441 ribu. (kurs Rp14.705/US$).
Terbang di Papua
Lewat Microsoft Flight Simulator 2020 Anda bisa merasakan bagaimana rasanya menerbangkan pesawat sekaligus menikmati keindahan alam di pedalaman Papua. Karena Asobo Studio memasukkan Landas Pacu Bugalaga di gim tersebut.
Bugalaga merupakan salah satu kampung yang terletak di Distrik Biandoga, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Landas pacu yang ada di kampung tersebut berada di puncak bukit dengan ketinggian sekitar 1.900 meter atau 5.700 kaki diatas permukaan laut.
Landas Pacu Bugalaga sangat sederhana, permukaan landasannya masih berupa tanah keras berumput. Hanya pesawat perintis berukuran kecil seperti Cessna Caravan atau Pilatus Porter yang bisa mendarat di landas pacu tersebut.
Menerbangkan atau mendaratkan pesawat di landas pacu Bugalaga bukan perkara mudah. Karena landas pacu tersebut memiliki panjang landasan tak lebih dari 450 meter, permukaannya tidak rata, dan jarak pandang yang terbatas. Selain itu, lokasinya yang dikelillingi oleh perbukitan juga membuat manuver pesawat sangat terbatas.
Oleh karena itu, Landas Pacu Bugalaga masuk dalam daftar landas pacu atau bandara paling berbahaya di dunia. Landas pacu tersebut sebelumnya memang pernah muncul dalam salah satu episode ‘Worst Place to be a Pilot’ yang ditayangkan oleh stasiun televisi Channel 4, Inggris.
Seri gim yang pertama kali dirilis pada 1982 ini merupakan gim simulasi penerbangan yang benar-benar menggambarkan bagaimana kerja pilot di balik kokpit pesawat. Oleh karena itu, tak jarang pula gim ini digunakan oleh calon di sekolah penerbangan maupun pilot profesional untuk mengasah kemampuannya.
Pada Juni 2020, Microsoft melalui Xbox Game Studios merilis versi teranyar dari Microsoft Flight Simulator yang tak lain adalah Microsoft Flight Simulator 2020. Gim ini menghadirkan pengalaman bermain gim simulasi penerbangan yang jauh lebih realistis dibandingkan dengan Microsoft Flight Simulator versi sebelumnya atau gim serupa lainnya.
Pilihan pesawat yang bisa digunakan di Microsoft Flight Simulator 2020 (sumber: Microsoft)
Kerja sama tersebut membuat Microsoft Flight Simulator 2020 bisa memakai data dari NAVBLUE, mulai dari titik arah, sistem navigasi radio dan masih banyak lagi. Data tersebut akan diperbarui dalam jangka waktu tertentu sehingga membuatnya terasa realistis seperti menerbangkan pesawat di dunia nyata.
Tidak hanya itu, di gim ini juga terdapat mode Live Weather yang memungkinkan pemainnya merasakan cuaca secara real time saat menerbangkan pesawat. Kecepatan dan arah angin, suhu, kelembaban, hujan, dan sebagainya akan menyesuaikan dengan kondisi sesungguhnya di wilayah yang sedang diterbangi.
Tampilan kokpit salah satu pesawat di Microsoft Flight Simulator 2020 (sumber: Microsoft)
Tentunya selama permainan berlangsung pemain harus memperhatikan seluruh indikator yang ada di kokpit dan mendengarkan instruksi dari pemandu lalu lintas udara (air traffic controller/ATC) berbasis artificial intelligence.
Microsoft Flight Simulator 2020 juga menghadirkan tampilan yang lingkungan sekitar yang benar-benar nyata. Asabo Studio mengklaim telah memasukkan sekitar 37.000 bandara di seluruh dunia, 1,5 miliar bangunan, serta 2 triliun pepohonan, pegunungan, jalanan, sungai, dan lainnya.
Suasana menjelang malam di Microsoft Flight Simulator 2020 (sumber: Microsoft)
Pembeli versi Standard akan mendapatkan satu buah salinan digital beserta lisensi Digital Ownership. Bandara dan pesawat yang bisa dimainkan di versi paling murah seharga Rp790 ribu ini masing-masing berjumlah 20. Kemudian untuk versi Deluxe dengan harga Rp1,18 juta, pembeli akan mendapatkan bonus berupa lima buah bandara tambahan serta lima buah model pesawat baru.
Versi paling mahalnya, yakni Premium Deluxe pembeli bisa memainkan 30 pesawat di 40 bandara. Versi yang satu ini dibanderol dengan harga Rp1,58 juta.
Selain itu, jika ingin mendapatkan bandara dengan tampilan lebih realistis dengan ukuran yang lebih besar, Asabo Studio juga menyediakan add-on untuk dibeli dengan kisaran harga US$30 atau sekitar Rp 441 ribu. (kurs Rp14.705/US$).
Suasana salah satu bandara di Microsoft Flight Simulator 2020 (sumber: Microsoft)
Lewat Microsoft Flight Simulator 2020 Anda bisa merasakan bagaimana rasanya menerbangkan pesawat sekaligus menikmati keindahan alam di pedalaman Papua. Karena Asobo Studio memasukkan Landas Pacu Bugalaga di gim tersebut.
Bugalaga merupakan salah satu kampung yang terletak di Distrik Biandoga, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Landas pacu yang ada di kampung tersebut berada di puncak bukit dengan ketinggian sekitar 1.900 meter atau 5.700 kaki diatas permukaan laut.
Suasana Landas Pacu Bugalaga di Microsoft Flight Simulator 2020 (sumber: Microsoft)
Menerbangkan atau mendaratkan pesawat di landas pacu Bugalaga bukan perkara mudah. Karena landas pacu tersebut memiliki panjang landasan tak lebih dari 450 meter, permukaannya tidak rata, dan jarak pandang yang terbatas. Selain itu, lokasinya yang dikelillingi oleh perbukitan juga membuat manuver pesawat sangat terbatas.
Oleh karena itu, Landas Pacu Bugalaga masuk dalam daftar landas pacu atau bandara paling berbahaya di dunia. Landas pacu tersebut sebelumnya memang pernah muncul dalam salah satu episode ‘Worst Place to be a Pilot’ yang ditayangkan oleh stasiun televisi Channel 4, Inggris.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.