Kelumpuhan Tidur Jadi Gejala Varian Omicron
03 January 2022 |
15:41 WIB
Gejala Covid-19 varian Omicron semakin berkembang dari waktu ke waktu. Sebelumnya, para ahli menyebut varian berkode B.1.1.529 itu menimbulkan gejala seperti sakit kepala hingga lebih dari tiga hari, pilek, kelelahan ekstrem, bersin, sakit tenggorokan, batuk terus menerus, dan keringat di malam hari. Namun data terbaru menyebutkan, varian ini juga menyebabkan kelumpuhan tidur.
“Kelumpuhan tidur adalah ketika Anda tidak dapat bergerak atau berbicara saat bangun atau tertidur,” tulis Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) dikutip dari Express UK, Senin (3/12/2021). "Kelumpuhan tidur terjadi ketika Anda tidak dapat menggerakkan otot-otot Anda karena Anda dalam mode tidur tetapi otak Anda aktif," tambahnya. NHS mencatat mayoritas orang mengalami kelumpuhan tidur atau sleep paralysis sebanyak satu sampai dua kali dalam hidupnya.
Sebuah makalah yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine pada April tahun lalu, menunjukkan kelumpuhan tidur menjadi efek samping dari pandemi Covid-19. Dokter ahli terapi tidur, Kat Lederle, mengatakan infeksi virus itu bisa jadi berdampak pada pengaturan tidur di otak. Menurutnya, peningkatan kelumpuhan tidur disebabkan oleh stres akibat perubahan besar pada gaya hidup, ketidakpastian, dan kecemasan yang dihadapi yang mempengaruhi sistem tidur kita.
Namun tak semua setuju, para ahli lain berteori bahwa kelumpuhan tidur dapat bermanifestasi sebagai efek samping dari virus dan stres yang meningkat. Kathryn Pinkham, konsultan NHS dan pendiri The Insomnia Clinic, menjelaskan bahwa kelumpuhan tidur sering kali diakibatkan oleh gangguan pola tidur. “Begitu pola tidur kita terganggu karena kesehatan yang buruk atau kecemasan, maka kita terjebak dalam siklus di mana kita mulai mengasosiasikan tempat tidur dengan terjaga,” tuturnya. Kathryn kemudian menegaskan kelumpuhan tidur terkait dengan kurang tidur.
Bersamaan dengan kelumpuhan tidur, keluhan keringat malam dan mimpi buruk juga marak terjadi belakangan ini. Dr. Amir Khan dari NHS menyebutkan, di antara lima pasien COVID-19 yang terinfeksi varian Omicron, salah satunya mengalami gejala menonjol karena hanya muncul di malam hari dengan jumlah keringat yang sangat banyak sehingga pakaian tidur atau tempat tidur menjadi basah kuyup.
Editor: Gita
“Kelumpuhan tidur adalah ketika Anda tidak dapat bergerak atau berbicara saat bangun atau tertidur,” tulis Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) dikutip dari Express UK, Senin (3/12/2021). "Kelumpuhan tidur terjadi ketika Anda tidak dapat menggerakkan otot-otot Anda karena Anda dalam mode tidur tetapi otak Anda aktif," tambahnya. NHS mencatat mayoritas orang mengalami kelumpuhan tidur atau sleep paralysis sebanyak satu sampai dua kali dalam hidupnya.
Sebuah makalah yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine pada April tahun lalu, menunjukkan kelumpuhan tidur menjadi efek samping dari pandemi Covid-19. Dokter ahli terapi tidur, Kat Lederle, mengatakan infeksi virus itu bisa jadi berdampak pada pengaturan tidur di otak. Menurutnya, peningkatan kelumpuhan tidur disebabkan oleh stres akibat perubahan besar pada gaya hidup, ketidakpastian, dan kecemasan yang dihadapi yang mempengaruhi sistem tidur kita.
Namun tak semua setuju, para ahli lain berteori bahwa kelumpuhan tidur dapat bermanifestasi sebagai efek samping dari virus dan stres yang meningkat. Kathryn Pinkham, konsultan NHS dan pendiri The Insomnia Clinic, menjelaskan bahwa kelumpuhan tidur sering kali diakibatkan oleh gangguan pola tidur. “Begitu pola tidur kita terganggu karena kesehatan yang buruk atau kecemasan, maka kita terjebak dalam siklus di mana kita mulai mengasosiasikan tempat tidur dengan terjaga,” tuturnya. Kathryn kemudian menegaskan kelumpuhan tidur terkait dengan kurang tidur.
Bersamaan dengan kelumpuhan tidur, keluhan keringat malam dan mimpi buruk juga marak terjadi belakangan ini. Dr. Amir Khan dari NHS menyebutkan, di antara lima pasien COVID-19 yang terinfeksi varian Omicron, salah satunya mengalami gejala menonjol karena hanya muncul di malam hari dengan jumlah keringat yang sangat banyak sehingga pakaian tidur atau tempat tidur menjadi basah kuyup.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.