Ilustrasi investasi di pasar modal (dok: Unsplash/Marga Santoso)

Simak Tips Investasi Saham ala 'Warren Buffet Indonesia' Lo Kheng Hong

28 December 2021   |   19:31 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Dunia investasi saham di Indonesia mengenal sosok Lo Kheng Hong yang dijuluki sebagai Warren Buffett Indonesia. Penganut value investing ini telah malang melintang di dunia investasi saham Tanah Air selama lebih dari 30 tahun dan melewati berbagai kondisi ekonomi.

Sebagai sosok yang menginspirasi banyak anak muda untuk berinvestasi di saham, sosoknya tak pernah pelit membagikan tips sukses berinvestasi di pasar modal. Tak bosan-bosan dirinya mengingatkan agar investor muda berinvestasi pada sesuatu yang dipahami.

Tentang suka duka bermain di pasar modal, dia mengaku mulai berinvestasi saham pada 1989, dan mengaku tidak pernah mendapatkan keuntungan selama 4 tahun. Saham yang dia beli rugi dan belum kembali pada harga yang layak untuk dijual.

“Saya melewati masa tight money policy atau kebijakan pengetatan keuangan ketika mulai berinvestasi. Tapi saya tidak putus asa dan akhirnya pada tahun 1992 saya untung,” katanya dalam keterangan resmi Sinarmas Sekuritas dan  Sinarmas Asset Management yang diterima Selasa (28/12/2021).

Tidak berpuas diri atas keuntungan yang diraih, Pak Lo, sapaan akrabnya, melanjutkan investasinya dengan terus memburu saham yang dirasa punya prospek bagus dan harganya masih murah. Prinsipnya adalah mendapatkan saham berharga murah, tapi bernilai besar.

"Di dunia nyata kita tidak mungkin mendapatkan Mercy seharga Avanza, Di pasar saham kita bisa mendapatkannya [perusahaan bagus yang harga sahamnya under value]," ujarnya dalam diskusi daring yang diselenggarakan Bisnis Indonesia belum lama ini.  

Nah sebenarnya bagaimana sih cara berinvestasi yang benar di pasar saham, apa saja prinsip yang harus dipegang oleh seorang investor nilai, yang menurut Pak Lo pekerjaannya hanya 'meniduri' saham yang bagus. Berikut tips berinvestasi saham dari Lo Kheng Hong.
 

1. Membaca laporan keuangan

Menurutnya, tidak ada alasan investor atau trader tak membaca laporan keuangan. Sebab kunci untuk memilih emiten itu justru dari laporan keuangan. Investor bisa mulai membaca laporan keuangan dari: berapa laba, penjualan, modalnya berapa, berapa utangnya, utangnya lancar atau macet.
 

2. Sabar menanti hasil yang terbaik

Tidak ada yang instan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Ini dibuktikan Lo Kheng Hong ketika pertama kali terjun berinvestasi. Bukannya untung tapi malah rugi, karena memulainya dengan cara yang salah yakni: membeli saham IPO dengan harga murah, lalu menjualnya ketika listing dengan harapan mendapatkan keuntungan. Padahal untuk mendapatkan hasil terbaik, berinvestasi perlu waktu.
 

3. Beli saham yang bidang usahanya baik

Memilih emiten sebenarnya tidak sulit, investor hanya perlu mencari industri yang dapat bertahan dalam berbagai kondisi ekonomi. Setelah menentukan industrinya, sortir perusahaan yang misalnya masih memiliki price to book value atau PBV kecil tapi asetnya banyak dan utangnya kecil.  
 

4. Pilih perusahaan yang untung

Dengan gamblang, Pak Lo mengatakan bahwa dirinya anti membeli perusahaan yang rugi. Karena dirinya selalu mencari perusahaan yang bisa menjadi mesin uang buatnya. Sehingga dia sama sekali tidak tertarik pada perusahaan yang dari awal telah mengalami kerugian.
 

5. Rekam jejak pimpinan perusahaan yang baik

Setiap menentukan saham yang hendak dibeli, selalu cari tahu pimpinan perusahaan itu, seperti: Direksi dan Komisaris. Pastikan bahwa selama berkarier di industri, mereka adalah pribadi yang berintegritas, jujur dan memiliki reputasi yang baik.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Tips Desain Interior Bernuansa Krem Hadirkan Kesan Timeless

BERIKUTNYA

Ada Tantangan Jadi Flextarian Nih, Berani Enggak?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: