Ilustrasi investasi (dok: Unsplash/Mathieu Stern)

5 Persiapan Penting Untuk Memulai Investasi pada 2022

28 December 2021   |   14:33 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Momentum tahun baru menjadi waktu yang tepat untuk membuat evaluasi dan menyusun rencana untuk setahun ke depan. Salah satu yang tak boleh dilewatkan  adalah mengevaluasi dan menyusun kembali rencana keuangan dan investasi untuk menciptakan kondisi finansial pada 2022 menjadi lebih baik.

Pandemi Covid-19 yang belum usai membuat perencanaan keuangan pada 2022 masih cukup menantang. Namun secara teknis perencanaan finansial tentunya tak begitu sulit lantaran apa yang terjadi sepanjang 2021 bisa dijadikan sebagai pembelajaran.
 

1. Mengetahui tujuan investasi dan profil risiko.

Berbicara perencanaan keuangan tak bisa dipisahkan dari investasi. Menurut perencana keuangan tersertifikasi (Certified Financial Planner/CFP®) sekaligus pendiri konsultan keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, ada baiknya kalian kenali dulu tujuan dari investasi dan mengenali profil risiko.

Profil risiko adalah ukuran seberapa besar seseorang dapat menoleransi suatu risiko investasi. Tentu saja, risiko yang tinggi berbanding lurus dengan potensi imbal hasil yang akan diperoleh.

"Selain profil risiko konservatif, moderat, atau agresif tujuan dari investasi itu juga harus diketahui sebelum menentukan instrumen portofolionya. Apakah hanya untuk mencari keuntungan atau imbal hasil? Apakah Ada tujuan lainnya seperti biaya pendidikan anak di masa depan? Ketahui itu," katanya kepada Hypeabis belum lama ini.
 

2. Jangan terpaku pada satu instrumen.

Kemudian untuk instrumen investasi yang dipilih, Mike menyebut juga perlu mempertimbangkan segala kemungkinan, terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Dia menyarankan agar Anda tidak fokus di satu instrumen investasi untuk meminimalisasi kerugian apabila terjadi gejolak perekonomian, baik di dalam maupun luar negeri.

"Apabila kasus Covid-19 kembali meningkat pada 2022 tentunya akan berpengaruh pada investasi yang berbasis pertumbuhan seperti saham, reksadana saham. Ini perlu dipertimbangkan juga. Oleh karena itu, investasi yang sifatnya fixed income masih akan menjadi pilihan atau favorit pada 2022," katanya.
 

3. Menentukan target imbal hasil.

Lebih lanjut, untuk menyusun berbagai instrumen investasi menurut Mike hal yang pertama dilakukan adalah menentukan target imbal hasil. Target ini menjadi penting agar investasi yang dilakukan terarah, tidak asal pilih demi mengejar keuntungan sebesar-besarnya.

"Ditentukan targetnya berapa, misalnya 20 persen setahun yang sudah masuk profil risiko agresif. Setelah menentukan target baru dialokasikan ke instrumen investasinya apa saja yang kemudian ketika diakumulasi potensinya bisa mencapai angka itu," tuturnya.

Mengingat kondisi yang belum sepenuhnya normal, Mike menyebut tak ada salahnya kalian mempertimbangkan emas untuk dimasukkan dalam portofolio investasi. Mengingat instrumen investasi yang satu ini cenderung stabil dan kerap dijadikan sarana untuk menjaga nilai aset.
 

4. Mengetahui waktu yang tepat.

Walaupun demikian, untuk menghindari atau meninimalkan kerugian Anda harus tahu kapan waktu yang tepat untuk membelinya. Karena selama ini masih banyak investor yang membeli pada waktu yang kurang tepat atau ketika harga sedang tinggi.

"Karena bagaimanapun juga ada kemungkinan harganya mengalami koreksi atau penurunan. Ketika kondisi pandemi Covid-19 kembali naik tentu saja harga emas akan melejit naik," ungkapnya.
 

5. Memperluas pengetahuan investasi.

Terakhir, terkait dengan literasi keuangan, khususnya pengetahuan soal investasi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia menurut Mike masih jauh dari kata memadai. Masih banyak masyarakat yang menganggap investasi tidak ada bedanya dengan menabung yang tanpa risiko.

Dengan kata lain, masyarakat tidak siap dengan risiko yang mungkin terjadi atau mengabaikannya saat memutuskan untuk terjun berinvestasi. Hal ini yang pada akhirnya membuat mereka yang punya rencana untuk berinvestasi di instrumen tertentu akhirnya ragu-ragu atau malah mengurungkan niatnya.

"Edukasi ini penting dan diperlukan kerjasama dari pihak-pihak terkait. Tidak bisa dilakukan sendirian oleh satu pihak. Penting memberikan pemahaman mengenai risiko dari investasi, tidak hanya keuntungan-keuntungannya," tutupnya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Bermain di Alam Terbuka Punya Banyak Manfaat Loh!

BERIKUTNYA

Pasien Positif Omicron Transmisi Lokal Sempat Menolak Dievakuasi dari Apartemen

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: