Nuansa Kelabu dalam Potret Industri Fesyen Global 2021
27 December 2021 |
19:45 WIB
Nuansa optimisme tampaknya berhasil menggerakkan industri fesyen global untuk kembali bangkit meskipun belum bisa dikatakan sepenuhnya pulih. Dampak pandemi Covid-19 yang masih berlanjut hingga saat ini telah memengaruhi nasib para perancang dan brand fashion di pasar menengah ikut terpuruk sejalan dengan pelemahan ekonomi.
Setelah 2 tahun menghadapi disrupsi, sebuah laporan tahunan yang dirilis The State of Fashion dari Business of Fashion edisi 2022, yang dipublikasi dalam kemitraan dengan McKinsey & Company, menunjukkan arah menuju perbaikan pada industri tersebut.
Laporan ini menunjukkan bagaimana konsumen di Eropa masih berhati-hati untuk membelanjakan uang mereka sementara di Amerika Serikat terjadi fenomena revenge buying, yang mendorong percepatan pertumbuhan, menyusul hal serupa yang terjadi di China.
Sebagian besar tren mode sepanjang tahun ini pun dipengaruhi dengan perubahan gaya hidup manusia yang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Namun, ada juga sebagian dari konsumen yang mulai berbelanja pakaian formal untuk ke kantor atau acara resmi.
Secara global, brand dengan spesialisasi produk pakaian olahraga disebut sebagai pemenang di tengah Covid-19 yang melanda karena ada begitu banyak orang yang berkegiatan dari rumah.
Pada saat yang sama, permintaan untuk produk mewah tidak menunjukkan tanda-tanda pelemahan setelah LVMH dan Hermes melaporkan angka penjualan yang tetap kuat pada paruh kedua 2021.
Digitalisasi juga jadi tema besar untuk industri mode global di mana brand menggerakkan model bisnis online yang lebih agresif dan berlomba untuk mendapatkan engagement dengan konsumennya.
Prada menyelenggarakan peragaan busana simultan di Milan dan Shanghai dalam waktu bersamaan, di mana para model di kedua lokasi muncul pada waktu yang sama dengan outfit yang sama.
Di Paris, Olivier Rousteing merayakan tahun kesepuluhnya di Balmain dengan koleksi pakaian body-com yang meriah dan disaksikan oleh 6.000 audiens yang hadir.
Memasuki April, desainer Alber Elbaz meninggal pada usia 59 tahun karena Covid-19, hanya beberapa bulan setelah meluncurkan proyek AZ Factory terbarunya.
Sebagai bentuk penghormatan, 45 desainer papan atas berkontribusi pada pertunjukan khusus yang didedikasikan untuk Elbaz sebagai penutup Paris Fashion Week.
Kemudian pada November, pendiri brand Off-White dan Direktur Kreatif Menswear Louis Vuitton, Virgil Abloh, meninggal pada usia 41 tahun setelah bertarung melawan kanker.
Sebuah peragaan busana untuk koleksi Menswear Louis Vuitton, yang dia kerjakan hingga akhir hayatnya, berlangsung dua hari kemudian di Miami.
Abloh dianggap sebagai pelopor perubahan dan inklusivitas untuk industri mode.
Editor: Fajar Sidik
Setelah 2 tahun menghadapi disrupsi, sebuah laporan tahunan yang dirilis The State of Fashion dari Business of Fashion edisi 2022, yang dipublikasi dalam kemitraan dengan McKinsey & Company, menunjukkan arah menuju perbaikan pada industri tersebut.
Laporan ini menunjukkan bagaimana konsumen di Eropa masih berhati-hati untuk membelanjakan uang mereka sementara di Amerika Serikat terjadi fenomena revenge buying, yang mendorong percepatan pertumbuhan, menyusul hal serupa yang terjadi di China.
Sebagian besar tren mode sepanjang tahun ini pun dipengaruhi dengan perubahan gaya hidup manusia yang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Namun, ada juga sebagian dari konsumen yang mulai berbelanja pakaian formal untuk ke kantor atau acara resmi.
Secara global, brand dengan spesialisasi produk pakaian olahraga disebut sebagai pemenang di tengah Covid-19 yang melanda karena ada begitu banyak orang yang berkegiatan dari rumah.
Pada saat yang sama, permintaan untuk produk mewah tidak menunjukkan tanda-tanda pelemahan setelah LVMH dan Hermes melaporkan angka penjualan yang tetap kuat pada paruh kedua 2021.
Digitalisasi juga jadi tema besar untuk industri mode global di mana brand menggerakkan model bisnis online yang lebih agresif dan berlomba untuk mendapatkan engagement dengan konsumennya.
Saatnya Kembali ke Runway
Sejak September, kegiatan di runway kembali sibuk dengan dimulainya pekan mode untuk koleksi spring/summer, meskipun dengan jumlah penonton yang lebih kecil dan sebagian besar acara dilakukan di tempat terbuka.Prada menyelenggarakan peragaan busana simultan di Milan dan Shanghai dalam waktu bersamaan, di mana para model di kedua lokasi muncul pada waktu yang sama dengan outfit yang sama.
Di Paris, Olivier Rousteing merayakan tahun kesepuluhnya di Balmain dengan koleksi pakaian body-com yang meriah dan disaksikan oleh 6.000 audiens yang hadir.
Kehilangan yang Menyakitkan
Upaya industri mode untuk bangkit kembali, diselingi dengan kabar duka dari dua ikon legendaris.Memasuki April, desainer Alber Elbaz meninggal pada usia 59 tahun karena Covid-19, hanya beberapa bulan setelah meluncurkan proyek AZ Factory terbarunya.
Sebagai bentuk penghormatan, 45 desainer papan atas berkontribusi pada pertunjukan khusus yang didedikasikan untuk Elbaz sebagai penutup Paris Fashion Week.
Kemudian pada November, pendiri brand Off-White dan Direktur Kreatif Menswear Louis Vuitton, Virgil Abloh, meninggal pada usia 41 tahun setelah bertarung melawan kanker.
Sebuah peragaan busana untuk koleksi Menswear Louis Vuitton, yang dia kerjakan hingga akhir hayatnya, berlangsung dua hari kemudian di Miami.
Abloh dianggap sebagai pelopor perubahan dan inklusivitas untuk industri mode.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.