Ilmuwan Inggris Sebut Gejala Omicron Sebatas Pilek
20 December 2021 |
11:02 WIB
Desyinta Nuraini
Jurnalis Hypeabis.id
Menyebarnya Covid-19 varian Omicron di Inggris membuat para ilmuwan di sana mendapatkan gambaran yang jauh lebih baik tentang gejala virus tersebut. Menurut data aplikasi Covid ZOE yang dikembangkan oleh King's College London, gejalanya semakin ringan dan tingkat keparahannya hampir mirip dengan flu biasa.
Epidemiolog Genetik di King's College London Tim Spector mengatakan mayoritas orang atau lebih dari 50 persen orang yang dites positif PCR sebenarnya memiliki gejala seperti pilek dan tidak memiliki gejala klasik Covid-19. “Tiga serangkai gejala Covid yakni demam, kehilangan penciuman dan rasa, serta batuk terus-menerus,” ujarnya seperti dikutip dari Express UK, Minggu (19/12/021).
Sementara itu, para ahli menilai durasi penyakit yang disebabkan oleh Omicron turut berkurang. Kendati demikian, mereka mengingatkan bahwa belum ada data spesifik yang masuk.
Tim di balik aplikasi Covid ZOE sejauh ini hanya memeriksa data dari sekitar 1.000 kasus Omicron. Selanjutnya, tim belum mengumpulkan apa yang pasien rasakan sebagai data akurat tentang gejala Omicron.
Namun yang pasti, varian Omicron jauh lebih menular daripada Delta dan vaksin kurang efektif untuk melawannya. Salah satu dampak yang hampir pasti adalah, varian ini menyebabkan sejumlah negara melakukan pembatasan sosial.
Di sisi lain, Indonesia juga mencatatkan ada 3 kasus konfirmasi positif varian Omicron. Pemerintah langsung mengambil kebijakan mengisolasi Wisma Atlet Kemayoran Jakarta karena kasus pertama ditemukan di sana.
Hari ini, Kementerian Kesehatan mengungkap bahwa kasus pertama bukan berasal dari N, petugas pembersih di Wisma Atlet, melainkan WNI yang pulang dari Nigeria beberapa waktu lalu.
Editor: Dika Irawan
Epidemiolog Genetik di King's College London Tim Spector mengatakan mayoritas orang atau lebih dari 50 persen orang yang dites positif PCR sebenarnya memiliki gejala seperti pilek dan tidak memiliki gejala klasik Covid-19. “Tiga serangkai gejala Covid yakni demam, kehilangan penciuman dan rasa, serta batuk terus-menerus,” ujarnya seperti dikutip dari Express UK, Minggu (19/12/021).
Sementara itu, para ahli menilai durasi penyakit yang disebabkan oleh Omicron turut berkurang. Kendati demikian, mereka mengingatkan bahwa belum ada data spesifik yang masuk.
Tim di balik aplikasi Covid ZOE sejauh ini hanya memeriksa data dari sekitar 1.000 kasus Omicron. Selanjutnya, tim belum mengumpulkan apa yang pasien rasakan sebagai data akurat tentang gejala Omicron.
Namun yang pasti, varian Omicron jauh lebih menular daripada Delta dan vaksin kurang efektif untuk melawannya. Salah satu dampak yang hampir pasti adalah, varian ini menyebabkan sejumlah negara melakukan pembatasan sosial.
Di sisi lain, Indonesia juga mencatatkan ada 3 kasus konfirmasi positif varian Omicron. Pemerintah langsung mengambil kebijakan mengisolasi Wisma Atlet Kemayoran Jakarta karena kasus pertama ditemukan di sana.
Hari ini, Kementerian Kesehatan mengungkap bahwa kasus pertama bukan berasal dari N, petugas pembersih di Wisma Atlet, melainkan WNI yang pulang dari Nigeria beberapa waktu lalu.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.