3 Hal Ini Bikin Kamu Lebih Pede saat Public Speaking
19 December 2021 |
05:44 WIB
Berbicara di depan umum mungkin jadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang, tapi tidak kalau kamu paham kuncinya. "Mengapa mereka harus mendengarkan saya?" Ini adalah pertanyaan kunci yang harus ditanyakan oleh setiap pembicara kepada diri mereka sendiri sebelum menyampaikan pidato.
Ada setidaknya tiga hal yang perlu kita perhatikan sebelum naik ke atas podium.
Menurut Ian Hawkings, penulis buku Insider Secrets of Public Speaking, semua pidato yang baik memiliki tiga prinsip emas yang sama, dan ketika kamu memiliki kendali atas ketiganya, kamu akan lebih mudah menyampaikan sesuatu kepada audiens dan memahami kenapa mereka harus mendengarkan kalian.
Ada setidaknya tiga hal yang perlu kita perhatikan sebelum naik ke atas podium.
Menurut Ian Hawkings, penulis buku Insider Secrets of Public Speaking, semua pidato yang baik memiliki tiga prinsip emas yang sama, dan ketika kamu memiliki kendali atas ketiganya, kamu akan lebih mudah menyampaikan sesuatu kepada audiens dan memahami kenapa mereka harus mendengarkan kalian.
1. Keaslian
Audiens sangat pandai melacak hal palsu. Jika kamu berpikir tentang pembicara publik yang hebat, mereka selalu punya pesan yang unik. Pidato yang hebat tidak terjadi begitu saja dan kebanyakan memiliki ikatan khusus terhadap pembicaranya.
Jika kalian menyampaikan pidato yang tidak datang dari hati, kamu setidaknya harus melihat bagaimana membuat hal yang ingin disampaikan menjadi unik dan hanya kalian yang bisa menyampaikannya.
Keaslian sangat penting dan itu sebabnya kita merasa lebih terkoneksi dengan pembicara yang mengekspresikan emosi tulus mereka daripada pembicara yang hanya jago bicara.
Jika kalian menyampaikan pidato yang tidak datang dari hati, kamu setidaknya harus melihat bagaimana membuat hal yang ingin disampaikan menjadi unik dan hanya kalian yang bisa menyampaikannya.
Keaslian sangat penting dan itu sebabnya kita merasa lebih terkoneksi dengan pembicara yang mengekspresikan emosi tulus mereka daripada pembicara yang hanya jago bicara.
2. Penonton
Banyak pembicara takut akan penolakan dari audiens, meskipun kebanyakan dari mereka akan berada di pihak pembicara. Jika audiens menentang pembicara, biasanya ada alasan yang bagus dan pembicara yang baik mampu menanganinya.
Tapi sebagai pembicara kita tidak boleh mengabaikan kebutuhan mereka sebagai pendengar. Saat menyusun pidato atau presentasi, hal pertama yang kita pikirkan adalah bagaimana kita bisa 'menjual' pesan yang ingin disampaikan dan bagaimana audiens mau mendengar.
Caranya adalah perlakukan mereka sebagai lawan bicara, bukan sekadar pendengar. Cari tahu siapa mereka dan mengapa mereka ada di sana dan buat isi pesan dari pidato kalian relevan serta berguna bagi mereka.
Prioritaskan kebutuhan audiens dan kalian akan terhindar dari banyak masalah.
Tapi sebagai pembicara kita tidak boleh mengabaikan kebutuhan mereka sebagai pendengar. Saat menyusun pidato atau presentasi, hal pertama yang kita pikirkan adalah bagaimana kita bisa 'menjual' pesan yang ingin disampaikan dan bagaimana audiens mau mendengar.
Caranya adalah perlakukan mereka sebagai lawan bicara, bukan sekadar pendengar. Cari tahu siapa mereka dan mengapa mereka ada di sana dan buat isi pesan dari pidato kalian relevan serta berguna bagi mereka.
Prioritaskan kebutuhan audiens dan kalian akan terhindar dari banyak masalah.
3. Otoritas
Ingat bahwa podium adalah milik kalian. Pembicara boleh saja menjadi lemah tapi mereka memiliki otoritas untuk mengatakan hal yang ingin mereka sampaikan.
Sebagai pembicara kalian dapat mengakui kegagalan dan kesalahan (selama kalian bertanggung jawab dengan apa yang dibicarakan). Audiens senang jika mereka dibimbing, jika pembicara kehilangan otoritas, mereka akan berhenti mendengarkan.
Tidak dapat disangkal bahwa keterampilan berbicara di depan orang lain adalah sikap kepemimpinan, dan mungkin inilah mengapa orang takut akan hal itu.
Editor: Fajar Sidik
Sebagai pembicara kalian dapat mengakui kegagalan dan kesalahan (selama kalian bertanggung jawab dengan apa yang dibicarakan). Audiens senang jika mereka dibimbing, jika pembicara kehilangan otoritas, mereka akan berhenti mendengarkan.
Tidak dapat disangkal bahwa keterampilan berbicara di depan orang lain adalah sikap kepemimpinan, dan mungkin inilah mengapa orang takut akan hal itu.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.