Laura Anna dalam perjuangannya menghadapi cedera tulang belakang (dok. Instagram Edlnlaura)

Waspadai Dampak Cedera Tulang Belakang yang Dialami Selebgram Laura Anna

15 December 2021   |   14:21 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Selebgram Edelenyi Laura Anna dikabarkan meninggal dunia hari ini, Rabu (15/12/2021). Dia diketahui mengalami kelumpuhan akibat cedera tulang belakang yang diduga menjadi penyebab kematiannya pada usia yang relatif masih sangat muda.

Memang, cedera tulang belakang tidak bisa dipandang remeh. Menurut dokter Meva Nareza, syaraf tulang belakang merupakan terusan dari otak yang membentang dari leher hingga ke tulang ekor. Saraf ini berperan penting dalam proses pengiriman sinyal dari otak ke seluruh tubuh dan sebaliknya.

"Jika saraf ini rusak, akan terjadi gangguan pada beberapa fungsi tubuh, seperti hilangnya kemampuan untuk bergerak atau merasakan sesuatu," katanya dikutip dari Alodokter.

Sementara itu, mengutip Mayo Clinic, cedera tulang belakang dapat menyebabkan kehilangan gerakan, kehilangan atau perubahan sensasi, termasuk kemampuan untuk merasakan panas, dingin, dan sentuhan.

Kemudian kehilangan kontrol usus atau kandung kemih, aktivitas refleks yang berlebihan atau kejang, perubahan fungsi seksual, sensitivitas seksual dan kesuburan.

Penderitanya juga bisa mengalami rasa sakit atau sensasi menyengat yang disebabkan oleh kerusakan pada serabut saraf di sumsum tulang belakang, hingga kesulitan bernapas, batuk atau mengeluarkan lendir dari paru-paru. 

Adapun cedera tulang belakang akibat kecelakaan biasanya ditandai dengan nyeri punggung yang ekstrem atau tekanan di leher, kepala, hingga punggung. Kelemahan, inkoordinasi, atau kelumpuhan di bagian tubuh. Mati rasa, kesemutan atau hilangnya sensasi di tangan, jari tangan, kaki atau jari kaki. 

Lalu, kesulitan menjaga keseimbangan dan berjalan, angguan pernapasan setelah cedera, serta leher atau punggung yang posisinya aneh atau bengkok.

Dari beragam dampak dari cedera tulang belakang ini, tentu penderitanya bisa mengalami penurunan kualitas hidup.

Oleh karena itu, siapapun yang memiliki trauma signifikan pada kepala atau leher memerlukan evaluasi medis segera. Waktu antara cedera dan pengobatan dapat menjadi penting dalam menentukan tingkat keparahan komplikasi dan kemungkinan tingkat pemulihan.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

NCT Minta Maaf atas Reaksi Spontan terkait Gempa Pulau Jeju saat Live Youtube

BERIKUTNYA

3 Akun Instagram Karakter dalam Film Yuni Jadi Perhatian Warganet, Ada Suci Cute!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: