Ilustrasi Harley Davidson (dok: Unsplash/Almani)

Bos JNE Anggap Touring Harley Davidson Lebih dari Sekadar Hobi

15 December 2021   |   12:40 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Sosok Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), Mohammad Feriadi, ternyata gemar bekendara jarak jauh (touring). Dia mengaku sudah menjelajahi seluruh Jawa dan sebagian besar Sumatra dengan Harley Davidson. Bahkan, dia juga pernah berkendara dengan moge asal Amerika Serikat (AS) itu ke luar negeri.

"Jawa dan Bali sudah, sebagian Sumatra sudah sampai Medan. Ke Singapura, Malaysia, dan Thailand sudah juga. Saya pernah juga dengan Harley [Davidson] ini ke Amerika [Serikat]," katanya kepada Hypeabis.id baru-baru ini.

Jenis Harley Davidson yang digunakan oleh Feriadi adalah Road Glide Ultra. Walaupun ukurannya terbilang besar, moge berkapasitas mesin 1.868 cc itu dapat digeber sampai dengan kecepatan 200 km/jam.

Road Glide Ultra menjadi satu-satunya Harley Davidson yang dimiliki oleh Feriadi. Sebab, pada dasarnya dia bukan kolektor moge buatan AS itu seperti beberapa teman-temannya yang tergabung dalam Harley Davidson Club Indonesia (HDCI).

"Karena hobi saya memang touring, sudah sejak lama. Kalau Harley [Davidson] saya sudah main sejak 2007. Sekarang saya juga suka touring pakai motor matic juga, Yamaha X-Max. Kalau hobi otomotifnya sih sudah dari saya SMP ya," ungkapnya.

Bagi Feriadi yang notabene adalah seorang pengusaha,  touring dengan Harley Davidson tak bisa dianggap sebagai hobi semata. Itu adalah sarana bagi dirinya untuk berkenalan dengan banyak orang, termasuk di antaranya adalah para pengambil kebijakan.

(Baca juga: Mau Touring? Pahami Dulu 10 Kode Tangan Berikut Ini)
 

a

Mohammad Feriadi dan Harley Davidson-nya (dok: Pribadi) 


Lewat hobinya itu, dia bisa memperkenalkan bagaimana usaha miliknya ke banyak orang. Dengan kata lain, perkembangan JNE yang begitu pesat sedikit banyak dipengaruhi oleh laju Harley Davidson milik Feriadi.

"Saya juga jadi punya banyak teman di mana-mana dari bermacam latar belakang. Makin sering touring ke luar kota, teman-teman juga makin banyak," tuturnya.

Kegiatan touring-nya, terutama yang menggunakan Harley Davidson, juga menjadi kesempatan bagi dirinya untuk melihat alam dari sisi berbeda. Selain itu, kegiatan tersebut juga kerap dia gunakan sebagai ajang berbagi kepada sesama.

Sebagai catatan, Feriadi saat menjabat sebagai Pengurus Cabang (Pengcab) HDCI Jakarta Pusat menginisiasi aktivitas berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Di tengah perjalanan, sebisa mungkin dirinya dan rekan-rekan mampir ke tempat ibadah, panti asuhan, atau siapapun yang membutuhkan dan memberikan bantuan.

"Saya sadar hobi ini berisiko, belum tentu kita pulang atau sampai ke tujuan dengan selamat. Nah, jika terjadi sesuatu setidaknya saya sudah memberikan manfaat ke orang lain atau berbuat kebaikan," ujarnya.

Bicara soal kemungkinan buruk yang dapat terjadi selama perjalanan, menurut Feriadi, semuanya dapat diminimalisasi dan diantisipasi dengan persiapan yang baik. Namun, yang paling penting adalah memastikan kendaraan dalam kondisi baik.

Selain itu, yang tak kalah penting adalah saat menentukan pemimpin perjalanan (road captain). Touring apapun, khususnya dengan jumlah peserta cukup banyak tanpa adanya road captain yang mumpuni sangat berisiko.

"Road captain ini harus betul-betul yang jam terbang tinggi menguasai lintasan. Dia yang paling depan ambil keputusan. Apalagi jalanan di sini kan tidak begitu mendukung, ada yang kurang baik, road captain jadi sangat krusial," katanya.

Mengingat kondisi jalanan di Tanah Air yang tak sepenuhnya mendukung sepeda motor berkapasitas mesin besar, Feriadi menyebut dirinya dan rekan-rekan sebisa mungkin melakukan survei dengan kendaraan roda empat sebelum aktivitas touring dilakukan.

Selama 14 tahun akrab dengan touring sepeda motor, khususnya Harley Davidson, Feriadi mengaku tak pernah mengalami insiden serius, termasuk kerusakan mesin tiba-tiba.

"Paling-paling standar pernya tiba-tiba kendor dan turun, mesin Alhamdulillah belum pernah karena saya sendiri perawatan [kendaraan] jalan terus enggak kelewat. Karena enggak mau repot di jalan juga asal dipakai saja," paparnya.

Terakhir, Feriadi berpesan kepada siapapun yang gemar touring, khususnya touring sepeda motor untuk tidak memaksakan diri untuk terus berjalan tanpa istirahat memadai. Selain itu, dia juga berpesan agar semuanya menghormati pengguna jalan lain dan tidak perlu kebut-kebutan.

"Jangan memaksakan diri, kami usahakan setiap 2-3 jam istirahat. Malam pun kami tidak jalan, terlalu berisiko apalagi di jalanan yang kita tidak kenal betul kondisinya. Jangan ngebut-ngebut juga, ngebut malah rugi enggak bisa nikmati pemandangan," katanya.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Pengembang Permainan Fable Garap Proyek Game Blockchain Baru 

BERIKUTNYA

Pembayaran Digital Makin Banyak Dipilih, Begini Trennya Sepanjang 2021

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: