Kelompok Usia Ini Rentan Terinfeksi Omicron
06 December 2021 |
09:19 WIB
Varian Omicron terus menyebar ke sejumlah negara dan menginfeksi ratusan orang. Dari hasil penelitian, ternyata usia memengaruhi keparahan gejala jika terinfeksi virus corona varian baru ini sehingga harus lebih diwaspadai.
Dalam laporan terbaru, Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Angelique Coetzee, mengatakan bahwa sebagian besar pasien yang terinfeksi varian Omicron berusia 40 tahun ke bawah. Untuk gejalanya sejauh ini tercatat ringan.
“Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan selama satu atau dua hari. Kemudian sakit kepala, nyeri tubuh, dan tanda-tanda berkaitan dengan infeksi virus normal,” katanya dilansir dari Express, Senin (6/12/2021).
Sementara itu, Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan mencatat peningkatan angka rawat inap di antara bayi berusia di bawah dua tahun.
Sebuah rumah sakit di Tshwane, di Provinsi Gauteng Afrika Selatan, menerima 52 pasien bayi antara 14-28 November. Sejauh ini, dokter belum mengidentifikasi apakah infeksi para bayi ini didominasi Omicron atau tidak.
Coetzee mengatakan pihaknya maish ragu apakah para bayi tersebut terinfeksi Omicron atau penyakit flu yang juga meningkat di Tshwane. Terlepas dari itu, jumlah anak dengan penyakit parah masih lebih rendah dari lansia berusia di atas 60-an.
Di sisi lain, para ilmuwan memperingatkan bahwa Omicron bisa menjadi strain yang dominan. Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) Dr Rochelle Walensky, mengatakan ada kemungkinan varian ini bisa mengalahkan Delta. Data awal menunjukkan itu Omicron lebih menular daripada Delta.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) sependapat dengan pernyataan Walensky. Mereka menyebut Omicron dapat menyebabkan lebih dari setengah dari semua kasus infeksi SARS-CoV-2 di Eropa dan wilayah ekonomi Eropa dalam beberapa bulan ke depan.
Adapun Uni Eropa telah melaporkan 352 kasus Omicron sejauh ini, dan 20 lainnya dinyatakan positif di AS.
Editor: Fajar Sidik
Dalam laporan terbaru, Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Angelique Coetzee, mengatakan bahwa sebagian besar pasien yang terinfeksi varian Omicron berusia 40 tahun ke bawah. Untuk gejalanya sejauh ini tercatat ringan.
“Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan selama satu atau dua hari. Kemudian sakit kepala, nyeri tubuh, dan tanda-tanda berkaitan dengan infeksi virus normal,” katanya dilansir dari Express, Senin (6/12/2021).
Sementara itu, Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan mencatat peningkatan angka rawat inap di antara bayi berusia di bawah dua tahun.
Sebuah rumah sakit di Tshwane, di Provinsi Gauteng Afrika Selatan, menerima 52 pasien bayi antara 14-28 November. Sejauh ini, dokter belum mengidentifikasi apakah infeksi para bayi ini didominasi Omicron atau tidak.
Coetzee mengatakan pihaknya maish ragu apakah para bayi tersebut terinfeksi Omicron atau penyakit flu yang juga meningkat di Tshwane. Terlepas dari itu, jumlah anak dengan penyakit parah masih lebih rendah dari lansia berusia di atas 60-an.
Di sisi lain, para ilmuwan memperingatkan bahwa Omicron bisa menjadi strain yang dominan. Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) Dr Rochelle Walensky, mengatakan ada kemungkinan varian ini bisa mengalahkan Delta. Data awal menunjukkan itu Omicron lebih menular daripada Delta.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) sependapat dengan pernyataan Walensky. Mereka menyebut Omicron dapat menyebabkan lebih dari setengah dari semua kasus infeksi SARS-CoV-2 di Eropa dan wilayah ekonomi Eropa dalam beberapa bulan ke depan.
Adapun Uni Eropa telah melaporkan 352 kasus Omicron sejauh ini, dan 20 lainnya dinyatakan positif di AS.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.