Madani International Film Festival 2021. (Dok. hypeabis/NAN)

Belajar dari Humor & Sufisme di Madani International Film Festival

06 December 2021   |   14:24 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Penyelenggaraan Madani International Film Festival 2021 akhirnya rampung dilaksanakan, Sabtu (4/12). Festival hari ini ditutup dengan  penayangan film spektakuler dari sutradara Nabil Ayouch, Casablanca Beats, di Epicentrum XXI Jakarta.

Hadir pada acara penutupan, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengutarakan bahwa tema Light: Sufism dan Humor yang diangkat untuk festival tahun ini sangat relevan dengan berbagai kejadian sehari-hari di sekitar kita.

"Bagi saya ini bukan festival film biasa, ada banyak isu yang diangkat dan relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini. Tema yang dipilih juga luar biasa," ujarnya 

Dia juga mengharapkan dengan kembali meningkatnya animo penonton untuk kembali ke bioskop ke depannya ada lebih banyak festival film luar biasa yang diadakan di Indonesia, seperti masa sebelum pandemi dulu.

"Sufisme dan humor adalah dua hal yang begitu melekat dan pada akhirnya Light yang dapat diartikan sebagai kejenakaan atau ringan dapat menjadi cahaya itu sendiri," ungkap Inaya Wahid, Board Madani International Film Festival

Tema sufisme dan humor, dua istilah yang memberi ruang besar kegembiraan berekspresi serta renungan atas perjalanan religiusitas.

Adapun film-film yang ditayangkan pada festival ini menampilkan karya dari Indonesia maupun luar negeri yang menggambarkan keberagaman umat Muslim di dunia.

"Celebrating muslim diversity menjadi tagline yang selalu diangkat di tiap tahun penyelenggaraan Madani Film Festival. Dari film-film tersebut, kita ingin belajar dan menikmati kebudayaan umat muslim dunia yang beragam,” ujar Sugar Nadia, Direktur Festival, Madani International Film Festival, beberapa waktu lalu.

Namun demikian, sekalipun mengangkat film-film yang bertemakan umat muslim, Madani Film Festival tak ingin dipandang sebagai festival film yang dikhususkan untuk muslim.

Sebaliknya, melalui rangkaian film dan diskusi, Madani Film Festival ingin menembus batas-batas perbedaan yang ada.

Penyelenggaraan Madani tahun ini menayangkan 13 film dengan 7 tema diskusi yang berbeda menghadirkan narasumber Internasional Hassan Abdul Muthalib (Malaysia), Amir Masoud Soheili (Iran), dan Dag Yngvesson (Malaysia) beserta segenap nama-nama narasumber tanah air yang ahli dan berpengalaman di bidangnya.

Film yang didaulat sebagai film pembuka adalah film berjudul Pesantren (2019) karya Shalahuddin Siregar. Film tersebut sebelumnya telah tayang perdana di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) pada tahun 2019, dinilai penyelenggara, film ini mampu mewakili tema festival, karena dapat mengenalkan sisi yang cahaya dan jenaka dalam kehidupan pesantren.

Sementara itu, film penutup yang berlatar Casablanca, Maroko, berjudul Casablanca Beats, film yang bertemakan musik rap ini, merupakan film yang menjadi nominasi kompetisi utama Cannes Film Festival 2021.

Editor Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Demi Lovato Klaim Stop California Sober, Apa Itu?

BERIKUTNYA

Ketahui Gejala dan Risiko Kanker Hati

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: