Ilustrasi (dok. Freepik)

Kenali Gejala Kanker Paru Jenis Ini

26 November 2021   |   22:44 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kanker paru sel bukan kecil (non small cell lung cancer atau NSCLC) mendominasi angka kejadian kanker paru di Indonesia. Sayangnya, banyak penderitanya yang datang berobat ketika sudah mencapai stadium lanjut. Oleh karena itu, penting untuk kita mengenalinya sebagai bentuk mitigasi. 

Spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi onkologi medik, Dr. Ralph Girson Ginarsa menjelaskan bahwa terdapat beberapa subtipe NSCLC, yaitu adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, dan sel besar karsinoma. 

Adenokarsinoma berawal dari sel-sel yang biasanya mengeluarkan zat seperti lendir dan ditemukan pada orang yang merokok atau yang dahulu perokok. Kendati demikian, kanker ini juga ditemukan pada orang yang tidak merokok, umumnya ditemukan pada perempuan, dan cenderung pada orang yang lebih muda dibandingkan jenis kanker paru lainnya. 

“Jenis ini ditemukan di bagian luar paru dan kemungkinannya ditemukan sebelum menyebar,” ujarnya dalam diskusi virtual Jumat (26/11/2021). 
 
Subtipe berikutnya adalah karsinoma sel skuamosa tau sel datar di dalam saluran udara paru. Penderita subtipe ini sangat erat kaitannya dengan kebiasaan merokok, dan cenderung ditemukan di bagian tengah paru di dekat saluran bronkus. 

Untuk sel besar karsinoma, Ralph menyebut kanker ini dapat ditemukan di bagian manapun pada paru dan cenderung tumbuh dan berkembang dengan cepat sehingga lebih sulit untuk diobati. Katanya ada satu subtipe sel besar karsinoma yang dikenal dengan sel besar karsinoma neuroendokrin. Kanker ini tumbuh pesat dan serupa dengan kanker paru sel kecil.
 
Sementara itu, Ralph menjelaskan pada kanker paru NSCLC terdapat reseptor faktor pertumbuhan epidermal (EGFR), protein pada sel yang membantu pertumbuhannya. 

“Sebuah mutasi pada gen EGFR akan menyebabkannya tumbuh berlebihan sehingga menyebabkan kanker. Jika EGFR negatif, artinya sel tumor pada kanker paru tidak memiliki mutasi EGFR,” tuturnya.
 
Adapun yang menjadi perhatian, gejala kanker paru seringkali tidak nampak pada stadium awal. Gejalanya serupa dengan penyakit umum lainnya seperti TBC atau sebagai dampak dari kebiasaan merokok jangka panjang. 

Nah, yang perlu diwaspadai adalah ketika kamu merasa letih, lesu, dengan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Selain itu, kondisi batuk yang semakin parah, dahak berdarah, suara serak, nafas pendek, dengan infeksi paru yang berulang disertaki demam, nyeri pada area dada, dan nafsu makan hilang.
 
Sebagi bentuk pencegahan, kita harus menghindari faktor risiko kanker paru. Paling utama adalah merokok, apalagi dalam jangka waktu lama. Perokok pasif juga masuk ke dalam kelompok berisiko.

Ralph menerangkan paparan karsinogen atau zat kimia seperti radon, asbestos, residu gas batu bara, dan arsenik, juga merupakan faktor risiko kanker paru. Selain itu, kanker paru juga lebih banyak ditemukan pada mereka yang diatas usia 40 tahun. “Faktor keturunan juga merupakan faktor risiko,” tambahnya. 
 
Dia menyarankan untuk usia 55 tahun yang sering terpapar dengan faktor risiko tersebut, sebaiknya melakukan deteksi dini dengan skrining tahunan melalui tes pencitraan. 

“Jika diduga terdapat kanker paru, akan dilakukan scan CT, PET atau MRI, kemudian pengujian lendir, dan pengujian yang lebih lanjut lainnya,” jelas Ralph.

Editor Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Garuda Indonesia Buka Konektivitas Penerbangan dengan Singapore Airlines

BERIKUTNYA

Peringatan Bagi Perokok, Begini Tata Laksana Kanker Paru Non Sel Kecil NSCLC

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: