Waspadai 7 Risiko Kanker Paru yang Dialami Legenda Bulu Tangkis Verawati Fajrin
20 September 2021 |
18:56 WIB
Legenda bulu tangkis Indonesia era 1980-an, Verawati Wiharjo tengah terbaring lemah di rumah sakit. Kondisi wanita yang lebih dikenal dengan nama Verawaty Fajrin itu memburuk akibat kanker paru yang menimpanya. Rosiana Tendean, rekan sesama atlet bulu tangkis pada era tersebut mengatakan Vera sempat menjalani kemoterapi di rumah sakit persahabatan.
Namun karena kondisi yang tidak membaik, akhirnya atlet Kejuaraan Dunia 1980 itu dipindahkan ke rumah sakit kanker Dharmais setelah mendapat bantuan Kemenpora dan Kemenkes.
“Juara dunia bulutangkis tunggal putri 1980 ini hanya pemegang kartu BPJS kelas 2,” ungkap Rossie dikutip dari akun Instagram pribadinya, Senin (20/9/2021).
Dia menuturkan kondisi Vera sempat membaik dan dibawa pulang ke rumah. “Tapi beberapa hari lalu kondisinya kembali memburuk. Vera dilarikan kembali ke rumah sakit Dharmais,” tuturnya.
Sayangnya, dalam kondisi mengkhawatirkan, peraih penghargaan Haornas 2021 ini harus menunggu di ruang transit karena unit rawat inap/high care unit (HCU) yang penuh.
Postingan Rossie ini pun langsung direspon pemerintah. “Hari ini mantan juara dunia tunggal putri bulutangkis tahun 1980 itu sudah dirawat di ruang VIP RS Dharmais. Semoga kondisi kesehatannya bisa membaik,” sebut Rossie.
Namun, tahu kah kamu kanker paru menempati urutan pertama jenis kanker yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia. Angka kematiannya pun berada di posisi teratas.
Menurut Global Cancer Statistic (Globocan) 2020, angka kejadian kanker paru di Indonesia meningkat dari sebelumnya 30.023 pada 2018 menjadi 34.783 pada 2020. Sementara angka kematian akibat kanker ini pada 2020 sebesar 30.843 kasus dari sebelumnya 26.069 pada 2018.
Mengutip Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, pada tahap awal, kanker paru-paru tidak menyebabkan gejala apa pun. Gejala hanya akan muncul ketika perkembangan kanker telah mencapai suatu tahap tertentu.
Adapun gejala awal yang timbul pada tahap tersebut yakni batuk berkelanjutan dan bertambah parah, hingga akhirnya mengalami batuk darah. Kemudian, mengalami kelelahan tanpa alasan, mengalami sesak napas dan rasa nyeri di dada, pembengkakan pada muka atau leher,sakit kepala.
Selanjutnya sakit pada tulang, bisa pada bahu, lengan atau tangan. Lalu, Berat tubuh menurun, kehilangan selera makan, suara menjadi serak, kesulitan menelan atau sakit saat menelan sesuatu, serta perubahan pada bentuk jari, yaitu ujung jari menjadi cembung.
Sementara itu, Ciputra Medical Center mencatat ada beberapa risiko seseorang bisa terkena kanker paru, berikut di antaranya :
1. Merokok.
Merokok adalah penyebab nomor satu kanker paru-paru. Risiko seseorang yang merokok terkena kanker paru-paru adalah 13-23 kali lebih besar daripada yang bukan perokok.
Tidak seperti risiko penyakit jantung yang turun secara dramatis ketika seseorang menghentikan kebiasaan merokok, risiko kanker paru-paru tetap ada selama beberapa tahun atau bahkan beberapa dekade setelah seseorang berhenti merokok.
2. Usia.
Usia adalah faktor risiko penting untuk kanker paru-paru, karena penyakit ini menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia. Namun orang dewasa muda dan bahkan anak-anak dapat terkena kanker paru-paru juga.
3. Perokok pasif.
Sejumlah besar penelitian telah menemukan bahwa asap rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru untuk perokok pasif sebesar 20 persen hingga 30 persen. Di sisi lain, sebuah studi kohort prospektif besar terhadap lebih dari 76.000 wanita yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute, mengkonfirmasi hubungan yang kuat antara merokok dan kanker paru-paru, tetapi tidak menemukan hubungan antara penyakit kanker paru dan perokok pasif.
4. Paparan Bahan Kimia
Paparan bahan kimia dan zat seperti formaldehyde dan asbestos, silica, chromium, merupakan faktor risiko kanker paru-paru, terutama jika dikombinasikan dengan merokok.
Kamu dapat terpapar zat-zat ini di dalam rumah, tetapi paparan di tempat kerja terhadap bahan kimia dan zat ini dianggap sebagai penyebab signifikan kanker paru-paru.
Beberapa bahan kimia industri yang terkait dengan kanker paru-paru meliputi asbes, arsen, senyawa kromium, senyawa nikel, PAH (hidrokarbon aromatik polisiklik), vinyl klorida, debu kayu, dan silika kristal (debu silika).
5. Polusi udara.
Polusi udara dalam ruangan dari penggunaan batubara untuk memasak dan memanaskan makanan merupakan faktor risiko kanker paru-paru. Meskipun lebih banyak terjadi di negara-negara berkembang, asap dari kompor kayu dan dari memasak di dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk adalah penyebab penting kanker paru-paru di seluruh dunia.
6. Radiasi Sinar X
Radiasi, radiasi sinar X dan radiasi gamma dalam bentuk radioterapi, radiasi diagnostik, dan radiasi lingkungan, merupakan faktor risiko kanker paru-paru.
Orang yang menjalani terapi radiasi di dada untuk kanker seperti penyakit Hodgkin (sejenis limfoma) atau radiasi post-mastektomi untuk kanker payudara memiliki peningkatan risiko terkena kanker paru-paru. Terapi radiasi setelah lumpektomi untuk kanker payudara tampaknya tidak meningkatkan risiko. Risiko lebih tinggi ketika radiasi diterima pada usia yang lebih muda dan dapat bervariasi tergantung pada dosis radiasi yang diterima.
7. Alkohol.
Dari analisis yang dikumpulkan 7 studi prospektif kanker paru-paru dan 3.137 kasus kanker paru-paru, risiko kanker paru-paru sedikit lebih besar ditunjukkan di antara orang-orang yang mengkonsumsi sedikitnya 30 gram (0,6 ons) per hari alkohol murni.
Editor: Fajar Sidik
Namun karena kondisi yang tidak membaik, akhirnya atlet Kejuaraan Dunia 1980 itu dipindahkan ke rumah sakit kanker Dharmais setelah mendapat bantuan Kemenpora dan Kemenkes.
“Juara dunia bulutangkis tunggal putri 1980 ini hanya pemegang kartu BPJS kelas 2,” ungkap Rossie dikutip dari akun Instagram pribadinya, Senin (20/9/2021).
Dia menuturkan kondisi Vera sempat membaik dan dibawa pulang ke rumah. “Tapi beberapa hari lalu kondisinya kembali memburuk. Vera dilarikan kembali ke rumah sakit Dharmais,” tuturnya.
Sayangnya, dalam kondisi mengkhawatirkan, peraih penghargaan Haornas 2021 ini harus menunggu di ruang transit karena unit rawat inap/high care unit (HCU) yang penuh.
Postingan Rossie ini pun langsung direspon pemerintah. “Hari ini mantan juara dunia tunggal putri bulutangkis tahun 1980 itu sudah dirawat di ruang VIP RS Dharmais. Semoga kondisi kesehatannya bisa membaik,” sebut Rossie.
Namun, tahu kah kamu kanker paru menempati urutan pertama jenis kanker yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia. Angka kematiannya pun berada di posisi teratas.
Menurut Global Cancer Statistic (Globocan) 2020, angka kejadian kanker paru di Indonesia meningkat dari sebelumnya 30.023 pada 2018 menjadi 34.783 pada 2020. Sementara angka kematian akibat kanker ini pada 2020 sebesar 30.843 kasus dari sebelumnya 26.069 pada 2018.
Mengutip Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, pada tahap awal, kanker paru-paru tidak menyebabkan gejala apa pun. Gejala hanya akan muncul ketika perkembangan kanker telah mencapai suatu tahap tertentu.
Adapun gejala awal yang timbul pada tahap tersebut yakni batuk berkelanjutan dan bertambah parah, hingga akhirnya mengalami batuk darah. Kemudian, mengalami kelelahan tanpa alasan, mengalami sesak napas dan rasa nyeri di dada, pembengkakan pada muka atau leher,sakit kepala.
Selanjutnya sakit pada tulang, bisa pada bahu, lengan atau tangan. Lalu, Berat tubuh menurun, kehilangan selera makan, suara menjadi serak, kesulitan menelan atau sakit saat menelan sesuatu, serta perubahan pada bentuk jari, yaitu ujung jari menjadi cembung.
Sementara itu, Ciputra Medical Center mencatat ada beberapa risiko seseorang bisa terkena kanker paru, berikut di antaranya :
1. Merokok.
Merokok adalah penyebab nomor satu kanker paru-paru. Risiko seseorang yang merokok terkena kanker paru-paru adalah 13-23 kali lebih besar daripada yang bukan perokok.
Tidak seperti risiko penyakit jantung yang turun secara dramatis ketika seseorang menghentikan kebiasaan merokok, risiko kanker paru-paru tetap ada selama beberapa tahun atau bahkan beberapa dekade setelah seseorang berhenti merokok.
2. Usia.
Usia adalah faktor risiko penting untuk kanker paru-paru, karena penyakit ini menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia. Namun orang dewasa muda dan bahkan anak-anak dapat terkena kanker paru-paru juga.
3. Perokok pasif.
Sejumlah besar penelitian telah menemukan bahwa asap rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru untuk perokok pasif sebesar 20 persen hingga 30 persen. Di sisi lain, sebuah studi kohort prospektif besar terhadap lebih dari 76.000 wanita yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute, mengkonfirmasi hubungan yang kuat antara merokok dan kanker paru-paru, tetapi tidak menemukan hubungan antara penyakit kanker paru dan perokok pasif.
4. Paparan Bahan Kimia
Paparan bahan kimia dan zat seperti formaldehyde dan asbestos, silica, chromium, merupakan faktor risiko kanker paru-paru, terutama jika dikombinasikan dengan merokok.
Kamu dapat terpapar zat-zat ini di dalam rumah, tetapi paparan di tempat kerja terhadap bahan kimia dan zat ini dianggap sebagai penyebab signifikan kanker paru-paru.
Beberapa bahan kimia industri yang terkait dengan kanker paru-paru meliputi asbes, arsen, senyawa kromium, senyawa nikel, PAH (hidrokarbon aromatik polisiklik), vinyl klorida, debu kayu, dan silika kristal (debu silika).
5. Polusi udara.
Polusi udara dalam ruangan dari penggunaan batubara untuk memasak dan memanaskan makanan merupakan faktor risiko kanker paru-paru. Meskipun lebih banyak terjadi di negara-negara berkembang, asap dari kompor kayu dan dari memasak di dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk adalah penyebab penting kanker paru-paru di seluruh dunia.
6. Radiasi Sinar X
Radiasi, radiasi sinar X dan radiasi gamma dalam bentuk radioterapi, radiasi diagnostik, dan radiasi lingkungan, merupakan faktor risiko kanker paru-paru.
Orang yang menjalani terapi radiasi di dada untuk kanker seperti penyakit Hodgkin (sejenis limfoma) atau radiasi post-mastektomi untuk kanker payudara memiliki peningkatan risiko terkena kanker paru-paru. Terapi radiasi setelah lumpektomi untuk kanker payudara tampaknya tidak meningkatkan risiko. Risiko lebih tinggi ketika radiasi diterima pada usia yang lebih muda dan dapat bervariasi tergantung pada dosis radiasi yang diterima.
7. Alkohol.
Dari analisis yang dikumpulkan 7 studi prospektif kanker paru-paru dan 3.137 kasus kanker paru-paru, risiko kanker paru-paru sedikit lebih besar ditunjukkan di antara orang-orang yang mengkonsumsi sedikitnya 30 gram (0,6 ons) per hari alkohol murni.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.