Ini Tantangan Perempuan Mengaktualisasikan Diri
23 November 2021 |
00:08 WIB
Zaman sudah maju. Kesempatan dan akses untuk perempuan terus diusahakan agar setara dengan laki-laki. Meski demikian, perempuan muda Indonesia masih menghadapi begitu banyak tantangan dari lingkungan eksternal yang menghambat mereka untuk berkembang.
Berdasarkan survei yang dilakukan Sunsilk pada 2021 terhadap perempuan muda di berbagai wilayah Indonesia, 60% responden merasa tantangan terbesar dalam meraih mimpi berasal dari faktor keluarga dan tuntutan masyarakat.
Bahkan, 89% merasa ekspektasi masyarakat terhadap sosok perempuan telah mempengaruhi cara mereka membayangkan masa depan.
Inez Kristanti, M.Psi, Psikolog, mengatakan bahwa keinginan dan motivasi perempuan untuk mengaktualisasikan diri dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satunya dari bagaimana peran seorang perempuan disosialisasikan atau ditanamkan oleh orang-orang sekitarnya.
“Apakah di lingkungan tersebut perempuan diharapkan untuk menjadi seseorang yang berdaya atau tidak. Berbagai stigma terhadap perempuan pun masih ada di tengah masyarakat, sehingga beberapa perempuan bahkan tidak terpikir untuk memiliki mimpi, apalagi mewujudkannya,” ujarnya.
(Baca juga: Survei: Perempuan Indonesia Merasa Cantik saat Bahagia & Berpikir Positif)
Kehadiran sosok role model, baik dari lingkungan terdekat maupun eksternal yang mempunyai similarity—baik latar belakang ataupun permasalahan yang sama—sangat membantu para perempuan untuk tidak merasa sendirian dan termotivasi untuk meraih mimpi.
Selain itu, faktor eksternal lain yang tidak kalah penting adalah tersedianya sumber daya dan akses untuk mengembangkan diri. Faktanya, keterbatasan akses mengakibatkan 28,64% perempuan muda Indonesia tidak bisa bersekolah, bekerja, atau mengikuti pelatihan.
Febriani, mahasiswi Magister Pendidikan Fisika dari FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu sosok perempuan yang berhasil mengaktualisasikan diinya.
Dia mengaku sudah sejak lama tertarik pada Science, Technology, Engineering, and Mathematics sebagai bidang yang bisa dibilang masih didominasi oleh laki-laki.
Untuk itu, dia mengaku harus berjuang ekstra untuk meraih mimpi besarnya yaitu menjadi dosen fisika yang bisa menginspirasi mahasiswa dan lingkungan, serta menghasilkan berbagai produk yang memiliki manfaat luas.
"Dengan begitu banyaknya ilmu dan pengalaman baru yang aku dapatkan melalui kompetisi ini, aku mengajak lebih banyak lagi perempuan muda untuk bergabung dalam kampanye ini agar kita bisa bersama-sama meraih mimpi,” ujarnya.
Editor: Avicenna
Berdasarkan survei yang dilakukan Sunsilk pada 2021 terhadap perempuan muda di berbagai wilayah Indonesia, 60% responden merasa tantangan terbesar dalam meraih mimpi berasal dari faktor keluarga dan tuntutan masyarakat.
Bahkan, 89% merasa ekspektasi masyarakat terhadap sosok perempuan telah mempengaruhi cara mereka membayangkan masa depan.
Inez Kristanti, M.Psi, Psikolog, mengatakan bahwa keinginan dan motivasi perempuan untuk mengaktualisasikan diri dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satunya dari bagaimana peran seorang perempuan disosialisasikan atau ditanamkan oleh orang-orang sekitarnya.
“Apakah di lingkungan tersebut perempuan diharapkan untuk menjadi seseorang yang berdaya atau tidak. Berbagai stigma terhadap perempuan pun masih ada di tengah masyarakat, sehingga beberapa perempuan bahkan tidak terpikir untuk memiliki mimpi, apalagi mewujudkannya,” ujarnya.
(Baca juga: Survei: Perempuan Indonesia Merasa Cantik saat Bahagia & Berpikir Positif)
Kehadiran sosok role model, baik dari lingkungan terdekat maupun eksternal yang mempunyai similarity—baik latar belakang ataupun permasalahan yang sama—sangat membantu para perempuan untuk tidak merasa sendirian dan termotivasi untuk meraih mimpi.
Selain itu, faktor eksternal lain yang tidak kalah penting adalah tersedianya sumber daya dan akses untuk mengembangkan diri. Faktanya, keterbatasan akses mengakibatkan 28,64% perempuan muda Indonesia tidak bisa bersekolah, bekerja, atau mengikuti pelatihan.
Febriani, mahasiswi Magister Pendidikan Fisika dari FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu sosok perempuan yang berhasil mengaktualisasikan diinya.
Dia mengaku sudah sejak lama tertarik pada Science, Technology, Engineering, and Mathematics sebagai bidang yang bisa dibilang masih didominasi oleh laki-laki.
Untuk itu, dia mengaku harus berjuang ekstra untuk meraih mimpi besarnya yaitu menjadi dosen fisika yang bisa menginspirasi mahasiswa dan lingkungan, serta menghasilkan berbagai produk yang memiliki manfaat luas.
"Dengan begitu banyaknya ilmu dan pengalaman baru yang aku dapatkan melalui kompetisi ini, aku mengajak lebih banyak lagi perempuan muda untuk bergabung dalam kampanye ini agar kita bisa bersama-sama meraih mimpi,” ujarnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.