Ahli Virologi Ini Sebut Covid-19 Berasal dari Pedagang di Pasar Wuhan
22 November 2021 |
14:04 WIB
Virolog Michael Worobey mengubah persepsinya tentang asal usul Covid-19. Sebelumnya dia mendesak penelitian tentang teori bahwa virus ini secara tidak sengaja bocor dari Institut Virologi Wuhan, namun belakangan dia menyebut Covid-19 berasal dari Pasar Makanan Laut Huanan, Wuhan.
Dalam laporanya di Jurnal Science, Worobey yang merupakan seorang profesor di Universitas Arizona itu menyebut makin banyak bukti bahwa virus corona berasal dari kelelawar dan menginfeksi manusia melalui mamalia perantara.
Meneliti catatan yang tersedia, dia justru menemukan 10 dari 19 pasien dari kasus paling awal Covid-19, bekerja atau mengunjungi pasar Huanan, di sekitar area tempat anjing dan rakun disembelih.
Penelitiannya menentukan bahwa laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) salah mengidentifikasi seorang akuntan berusia 41 tahun yang tidak berada di dekat pasar sebagai kasus paling awal yang diketahui. Sebaliknya, pasien pertama yang dikonfirmasi adalah penjual makanan laut wanita yang menunjukkan gejala pada 11 Desember 2019.
"Di kota berpenduduk 11 juta orang ini, setengah dari kasus awal terkait dengan tempat sebesar lapangan sepak bola. Menjadi sangat sulit untuk menjelaskan pola itu jika wabah tidak dimulai di pasar, hampir tidak mungkin untuk menjelaskan pola itu jika epidemi tidak dimulai di sana," tutur Worobey dikutip dari Yahoo News, Senin (22/11/2021)
Sementara itu, pejabat di China membantah bahwa pasar Huanan adalah sumber pandemi. Dikatakan bahwa pasar dengan cepat ditutup, hewan-hewan dimusnahkan, dan semuanya dibersihkan serta disanitasi segera setelah wabah ini dimulai.
Walaupun demikian, penyelidikan menunjukkan bahwa jejak virus ditemukan di permukaan pasar, termasuk saluran air, terutama di daerah tempat penjual menjual hewan.
Rekonstruksi Worobey ini didukung para ahli virologi mengingat otoritas China enggan berbagi informasi.
“Dia telah melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk merekonstruksi apa yang dia dapat dari data yang tersedia, dan itu adalah hipotesis yang masuk akal,” kata ahli virus Universitas Columbia W. Ian Lipkin kepada The New York Times.
Kendati demikian, perdebatan tentang asal usul Covid-19 menurutnya akan terus berlanjut dan belum mencapai titik temu. "Tapi saya rasa kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi, karena ini sudah dua tahun lalu dan masih belum jelas,” imbuhnya.
Editor: Fajar Sidik
Dalam laporanya di Jurnal Science, Worobey yang merupakan seorang profesor di Universitas Arizona itu menyebut makin banyak bukti bahwa virus corona berasal dari kelelawar dan menginfeksi manusia melalui mamalia perantara.
Meneliti catatan yang tersedia, dia justru menemukan 10 dari 19 pasien dari kasus paling awal Covid-19, bekerja atau mengunjungi pasar Huanan, di sekitar area tempat anjing dan rakun disembelih.
Penelitiannya menentukan bahwa laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) salah mengidentifikasi seorang akuntan berusia 41 tahun yang tidak berada di dekat pasar sebagai kasus paling awal yang diketahui. Sebaliknya, pasien pertama yang dikonfirmasi adalah penjual makanan laut wanita yang menunjukkan gejala pada 11 Desember 2019.
"Di kota berpenduduk 11 juta orang ini, setengah dari kasus awal terkait dengan tempat sebesar lapangan sepak bola. Menjadi sangat sulit untuk menjelaskan pola itu jika wabah tidak dimulai di pasar, hampir tidak mungkin untuk menjelaskan pola itu jika epidemi tidak dimulai di sana," tutur Worobey dikutip dari Yahoo News, Senin (22/11/2021)
Sementara itu, pejabat di China membantah bahwa pasar Huanan adalah sumber pandemi. Dikatakan bahwa pasar dengan cepat ditutup, hewan-hewan dimusnahkan, dan semuanya dibersihkan serta disanitasi segera setelah wabah ini dimulai.
Walaupun demikian, penyelidikan menunjukkan bahwa jejak virus ditemukan di permukaan pasar, termasuk saluran air, terutama di daerah tempat penjual menjual hewan.
Rekonstruksi Worobey ini didukung para ahli virologi mengingat otoritas China enggan berbagi informasi.
“Dia telah melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk merekonstruksi apa yang dia dapat dari data yang tersedia, dan itu adalah hipotesis yang masuk akal,” kata ahli virus Universitas Columbia W. Ian Lipkin kepada The New York Times.
Kendati demikian, perdebatan tentang asal usul Covid-19 menurutnya akan terus berlanjut dan belum mencapai titik temu. "Tapi saya rasa kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi, karena ini sudah dua tahun lalu dan masih belum jelas,” imbuhnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.