dok. unsplash

Jangan Asal Buang, Ini Tiga Cara Mudah Mengolah Minyak Jelantah

17 November 2021   |   16:17 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Bagi kalian yang hobi memasak, biasanya minyak jelantah yang sudah tidak terpakai sering dibuang begitu saja. Namun sebetulnya kalau minyak tersebut dibuang sembarangan bisa berdampak buruk terhadap lingkungan seperti pencemaran air sungai.

Masalah lainnya, minyak jelantah juga dapat menyumbat saluran air (drainase) yang berpotensi menjadi tempat bertumbuhnya bakteri. Apabila dibuang ke tanah, minyak limbah ini akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah, sehingga tanah akan mengeras dan tidak mampu melakukan penguraian secara optimal.

Padahal, jika minyak tersebut dikelola dengan baik justru akan memberi manfaat loh Genhype. Berikut beberapa tips dari Beli Jelantah tentang cara mengolah minyak jelantah yang dikutip dari siaran pers Bank DBS Indonesia.
 

1. Menyulapnya menjadi sabun batangan

Belum banyak yang tahu, bahwa kita ternyata dapat menyulap minyak jelantah menjadi sabun batangan loh! Kualitas sabun batangan dari minyak jelantah sendiri tidak kalah baik dibanding sabun buatan pabrik.
Selain menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan, membuat sabun batangan dari minyak jelantah juga dapat menekan pengeluaran belanja domestik.

Untuk membuat sabun batangan, siapkan minyak jelantah yang telah disaring, soda api, air, pewangi, dan pewarna makanan. Tuangkan air ke dalam wadah dan taburkan soda api ke dalam air, lalu aduk secara perlahan.

Kemudian, diamkan air hingga suhunya kembali dingin. Setelah itu, masukkan minyak jelantah sedikit demi sedikit dan aduk lagi sekitar 10-15 menit hingga bahan merata dan mengental. Tambahkan pewangi dan pewarna makanan lalu tuang ke dalam cetakan sabun, tunggu hingga bahan sabun mengeras. Setelah selesai, sabun dapat langsung digunakan untuk mandi maupun mencuci pakaian.
 

2. Memanfaatkannya sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi

Selain sabun batangan, minyak jelantah juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi. Kelebihan membuat lilin aromaterapi sendiri adalah bentuk dan wangi lilin dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing. Selain itu, lilin aromaterapi dari minyak jelantah juga bisa dijual kembali, menarik bukan?

Cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah cukup mudah. Langkah pertama dapat dilakukan dengan menjernihkan minyak jelantah terlebih dahulu menggunakan ampas tebu selama dua hari. Setelah itu, tuangkan bubuk jeli dan cairan pengharum yang diinginkan.

Kemudian, aduk dan cetak bahan ke dalam gelas atau bekas tutup kaleng biskuit yang tahan api. Terakhir, tancapkan sumbu api di atasnya. Lilin aromaterapi pun siap mengharumkan ruangan!.
 

3. Menyumbangkannya ke pihak yang tepat

Apabila kalian tidak punya waktu untuk mendaur ulang minyak jelantah yang kalian hasilkan, tak perlu khawatir! Kalian dapat menyalurkannya ke pihak yang tepat untuk dikelola kembali, sehingga minyak jelantah tidak terbuang sembarangan dan mencemari lingkungan.

Salah satunya adalah Beli Jelantah, wirausaha sosial yang menghubungkan para pemilik minyak jelantah dengan perusahan biodiesel. Para pemilik minyak jelantah dapat mengumpulkan minimal 10 liter minyak dan menghubungi tim Beli Jelantah untuk datang dan membeli minyak tersebut dengan harga Rp2.000 hingga Rp4.000 per liternya.

Kemudian, Beli Jelantah akan memberikan minyak yang telah dibeli kepada perusahaan biodiesel tersertifikasi untuk selanjutnya diolah. Biodiesel merupakan bahan bakar yang diperuntukkan bagi kendaraan bermesin diesel, terdiri atas campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak yang dapat diperoleh dari sumber terbaharui, salah satunya minyak sawit.

Meski telah memiliki instrumen kebijakan, keberlanjutan lingkungan dari biodiesel berbasis minyak sawit masih menyisakan perdebatan. Minyak jelantah dari sawit pun kemudian dijadikan alternatif untuk menciptakan biodiesel berkelanjutan.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Tom Hardy dan Channing Tatum Duet Dalam Film Konflik Afghanistan

BERIKUTNYA

Ini Berbagai Risiko Penyakit pada Anak yang Lahir Prematur

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: