Reboot Serial Sex and the City Diumumkan, Sarah Jessica Parker Dapat Komentar Misoginis
09 November 2021 |
19:57 WIB
Aktris Sarah Jessica Parker baru-baru ini mengumumkan bahwa dirinya akan kembali memerankan sebagai Carrie Bradshaw yang merupakan salah satu karakter ikonik dalam serial Sex and the City. Meski sempat disambut antusias oleh penggemar, komentar negatif berbau misoginis juga diterimanya.
Komentar tersebut diterimanya tidak lama setelah adanya pengumuman kehadiran sekuel dari serial Sex and the City, And Just Like That.... Sekuel ini sendiri bercerita tentang ketiga perempuan utama di Sex and the City, yaitu Bradshaw (Parker), Miranda Hobbes (Cynthia Nixon), dan Charlotte York (Kristin Davis), dan kehidupan mereka di Kota New York di usia 50 tahunan.
Dalam wawancaranya kepada Vogue untuk edisi Desember 2021, Parker menanggapi bahwa komentar negatif yang menanggapi penampilan aktris yang menua akibat usia cenderung memunculkan kesan bahwa sebagian masyarakat tampak kurang menyukai adanya perubahan fisik tersebut.
"Ini rasanya seperti orang-orang tidak mau kami tidak masalah dengan hal ini, seakan-akan mereka menikmati ketika kami kurang menyukai siapa kami hari ini baik ketika kami memilih untuk menua secara alami dan tampil tidak sempurna atau melakukan sesuatu agar Anda merasa lebih baik. Saya tahu seperti apa diri saya. Saya tak punya pilihan. Apa yang harus saya lakukan? Berhenti menua? Menghilang?" tuturnya pada Senin (08/11).
(Baca juga: Mengenal Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama Indonesia dalam Google Doodle)
Dia juga menanggapi bahwa komentar misoginis ini masih tetap ada bahkan ketika dirinya bersama dengan laki-laki paruh baya yang seusia dengannya, misalnya ketika dia duduk bersama dengan Andy Cohen yang seluruh rambutnya sudah memutih tapi tidak mendapatkan komentar negatif.
"Kenapa hal tersebut tidak masalah baginya? Saya tidak tahu harus berkata apa kepada orang-orang," tambahnya.
Meski bukan menjadi isu yang mendapat perhatian penuh dari publik, pembahasan tentang usia di industri hiburan kerap kali memunculkan standar ganda ditambah dengan adanya pembedaan antara aktris laki-laki dan perempuan yang sudah memasuki usia 50 tahun.
Berdasarkan studi Institut Geena Davis tentang Gender di Media, isu usia di industri hiburan tampak masih terkesan misoginis dan kurang seimbang antara laki-laki dan perempuan.
Salah satunya adalah hasil The Ageless Test yang menemukan bahwa aktris perempuan berusia 50 tahun ke atas berpotensi direkrut sebagai pemeran pendukung.
Tidak hanya itu, mereka biasanya mendapatkan peran karakter yang penyendiri dan punya depresi serta biasanya menjadi bagian dari jalan cerita yang mengangkat karakter yang diperankan oleh aktor-aktor muda.
Bahkan beberapa di antaranya juga digambarkan sebagai sosok aseksual atau sosok non-seksual yang tidak memiliki gambaran adegan intim.
Editor: Avicenna
Komentar tersebut diterimanya tidak lama setelah adanya pengumuman kehadiran sekuel dari serial Sex and the City, And Just Like That.... Sekuel ini sendiri bercerita tentang ketiga perempuan utama di Sex and the City, yaitu Bradshaw (Parker), Miranda Hobbes (Cynthia Nixon), dan Charlotte York (Kristin Davis), dan kehidupan mereka di Kota New York di usia 50 tahunan.
Dalam wawancaranya kepada Vogue untuk edisi Desember 2021, Parker menanggapi bahwa komentar negatif yang menanggapi penampilan aktris yang menua akibat usia cenderung memunculkan kesan bahwa sebagian masyarakat tampak kurang menyukai adanya perubahan fisik tersebut.
"Ini rasanya seperti orang-orang tidak mau kami tidak masalah dengan hal ini, seakan-akan mereka menikmati ketika kami kurang menyukai siapa kami hari ini baik ketika kami memilih untuk menua secara alami dan tampil tidak sempurna atau melakukan sesuatu agar Anda merasa lebih baik. Saya tahu seperti apa diri saya. Saya tak punya pilihan. Apa yang harus saya lakukan? Berhenti menua? Menghilang?" tuturnya pada Senin (08/11).
(Baca juga: Mengenal Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama Indonesia dalam Google Doodle)
Dia juga menanggapi bahwa komentar misoginis ini masih tetap ada bahkan ketika dirinya bersama dengan laki-laki paruh baya yang seusia dengannya, misalnya ketika dia duduk bersama dengan Andy Cohen yang seluruh rambutnya sudah memutih tapi tidak mendapatkan komentar negatif.
"Kenapa hal tersebut tidak masalah baginya? Saya tidak tahu harus berkata apa kepada orang-orang," tambahnya.
Meski bukan menjadi isu yang mendapat perhatian penuh dari publik, pembahasan tentang usia di industri hiburan kerap kali memunculkan standar ganda ditambah dengan adanya pembedaan antara aktris laki-laki dan perempuan yang sudah memasuki usia 50 tahun.
Berdasarkan studi Institut Geena Davis tentang Gender di Media, isu usia di industri hiburan tampak masih terkesan misoginis dan kurang seimbang antara laki-laki dan perempuan.
Salah satunya adalah hasil The Ageless Test yang menemukan bahwa aktris perempuan berusia 50 tahun ke atas berpotensi direkrut sebagai pemeran pendukung.
Tidak hanya itu, mereka biasanya mendapatkan peran karakter yang penyendiri dan punya depresi serta biasanya menjadi bagian dari jalan cerita yang mengangkat karakter yang diperankan oleh aktor-aktor muda.
Bahkan beberapa di antaranya juga digambarkan sebagai sosok aseksual atau sosok non-seksual yang tidak memiliki gambaran adegan intim.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.