Ilustrasi makanan berlemak (dok. Pexels)

Lemak Jenis Ini Turunkan Risiko Stroke

09 November 2021   |   15:48 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Stroke bisa menyerang siapa saja. Gaya hidup yang buruk seperti merokok, tidak aktif bergerak, dan tidak memperhatikan asupan yang sehat berkontribusi besar meningkatkan risiko penyakit ini. Oleh karena itu, penting untuk menghindari risiko yang memicu stroke. 

Fenglei Wang, dari departemen nutrisi di Harvard's TH Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan di Boston melaporkan bahwa dalam penelitiannya ditemukan bahwa lemak yang berasal dari tumbuhan, seperti minyak zaitun, minyak canola atau bunga matahari, minyak kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian, dapat menurunkan risiko penyakit ini. Mereka juga menemukan bahwa diet tinggi lemak ini dapat mengurangi risiko stroke.

Di sisi lain, lemak yang berasal dari makanan hewani justru dapat meningkatkan risiko penyakit ini. "Temuan kami menunjukkan jenis lemak dan sumber makanan yang berbeda, lebih penting daripada jumlah total lemak makanan dalam pencegahan penyakit kardiovaskular termasuk stroke," katanya dilansir dari Healthline, Selasa (9/11/2021). 

Para peneliti menggunakan data dari Studi Kesehatan Perawat dan Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan dengan total 117.136 peserta.

Semua peserta studi bebas dari penyakit jantung dan kanker pada saat pendaftaran. Para peserta menyelesaikan kuesioner frekuensi makanan setiap 4 tahun untuk menghitung jumlah, sumber, dan jenis lemak yang mereka konsumsi.

Hasilnya, partisipan yang mengonsumsi jumlah tertinggi lemak hewani nondairy 16 persen lebih mungkin mengalami stroke dibandingkan mereka yang makan paling sedikit.

Peserta yang makan paling banyak lemak nabati atau lemak tak jenuh ganda paling banyak 12 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stroke.

Lemak dari produk susu, seperti keju, mentega, susu, es krim, dan krim tidak dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih tinggi.

Sementara itu, peserta yang makan lebih banyak daging merah memiliki risiko stroke 8 persen lebih tinggi. Mereka yang makan daging merah olahan (bacon, sosis, bologna, hot dog, salami) memiliki risiko stroke 12 persen lebih tinggi daripada mereka yang makan lebih sedikit makanan tersebut.

“Penyakit kardiovaskular, termasuk stroke, dan obesitas adalah penyakit utama yang terkait dengan diet tinggi daging merah. Ini karena kandungan lemak jenuh daging yang tinggi, yang menyebabkan peningkatan kolesterol dan penyumbatan arteri,” jelasnya.

Berbanding terbalik, lemak tak jenuh dari sumber nabati sangat ideal untuk kesehatan jantung. Lemak tak jenuh ganda termasuk asam lemak omega-3, yang tidak dapat dibuat oleh tubuh sangat menyehatkan jantung karena menurunkan peradangan dan kolesterol.

Berdasarkan temuan ini, Wang lantas merekomendasikan kepada masyarakat untuk mengurangi konsumsi daging merah dan olahan, meminimalkan bagian berlemak dari daging mentah jika dikonsumsi, serta mengganti lard atau tallow (lemak sapi) dengan minyak nabati nontropis seperti minyak zaitun, jagung, atau minyak kedelai dalam masakan untuk menurunkan risiko stroke.

American Heart Association mencatat ada beberapa cara untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan mengurangi risiko stroke. Diantaranya makan banyak buah dan sayuran, pilih makanan gandum utuh, pilih tanaman, ikan, makanan laut, atau produk susu rendah lemak/bebas lemak untuk protein.

Kemudian Gunakan minyak nabati cair. Saat makan daging, pilih potongan tanpa lemak dan bentuk yang tidak diproses. Pilih juga makanan olahan minimal daripada makanan ultra-olahan.

Selain itu olahraga, manajemen stres, diet padat nutrisi, tidur yang cukup, dan berat badan yang sehat semuanya telah terbukti meningkatkan kesehatan jantung.

Editor Fajar Sidik

SEBELUMNYA

3 Fakta Menarik Bubur Tiga Rasa Legendaris dari Ta Wan

BERIKUTNYA

Catat, Ini Tandanya Mobil Perlu Spooring & Balancing

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: