Moms, Kenali Tanda Bahaya Gangguan Bicara Pada Anak
04 November 2021 |
14:35 WIB
Gangguan tumbuh kembang memiliki cakupan sangat luas, tetapi bukan berarti orang tua menjadi sulit memantau perkembangan si kecil. Keterlambatan perkembangan apapun, baik itu motorik, bicara dan bahasa, atau psikososial, harus dideteksi sedini mungkin sehingga dapat segera dilakukan intervensi.
Salah satu gangguan perkembangan yang paling sering dijumpai adalah keterlambatan bicara dan bahasa. Kabar baiknya, gangguan bicara dan bahasa ini bisa dideteksi sejak dini.
Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang, dr. Marlisye Marpaung SpA(K), dalam seri Instagram Live @teman-parenting mengatakan banyak orang tua yang kerap mengeluhkan “anak belum bisa bicara” dan akhirnya membawanya ke dokter spesialis anak.
Gangguan perkembangan dan bahasa ini menurutnya memang perlu menjadi perhatian serius karena berkaitan dengan perkembangan anak secara umum dan berdampak pula pada orang tua dan lingkungan, terutama saat anak harus mulai bersekolah.
Saat ini, prevalensi gangguan bicara pada anak diperkirakan mencapai 6-20 persen populasi anak. Keterlambatan bicara dan bahasa ini sering juga disebut gangguan bicara, gangguan bahasa atau speech delay.
“Gangguan bicara dan bahasa pada anak bahkan bisa menetap sampai dewasa jika tidak diatasi dengan baik,” ujarnya.
Ada beberapa tanda bahaya kemungkinan anak mengalami gangguan bicara dan bahasa, sesuai tahapan dan usianya. Menurut dr. Marlisye, gangguan bicara dan bahasa sudah bisa dikenali sejak 6 bulan pertama kehidupan.
Pada 6 bulan pertama, jika seorang bayi tidak menunjukkan respons terhadap suara, tidak menoleh pada sumber suara, atau tidak ada minat untuk berinteraksi dengan orang terdekatnya, itu adalah peringatan awal.
Pada 6 bulan kedua, jika si anak tidak menoleh ketika dipanggil namanya, tidak bubbling, atau ekspresi wajahnya itu tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. “Misalnya orang tuanya menggoda dan tertawa, tetapi dia diam saja,” ujar dr. Marlisye
Sementara itu pada 6 bulan ketiga, saat anak berusia 1-1,5 tahun, jika si anak tidak bisa menunjuk atau tidak bisa mengucapkan 1 kata yang berarti atau perbendaharaan kosa katanya masih kurang dari 10, atau yang tadinya bisa bubbling tetapi hilang kemampuannya, ini juga tanda bahaya.
Pada usia 18-24 bulan jika tidak ada satu katapun yang bisa dimengerti, atau tidak bisa menunjukkan anggota tubuhnya, misalnya mana mata, mana telinga, dan kosa katanya masih kurang dari 50 kata, itu juga tanda bahaya.
“Jika menemukan tanda-tanda di atas, jangan tunggu sampai anak berusia lebih dari 2 tahun baru berkonsultasi. Sebagian orang tua menunggu karena berharap di usia 3 tahun anak akan lancar berbicara dengan sendirinya. Prinsipnya semakin cepat dideteksi ada gangguan semain cepat dilakukan intervensi sehingga hasilnya lebih baik,” tegas dr. Marlisye.
Untuk mencegah gangguan bicara dan bahasa pada anak bisa dilakukan dengan memperbanyak stimulasi bicara sejak dini. Lakukan stimulasi sejak dini, diulang-ulang, dengan rasa kasih sayang dan gembira dan tidak ada paksaan.
“Orang tua harus memberikan contoh, di mana orang tua juga harus banyak mengucapkan kata-kata Sebaiknya kata-kata yang baik dan diucapkan dengan lembut dan santun, dan batasi penggunaan gadget atau paparan layar,” ujarnya.
Editor: M R Purboyo
Salah satu gangguan perkembangan yang paling sering dijumpai adalah keterlambatan bicara dan bahasa. Kabar baiknya, gangguan bicara dan bahasa ini bisa dideteksi sejak dini.
Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang, dr. Marlisye Marpaung SpA(K), dalam seri Instagram Live @teman-parenting mengatakan banyak orang tua yang kerap mengeluhkan “anak belum bisa bicara” dan akhirnya membawanya ke dokter spesialis anak.
Gangguan perkembangan dan bahasa ini menurutnya memang perlu menjadi perhatian serius karena berkaitan dengan perkembangan anak secara umum dan berdampak pula pada orang tua dan lingkungan, terutama saat anak harus mulai bersekolah.
Saat ini, prevalensi gangguan bicara pada anak diperkirakan mencapai 6-20 persen populasi anak. Keterlambatan bicara dan bahasa ini sering juga disebut gangguan bicara, gangguan bahasa atau speech delay.
“Gangguan bicara dan bahasa pada anak bahkan bisa menetap sampai dewasa jika tidak diatasi dengan baik,” ujarnya.
Ada beberapa tanda bahaya kemungkinan anak mengalami gangguan bicara dan bahasa, sesuai tahapan dan usianya. Menurut dr. Marlisye, gangguan bicara dan bahasa sudah bisa dikenali sejak 6 bulan pertama kehidupan.
Pada 6 bulan pertama, jika seorang bayi tidak menunjukkan respons terhadap suara, tidak menoleh pada sumber suara, atau tidak ada minat untuk berinteraksi dengan orang terdekatnya, itu adalah peringatan awal.
Ilustrasi anak kecil
Pada 6 bulan kedua, jika si anak tidak menoleh ketika dipanggil namanya, tidak bubbling, atau ekspresi wajahnya itu tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. “Misalnya orang tuanya menggoda dan tertawa, tetapi dia diam saja,” ujar dr. Marlisye
Sementara itu pada 6 bulan ketiga, saat anak berusia 1-1,5 tahun, jika si anak tidak bisa menunjuk atau tidak bisa mengucapkan 1 kata yang berarti atau perbendaharaan kosa katanya masih kurang dari 10, atau yang tadinya bisa bubbling tetapi hilang kemampuannya, ini juga tanda bahaya.
Pada usia 18-24 bulan jika tidak ada satu katapun yang bisa dimengerti, atau tidak bisa menunjukkan anggota tubuhnya, misalnya mana mata, mana telinga, dan kosa katanya masih kurang dari 50 kata, itu juga tanda bahaya.
“Jika menemukan tanda-tanda di atas, jangan tunggu sampai anak berusia lebih dari 2 tahun baru berkonsultasi. Sebagian orang tua menunggu karena berharap di usia 3 tahun anak akan lancar berbicara dengan sendirinya. Prinsipnya semakin cepat dideteksi ada gangguan semain cepat dilakukan intervensi sehingga hasilnya lebih baik,” tegas dr. Marlisye.
Untuk mencegah gangguan bicara dan bahasa pada anak bisa dilakukan dengan memperbanyak stimulasi bicara sejak dini. Lakukan stimulasi sejak dini, diulang-ulang, dengan rasa kasih sayang dan gembira dan tidak ada paksaan.
“Orang tua harus memberikan contoh, di mana orang tua juga harus banyak mengucapkan kata-kata Sebaiknya kata-kata yang baik dan diucapkan dengan lembut dan santun, dan batasi penggunaan gadget atau paparan layar,” ujarnya.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.