Refleksi Penerimaan Diri Yura Yunita Dicurahkan dalam Album Tutur Batin
26 October 2021 |
13:02 WIB
Penyanyi Yura Yunita merilis album ketiganya bertajuk Tutur Batin. Ada sebelas lagu yang masuk dalam album tersebut yang bercerita mewakili kejujuran serta curahan hatinya sebagai perempuan yang sering merasa insecure dengan stereotip atau standar kecantikan yang dibuat oleh orang lain.
Hal itu juga yang terwujud dalam sampul album Tutur Batin. Yura tampil dengan wajah tanpa riasan apapun dan menunjukkan jerawat di wajahnya. Menurutnya, itu adalah gambaran penerimaan dirinya sebagai manusia yang apa adanya.
“Lewat album ini aku ingin mengungkapkan isi hati aku yang terdalam yang sejujur-jujurnya alias no filter-filter klub, jadi memang semuanya bener-bener aku curahkan di dalam album ini dan aku gambarkan lewat sampul album ini,” katanya dalam konferensi pers virtual, baru-baru ini.
Meskipun disampaikan lewat sudut pandang sebagai perempuan, penyanyi asal Bandung ini juga menjelaskan bahwa cerita-cerita yang ditampilkan dalam lagu ini juga pasti dialami oleh semua orang sebagai fase-fase dalam perjalanan hidup sebagai manusia.
“Kita sebagai manusia pasti melewati yang namanya pertemuan, kehilangan, penyangkalan, rasa marah, ada juga what if moment seperti andai kita begini, ada momen depresi juga sampai akhirnya kita bisa menerima semua yang terjadi dan merayakan semua proses kehidupan,” ungkapnya.
(Baca juga: Yura Yunita Bocorkan Sampul Album Ketiga Bertajuk Tutur Batin)
Yura juga menyebut bahwa proses penggarapan album Tutur Batin merupakan fase di mana dia bisa berdamai dengan ketidaksempurnaannya. Baginya, menulis lagu-lagu dalam album ini adalah sebuah ‘healing’ sampai akhirnya dia bisa menerima dirinya sendiri apa adanya meskipun melalui proses yang panjang.
“Ini adalah fase akhirnya aku bisa embrace my imperfection and insecurities. Setiap perempuan kan pasti banyak banget yang insecure dengan jerawat atau bentuk tubuhnya, dan banyaknya stereotip atau beauty standard dari orang lain,” katanya.
Menurutnya, dalam proses penerimaan dirinya, setiap orang pasti akan mengalami beberapa fase seperti tidak menerima (denial), marah dengan kondisi yang terjadi (anger), berandai-andai (bargaining), depresi dan merasa cemas, sampai akhirnya sampai di fase acceptance dengan menerima semua hal yang terjadi dan merayakan kehidupan.
“Album ini tentang itu semua. Proses perjalanannya membiarkan aku menjadi sosok yang rapuh, menulis setiap kerapuhan aku dalam lagunya, dan di saat aku menuliskan itu, aku juga bisa menemukan kekuatan diri aku menjadi versi Yura Yunita yang jauh lebih kuat dan baik dari sebelumnya,” katanya.
Editor Fajar Sidik
Hal itu juga yang terwujud dalam sampul album Tutur Batin. Yura tampil dengan wajah tanpa riasan apapun dan menunjukkan jerawat di wajahnya. Menurutnya, itu adalah gambaran penerimaan dirinya sebagai manusia yang apa adanya.
“Lewat album ini aku ingin mengungkapkan isi hati aku yang terdalam yang sejujur-jujurnya alias no filter-filter klub, jadi memang semuanya bener-bener aku curahkan di dalam album ini dan aku gambarkan lewat sampul album ini,” katanya dalam konferensi pers virtual, baru-baru ini.
Meskipun disampaikan lewat sudut pandang sebagai perempuan, penyanyi asal Bandung ini juga menjelaskan bahwa cerita-cerita yang ditampilkan dalam lagu ini juga pasti dialami oleh semua orang sebagai fase-fase dalam perjalanan hidup sebagai manusia.
“Kita sebagai manusia pasti melewati yang namanya pertemuan, kehilangan, penyangkalan, rasa marah, ada juga what if moment seperti andai kita begini, ada momen depresi juga sampai akhirnya kita bisa menerima semua yang terjadi dan merayakan semua proses kehidupan,” ungkapnya.
(Baca juga: Yura Yunita Bocorkan Sampul Album Ketiga Bertajuk Tutur Batin)
Yura juga menyebut bahwa proses penggarapan album Tutur Batin merupakan fase di mana dia bisa berdamai dengan ketidaksempurnaannya. Baginya, menulis lagu-lagu dalam album ini adalah sebuah ‘healing’ sampai akhirnya dia bisa menerima dirinya sendiri apa adanya meskipun melalui proses yang panjang.
“Ini adalah fase akhirnya aku bisa embrace my imperfection and insecurities. Setiap perempuan kan pasti banyak banget yang insecure dengan jerawat atau bentuk tubuhnya, dan banyaknya stereotip atau beauty standard dari orang lain,” katanya.
Menurutnya, dalam proses penerimaan dirinya, setiap orang pasti akan mengalami beberapa fase seperti tidak menerima (denial), marah dengan kondisi yang terjadi (anger), berandai-andai (bargaining), depresi dan merasa cemas, sampai akhirnya sampai di fase acceptance dengan menerima semua hal yang terjadi dan merayakan kehidupan.
“Album ini tentang itu semua. Proses perjalanannya membiarkan aku menjadi sosok yang rapuh, menulis setiap kerapuhan aku dalam lagunya, dan di saat aku menuliskan itu, aku juga bisa menemukan kekuatan diri aku menjadi versi Yura Yunita yang jauh lebih kuat dan baik dari sebelumnya,” katanya.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.