Perhatikan Tiga Kriteria Ini saat Memilih Rekan Bisnis
20 October 2021 |
15:36 WIB
Membangun bisnis sebetulnya bisa saja dilakukan sendiri, tetapi agar usaha yang dijalankan dapat lebih maksimal, tak sedikit pelaku usaha menggandeng rekan bisnis dan mitra kerja dengan harapan dapat mengakselerasi perkembangan bisnisnya secara lebih efektif dan efisien.
Apalagi saat membangun bisnis dibutuhkan persiapan yang sangat kompleks sehingga ketika usaha dijalankan beberapa individu sekaligus dapat membantu meningkatkan efektivitas setiap proses di dalamnya.
Namun, memilih rekan bisnis yang tepat bukan perkara mudah serta dibutuhkan persiapan yang matang. Rekan bisnis yang dipilih bisa dari orang yang baru dikenal, teman dekat, pasangan, bahkan keluarga sekalipun.
Namun, terlepas dari status hubungan yang telah dibangun, penilaian awal saat memilih rekan bisnis harus t objektif agar tidak menimbulkan penilaian yang bias.
Bagi Genhype yang ingin memulai usaha dengan rekan bisnis, berikut adalah beberapa kriteria utama yang dapat dipertimbangkan. Bercermin dari kisah Irvan Helmi yang membangun Anomali Coffee bersama sahabatnya sejak SMA dan Pipiltin Cocoa bersama sang kakak, serta Helga Angelina yang mendirikan Burgreens bersama kekasih yang kini telah menjadi suaminya.
Pada dasarnya setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, keterampilan berbeda dapat membantu para pemilik bisnis untuk saling melengkapi satu dengan lainnya dalam mendorong perkembangan bisnis.
Irvan Helmi, Co-Founder and Director of Anomali Coffee & Pipiltin Cocoa mengatakan memilih rekan bisnis bukan hanya sekadar berlandaskan alasan sudah kenal baik sejak lama.
“Meskipun saya memilih menjadikan sahabat lama dan kakak saya sendiri sebagai rekan bisnis, saya tidak pernah mengenyampingkan kriteria utama yang saya cari dari seorang rekan bisnis yang baik, yaitu adanya perbedaan keterampilan untuk saling melengkapi,” ungkapnya dalam acara ShopeePay.
Di Anomali Coffee, Irvan lebih fokus menangani hal yang berhubungan dengan marketing dan kualitas produk, sedangkan rekannya Agam, menangani keuangan bisnis dan strategi bisnis secara garis besar.
“Alhasil, saya banyak belajar dari Agam tentang strategi menjalankan bisnis dan pengalaman tersebut saya terapkan saat saya membangun Pipiltin Cocoa bersama kakak saya. Sedangkan, kakak saya yang memang lebih mahir di bidang marketing lebih fokus menangani strategi marketing Pipiltin Cocoa,” ungkapnya.
Perbedaan keterampilan inilah yang dapat menjadi sebuah nilai tambah yang membuat bisnis Anomali Coffee dan Pipiltin Cocoa memiliki perspektif yang lebih luas dalam mencapai tujuan bisnis.
Helga Angelina, Co-founder dan CEO Burgreens & Green Rebel mengatakan bisnis merupakan usaha jangka panjang yang harus terus diupayakan. Ketika memutuskan untuk membangun Burgreens bersama Max, sekalipun pacarnya saat itu, tetapi mereka sepakat ada beberapa hal mendasar yang dituangkan ke dalam perjanjian kerja sama yang sah.
“Dengan begitu, kami bisa menjaga profesionalitas berbekal komitmen yang telah kami tentukan bersama dan tidak lagi membawa status ‘teman’, ‘pacar’, atau ‘saudara’, tetapi semua dilakukan atas kelangsungan bisnis dan tujuan bersama,” terangnya.
dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ., sebagai seorang psikiater mengatakan bahwa kepribadian setiap orang berbeda-beda. Namun, perbedaan tersebut dapat disatukan dengan nilai-nilai kehidupan yang dipegang teguh.
Kedua individu atau lebih dapat dikatakan cocok satu sama lain untuk menjalin hubungan bisnis jangka panjang apabila mereka memegang beberapa nilai-nilai kehidupan yang saling beririsan. Misalnya, kedua individu ini sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran, maka mereka pun akan cenderung menjalankan bisnis dengan saling terbuka dan jujur dalam berkomunikasi.
“Setiap individu yang memegang beberapa nilai kehidupan yang sama akan lebih mudah untuk saling memahami dan berempati satu sama lain sehingga dapat lebih bijak saat menghadapi konflik bersama,” jelasnya.
Editor: Fajar Sidik
Apalagi saat membangun bisnis dibutuhkan persiapan yang sangat kompleks sehingga ketika usaha dijalankan beberapa individu sekaligus dapat membantu meningkatkan efektivitas setiap proses di dalamnya.
Namun, memilih rekan bisnis yang tepat bukan perkara mudah serta dibutuhkan persiapan yang matang. Rekan bisnis yang dipilih bisa dari orang yang baru dikenal, teman dekat, pasangan, bahkan keluarga sekalipun.
Namun, terlepas dari status hubungan yang telah dibangun, penilaian awal saat memilih rekan bisnis harus t objektif agar tidak menimbulkan penilaian yang bias.
Bagi Genhype yang ingin memulai usaha dengan rekan bisnis, berikut adalah beberapa kriteria utama yang dapat dipertimbangkan. Bercermin dari kisah Irvan Helmi yang membangun Anomali Coffee bersama sahabatnya sejak SMA dan Pipiltin Cocoa bersama sang kakak, serta Helga Angelina yang mendirikan Burgreens bersama kekasih yang kini telah menjadi suaminya.
1. Keterampilan berbeda, tujuan tetap sama
Salah satu fondasi yang dibutuhkan dalam mengembangkan bisnis bersama rekan dapat mulai dibangun dengan mencari rekan bisnis yang memiliki keterampilan berbeda.Pada dasarnya setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, keterampilan berbeda dapat membantu para pemilik bisnis untuk saling melengkapi satu dengan lainnya dalam mendorong perkembangan bisnis.
Irvan Helmi, Co-Founder and Director of Anomali Coffee & Pipiltin Cocoa mengatakan memilih rekan bisnis bukan hanya sekadar berlandaskan alasan sudah kenal baik sejak lama.
“Meskipun saya memilih menjadikan sahabat lama dan kakak saya sendiri sebagai rekan bisnis, saya tidak pernah mengenyampingkan kriteria utama yang saya cari dari seorang rekan bisnis yang baik, yaitu adanya perbedaan keterampilan untuk saling melengkapi,” ungkapnya dalam acara ShopeePay.
Di Anomali Coffee, Irvan lebih fokus menangani hal yang berhubungan dengan marketing dan kualitas produk, sedangkan rekannya Agam, menangani keuangan bisnis dan strategi bisnis secara garis besar.
“Alhasil, saya banyak belajar dari Agam tentang strategi menjalankan bisnis dan pengalaman tersebut saya terapkan saat saya membangun Pipiltin Cocoa bersama kakak saya. Sedangkan, kakak saya yang memang lebih mahir di bidang marketing lebih fokus menangani strategi marketing Pipiltin Cocoa,” ungkapnya.
Perbedaan keterampilan inilah yang dapat menjadi sebuah nilai tambah yang membuat bisnis Anomali Coffee dan Pipiltin Cocoa memiliki perspektif yang lebih luas dalam mencapai tujuan bisnis.
2. Berkomitmen kuat dan mengutamakan profesionalitas
Selain keterampilan, rekan bisnis juga harus mengemban komitmen yang kuat, sehingga tiap individu yang terlibat di dalamnya bersedia mengenyampingkan keakuan dan fokus memberikan 100% usahanya untuk mencapai tujuan bisnis yang telah dirancang bersama.Helga Angelina, Co-founder dan CEO Burgreens & Green Rebel mengatakan bisnis merupakan usaha jangka panjang yang harus terus diupayakan. Ketika memutuskan untuk membangun Burgreens bersama Max, sekalipun pacarnya saat itu, tetapi mereka sepakat ada beberapa hal mendasar yang dituangkan ke dalam perjanjian kerja sama yang sah.
“Dengan begitu, kami bisa menjaga profesionalitas berbekal komitmen yang telah kami tentukan bersama dan tidak lagi membawa status ‘teman’, ‘pacar’, atau ‘saudara’, tetapi semua dilakukan atas kelangsungan bisnis dan tujuan bersama,” terangnya.
3. Memiliki nilai-nilai kehidupan yang sama
Setiap orang memiliki nilai-nilai kehidupan yang dipegang teguh dalam menjalani kehidupan. Penting bagi pelaku bisnis untuk memahami nilai-nilai hidup yang dipegang teguh oleh rekan bisnis mereka. Memiliki beberapa nilai kehidupan yang sama dapat membantu mereka saling memahami dan menciptakan hubungan bisnis yang lebih langgeng.dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ., sebagai seorang psikiater mengatakan bahwa kepribadian setiap orang berbeda-beda. Namun, perbedaan tersebut dapat disatukan dengan nilai-nilai kehidupan yang dipegang teguh.
Kedua individu atau lebih dapat dikatakan cocok satu sama lain untuk menjalin hubungan bisnis jangka panjang apabila mereka memegang beberapa nilai-nilai kehidupan yang saling beririsan. Misalnya, kedua individu ini sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran, maka mereka pun akan cenderung menjalankan bisnis dengan saling terbuka dan jujur dalam berkomunikasi.
“Setiap individu yang memegang beberapa nilai kehidupan yang sama akan lebih mudah untuk saling memahami dan berempati satu sama lain sehingga dapat lebih bijak saat menghadapi konflik bersama,” jelasnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.