Streaming Boom Dorong Kru Hollywood Mogok Kerja
17 October 2021 |
14:38 WIB
Pekerja dunia hiburan yang lebih banyak berkontribusi di balik layar seperti penata rias, perancang busana, teknisi audio dan kru lainnya sudah bekerja keras untuk merealisasikan pengalaman streaming yang nyaman bagi penonton. Akhir-akhir ini, mereka mengaku muak dengan kondisi di tempat kerja.
Setelah bertahun-tahun bertahan dengan kondisi kerja yang tidak ideal, mereka menyuarakan kritiknya di media sosial, berbagi cerita tentang jam kerja yang panjang, upah rendah, bahkan kasus kematian di lokasi syuting.
Aliansi Internasional Karyawan Panggung Teater (International Alliance of Theatrical Stage Employees) siap mogok jika studio tidak menyetujui kontrak dengan perlindungan pekerja yang lebih baik; dengan penghentian produksi besar-besaran yang rencananya dimulai Senin (18/10).
Seperti dilansir Deadline, Minggu (17/10), Aliansi Produser Film dan Televisi (Alliance of Motion Picture and Television Producers) dan IATSE sudah mencapai kesepakatan untuk meredam rencana mogok kerja besok dengan kontrak sementara berdurasi tiga tahun.
Kontrak baru yang masih diratifikasi oleh anggota serikat, disepakati hanya beberapa jam sebelum mogok kerja dimulai.
IATSE dan AMPTP, yang dipimpin Carol Lombardini, diperkirakan akan segera mengumumkan kesepakatan tersebut.
Namun, apa yang sebenarnya memicu kru studio pada akhirnya memutuskan untuk mogok kerja?
Kita lihat sendiri bagaimana pandemi mengubah budaya kita menyaksikan konten hiburan dengan peralihan industri ke layanan streaming. Itu berarti ada lebih banyak pekerjaan di lokasi syuting, tapi tidak selamanya memberikan kabar baik.
Di satu sisi, pandemi membawa harga saham konglomerat layanan streaming melonjak secara besar-besaran diikuti dengan peningkatan jumlah pelanggan yang melonjak dengan cepat.
Faktanya, kemajuan ini tidak berbanding lurus dengan kontribusi untuk gaji dan tunjangan kru.
Meskipun kesepakatan tentatif dicapai sebelum batas waktu akhir pekan ini, pejabat serikat pekerja memperingatkan anggotanya agar tidak terlalu optimis.
Kesepakatan yang diperjuangkan dengan susah payah datang setelah dua minggu terakhir dari tawar-menawar yang intens, karena para anggota bersiap untuk menutup industri jika mereka terpaksa.
Proses negosiasi antara IATSE dengan AMPTP sudah berlangsung sejak pertengahan Mei 2021.
Target utama IATSE adalah upah yang layak untuk kerajinan dengan bayaran terendah; lebih banyak waktu istirahat antara hari kerja; waktu istirahat makan siang tanpa disrupsi; program pensiun dan kesehatan serikat pekerja yang sakit, dan pembagian pendapatan yang lebih besar dari acara streaming.
Jika kesepakatan tentatif ini tidak tercapai, besok mungkin kita akan melihat aksi mogok besar-besaran yang pertama dalam sejarah 128 tahun IATSE yang terdiri dari 60.000 anggota.
Untuk saat ini, Hollywood akan kembali bekerja pada hari Senin dan beberapa hari ke depan para anggota serikat akan memilih persetujuan atau penolakan untuk kesepakatan hari ini.
Editor Fajar Sidik
Setelah bertahun-tahun bertahan dengan kondisi kerja yang tidak ideal, mereka menyuarakan kritiknya di media sosial, berbagi cerita tentang jam kerja yang panjang, upah rendah, bahkan kasus kematian di lokasi syuting.
Aliansi Internasional Karyawan Panggung Teater (International Alliance of Theatrical Stage Employees) siap mogok jika studio tidak menyetujui kontrak dengan perlindungan pekerja yang lebih baik; dengan penghentian produksi besar-besaran yang rencananya dimulai Senin (18/10).
Seperti dilansir Deadline, Minggu (17/10), Aliansi Produser Film dan Televisi (Alliance of Motion Picture and Television Producers) dan IATSE sudah mencapai kesepakatan untuk meredam rencana mogok kerja besok dengan kontrak sementara berdurasi tiga tahun.
Kontrak baru yang masih diratifikasi oleh anggota serikat, disepakati hanya beberapa jam sebelum mogok kerja dimulai.
IATSE dan AMPTP, yang dipimpin Carol Lombardini, diperkirakan akan segera mengumumkan kesepakatan tersebut.
“We went toe to toe with some of the richest and most powerful entertainment and tech companies in the world, and we havenow reached an agreement with the AMPTP that meets our members’ needs.”https://t.co/861fwvQNii
— IATSE // #IASolidarity (@IATSE) October 17, 2021
Namun, apa yang sebenarnya memicu kru studio pada akhirnya memutuskan untuk mogok kerja?
Kita lihat sendiri bagaimana pandemi mengubah budaya kita menyaksikan konten hiburan dengan peralihan industri ke layanan streaming. Itu berarti ada lebih banyak pekerjaan di lokasi syuting, tapi tidak selamanya memberikan kabar baik.
Di satu sisi, pandemi membawa harga saham konglomerat layanan streaming melonjak secara besar-besaran diikuti dengan peningkatan jumlah pelanggan yang melonjak dengan cepat.
Faktanya, kemajuan ini tidak berbanding lurus dengan kontribusi untuk gaji dan tunjangan kru.
Meskipun kesepakatan tentatif dicapai sebelum batas waktu akhir pekan ini, pejabat serikat pekerja memperingatkan anggotanya agar tidak terlalu optimis.
Kesepakatan yang diperjuangkan dengan susah payah datang setelah dua minggu terakhir dari tawar-menawar yang intens, karena para anggota bersiap untuk menutup industri jika mereka terpaksa.
Proses negosiasi antara IATSE dengan AMPTP sudah berlangsung sejak pertengahan Mei 2021.
Target utama IATSE adalah upah yang layak untuk kerajinan dengan bayaran terendah; lebih banyak waktu istirahat antara hari kerja; waktu istirahat makan siang tanpa disrupsi; program pensiun dan kesehatan serikat pekerja yang sakit, dan pembagian pendapatan yang lebih besar dari acara streaming.
Jika kesepakatan tentatif ini tidak tercapai, besok mungkin kita akan melihat aksi mogok besar-besaran yang pertama dalam sejarah 128 tahun IATSE yang terdiri dari 60.000 anggota.
Untuk saat ini, Hollywood akan kembali bekerja pada hari Senin dan beberapa hari ke depan para anggota serikat akan memilih persetujuan atau penolakan untuk kesepakatan hari ini.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.