Ilustrasi orang tua dan anak. (Dok. Eye for Ebony dari Unsplash)

Perhatikan 6 Tips untuk Jaga Kesehatan Mental Anak

16 October 2021   |   15:07 WIB

Masa pandemi Covid-19 enggak hanya memunculkan masalah kesehatan mental pada orang dewasa, tapi juga pada anak-anak. Potensi masalah ini muncul salah satunya akibat keterbatasan dan monotonnya aktivitas di rumah. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pun mencatat setidaknya 13 persen anak mengalami gejala yang mengarah pada gangguan mental selama pandemi pada 2020.

Dengan pandemi yang memicu stres anak, yang ditandai dengan perubahan perilaku, ketidakstabilan emosi, gangguan tidur, hingga kesulitan konsentrasi, maka orang tua dan guru sudah harus menyadari pentingnya untuk menjaga kesehatan si kecil sebagai orang terdekat saat di rumah dan saat belajar.

Berikut enam kiat yang diberikan oleh psikolog sekaligus dosen psikologi Institut Kesehatan Indonesia, Irdha Zahra, untuk para orang tua dan guru.
 

1. Jadi mentor untuk si kecil

Anak belum mampu bertindak mandiri. Orang tua dan guru perlu menjadi mentor atau pembimbing bagi si kecil agar bisa paham dengan kesehatan mental sehingga dia bisa berbicara tentang kondisinya.
 

2. Enggak apa-apa kalau tidak baik

Memvalidasi perasaan si kecil dengan kondisi yang tidak baik-baik saja merupakan cara untuk memahami dan berempati kepada anak. Anak-anak berhak untuk merasa tidak baik-baik saja dengan merasa kecewa, sedih, dan marah dengan keadaan yang menimpanya.


3. Paham kondisi mental diri sendiri

Dalam membantu si kecil, orang tua dan guru enggak boleh lupa untuk tetap memahami kondisi mental diri sendiri sehingga tidak memberikan dampak yang semakin buruk terhadap anak. Jika dirasa memang belum mampu, Genhype bisa berikan dukungan yang diperlukan dan cari bantuan ke ahli profesional.


4. Berdayakan di kecil

Selain kemampuan dasar yang bermanfaat dalam hidupnya, ajarkan juga kemampuan dasar untuk mengenali dan mengelola pikiran dan emosi serta mencari cara untuk mencari bantuan ahli profesional. Dengan ini, si kecil bisa mengantisipasi hal-hal yang berdampak kurang baik secara mental dengan lebih sigap.


5. Terima si kecil apa adanya

Sebagai orang tua dan guru, ada kalanya menerima si kecil apa adanya dan tanpa syarat bisa jadi bentuk kasih sayang kepada anak yang tulus dan bisa membantunya dalam menghadapi tantangan kesehatan mental serta membuatnya merasa tidak sendirian.


6. Fokus pada kekuatan diri si kecil

Mungkin selama ini anak-anak selalu ditekankan untuk bisa mendapatkan pencapaian berupa materi, nilai, prestasi, atau hal lain yang menyenangkan hati. Tapi jangan lupa juga untuk mengutamakan kekuatan mental si kecil sekaligus mengelola kelemahannya.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Asyik, Single Terbaru DJ Snake Akan Dirilis pada 22 Oktober

BERIKUTNYA

'Laut Memanggilku' Jadi Film Pendek Terbaik Asia di Festival Film Busan 2021

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: