Ilustrasi (dok. Pexels)

Hati-hati! Banyak Duduk & Jarang Gerak Bisa Alami Gangguan Tidur

04 August 2021   |   09:27 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Obstructive sleep apnea (OSA) ternyata berkaitan erat dengan gaya hidup kita, lho. Kamu yang kurang gerak dan menonton televisi lebih dari 4 jam memiliki risiko tinggi mengalami gangguan tidur ini. OSA merupakan gangguan pernapasan yang ditandai dengan napas berhenti sementara ketika tidur.

OSA terjadi ketika otot tenggorokan rileks sementara saat tidur, menyebabkan penyumbatan sebagian atau seluruh jalan napas. 

Penyumbatan ini mengurangi atau menghentikan aliran udara ke paru-paru dan dapat meningkatkan risiko kondisi serius, termasuk kanker, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe 2.

Beberapa faktor dari kondisi ini antara lain kelebihan lemak tubuh, peradangan kronis tingkat rendah, resistensi insulin, dan retensi cairan.

Dalam studi baru yang dilakukan para peneliti dari Brigham and Women's Hospital dan Harvard Medical School di Boston, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore, dan institusi lainnya menemukan bahwa gaya hidup tidak aktif dan menghabiskan lebih banyak waktu duduk sambil menonton televisi meningkatkan risiko terkena OSA.

Hal ini diketahui setelah para peneliti memeriksa data dari 137.917 peserta yang terdaftar dalam Studi Kesehatan Perawat (NHS), Studi Kesehatan Perawat II (NHSII), dan Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan (HPFS).

Untuk analisis studi yang terbit di European Respiratory Journal itu, para peneliti memperhitungkan waktu yang dihabiskan para peserta untuk duduk di tempat kerja dan aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, berenang, hingga angkat besi.

Secara keseluruhan, tim menemukan bahwa individu yang kurang aktif melaporkan OSA. Peserta dengan pekerjaan yang tidak banyak bergerak memiliki risiko OSA 49 persen lebih tinggi daripada mereka yang memiliki pekerjaan yang tidak banyak bergerak.

Selain itu, mereka yang menonton TV lebih dari 4 jam setiap hari memiliki risiko OSA 78 persen lebih tinggi daripada peserta dengan gaya hidup kurang gerak.

Tianyi Huang, asisten profesor kedokteran di Harvard Medical School dan salah satu penulis penelitian ini berspekulasi bahwa efek menonton TV pada OSA mungkin disebabkan oleh obesitas.

“Menonton TV berkorelasi paling kuat dengan sleep apnea. Menonton TV juga berkorelasi dengan obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular,” ujarnya.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang rendah di siang hari, atau peningkatan perilaku menetap, dapat dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk mengalami OSA.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

WhatsApp Rilis Fitur Pesan Sekali Lihat Serupa Instagram

BERIKUTNYA

Bunda, 4 Kiat Ini Bisa Bantu si Kecil saat Terlihat Burnout

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: