Ilustrasi (dok. Pexels)

Waduh, Begini Penyebaran Bakteri Resisten Antibiotik

07 October 2021   |   18:20 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Pengendalian resistansi antimikroba (AMR) penting untuk dilakukan. Apabila tidak dikendalikan, AMR dapat menyebabkan ketidakefektifan dalam penanganan infeksi. dr. Anis Karuniawati, koordinator bidang organisasi perhimpunan pengendalian infeksi Indonesia (Perdalin), mengatakan penyebaran AMR dapat terjadi melalui limbah antibiotik.

Dia menjelaskan bakteri bersifat resisten antibiotik karena memiliki sifat alami. Kemudian juga disebabkan mutasi gen akibat paparan antibiotik di lingkungan, di dalam tubuh manusia atau hewan, serta adanya perpindahan gen dari satu bakteri ke bakteri lain. 

“Bakteri tersebut mengkontaminasi air, tanah, dan lingkungan. Berdasarkan distribusi data AMR yang dikumpulkan dari spesimen darah dan urine, terdapat beberapa bakteri yang ditemukan, terutama K.pneumoniae dan E.coli,” ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (7/10/2021). 

Oleh karena itu, menurutnya Pemerintah dapat turut andil dalam melawan AMR. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran penyakit infeksi melalui higiene, sanitasi, dan vaksinasi.

Selain itu, juga peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, diantaranya penyediaan laboratorium mikrobiologi untuk mendukung diagnosis penyakit infeksi dan menentukan jenis antibiotik yang diperlukan pada kasus infeksi.
 
Antibiotik/telegraph.co.uk
Dr. Dini Arini, senior medical manager Pfizer Indonesia, menjelaskan menurut data dari Sepsis Alliance, meskipun AMR merupakan krisis kesehatan global, survei kepada lebih dari 6.300 orang menyatakan bahwa kesadaran masyarakat akan AMR masih sangat rendah. Untuk itu, menurutnya penting tatalaksana pemberian antibiotik yang tepat bagi para tenaga kesehatan profesional dan manajemen rumah sakit. 

Profesor Hindra Irawan Satari, ketua perhimpunan Perdalin, mengatakan resistensi antimikroba (AMR) merupakan masalah kesehatan global yang sangat serius. Terdapat kekhawatiran tentang semakin meningkatnya superbug yang resistan terhadap beberapa antimikroba sekaligus (multi-drugs resistance/MDR). 

AMR dapat terjadi karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada berbagai sektor. Hindra menerangkan penyebaran bakteri yang mengandung gen pembawa sifat AMR dapat berakibat masyarakat rentan terpapar AMR melalui infeksi, makanan, dan lingkungan, khususnya di ICU yang merawat pasien berat. 

“Infeksi yang timbul akibat patogen tersebut dalam banyak kasus tidak responsif terhadap pengobatan yang saat ini tersedia,” jelasnya.

Studi epidemiologi tentang bakteri S.pneumoniae berhubungan dengan munculnya krisis AMR, katanya, telah dilaporkan di China. Krisis ini makin memburuk dan telah menjadi masalah keamanan publik dan global yang dapat menyebabkan bahaya serius bagi kesehatan manusia dan hewan serta lingkungan.

Hal ini disebabkan karena munculnya resistansi bakteri jauh lebih cepat dibandingkan dengan penemuan agen antimikroba baru. 

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

Hati-hati Gunakan Antibiotik Agar Tak Terjadi Resistensi Membahayakan

BERIKUTNYA

Album Dimension: Dilemma Enhypen Cetak Rekor Preorder

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: