Soal Klaster Covid-19 PON Papua, Ini Saran Guru Besar UI
06 October 2021 |
21:17 WIB
Satgas Covid-19 Papua menemukan 29 kasus terkonfirmasi positif SARS-CoV-2 pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021. Mereka yang dinyatakan positif terdiri dari atlet, ofisial, dan panitia pelaksana (panpel).
Mengenai hal ini, Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama menyarankan agar adanya pemeriksaan keseluruhan genom atau whole genome sequencing pada 29 orang yang positif Covid-19 tersebut.
"Karena beberapa atlet yang positif disebutkan CT valuenya rendah dan atlet tentu daya tahan tubuh bagus tapi ternyata tetap tertular," ujarnya dalam pesan singkat, Rabu (6/10/2021).
Selain itu, perlu penelusuran pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan 29 orang ini. Tjandra menyebut dari satu yang dinyatakan positif, sedikitnya 15 orang yang melakukan kontak erat perlu diperiksa.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini menyebut kemungkinan 29 orang itu tertular Covid-19 di Papua karena ketika datang, hasil tes PCR mereka negatif. "Jadi 3T harus digiatkan di Papua untuk dapat situasi epidemiologi yang tepat," imbuhnya.
Kedisplinan protokol kesehatan penonton dan pertandingan pun harus lebih ditingkatkan. Tidak hanya itu, menurutnya surveilans harus lebih digiatkan agar didapat trend yan baik.
Tjandra menuturkan surveilans tentu perlu dikaitkan dengan 3 hal yakni lokasi, jenis olahraga yang ada, serta karakteristik penonton di lokasi tersebut.
Sementara itu, 29 orang yang positif Covid-19 harus ditangani sampai mereka dinyatakan negatif. "Jangan hanya mengikuti panduan yang sekian hari dapat bebas isolasi atau karantina," tegasnya.
Tjandra menambahkan pengawasan terhadap para atlet perlu dilakukan hingga mereka kembali ke daerah masing-masing.
Editor: Fajar Sidik
Mengenai hal ini, Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama menyarankan agar adanya pemeriksaan keseluruhan genom atau whole genome sequencing pada 29 orang yang positif Covid-19 tersebut.
"Karena beberapa atlet yang positif disebutkan CT valuenya rendah dan atlet tentu daya tahan tubuh bagus tapi ternyata tetap tertular," ujarnya dalam pesan singkat, Rabu (6/10/2021).
Selain itu, perlu penelusuran pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan 29 orang ini. Tjandra menyebut dari satu yang dinyatakan positif, sedikitnya 15 orang yang melakukan kontak erat perlu diperiksa.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini menyebut kemungkinan 29 orang itu tertular Covid-19 di Papua karena ketika datang, hasil tes PCR mereka negatif. "Jadi 3T harus digiatkan di Papua untuk dapat situasi epidemiologi yang tepat," imbuhnya.
Kedisplinan protokol kesehatan penonton dan pertandingan pun harus lebih ditingkatkan. Tidak hanya itu, menurutnya surveilans harus lebih digiatkan agar didapat trend yan baik.
Tjandra menuturkan surveilans tentu perlu dikaitkan dengan 3 hal yakni lokasi, jenis olahraga yang ada, serta karakteristik penonton di lokasi tersebut.
Sementara itu, 29 orang yang positif Covid-19 harus ditangani sampai mereka dinyatakan negatif. "Jangan hanya mengikuti panduan yang sekian hari dapat bebas isolasi atau karantina," tegasnya.
Tjandra menambahkan pengawasan terhadap para atlet perlu dilakukan hingga mereka kembali ke daerah masing-masing.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.