Pameran Mediascape di Galeri Salihara.

Sihir Teknologi pada Pengalaman Indrawi dalam Pameran Mediascape di Galeri Salihara

04 October 2021   |   15:53 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Secara tidak langsung, perkembangan teknologi tanpa disadari juga telah mempengaruhi persepsi indrawi seseorang. Sebagai bagian yang lekat dengan kehidupan kita saat ini, teknologi atau media baru telah mengubah cara kita merasakan dunia, terutama yang berkaitan dengan waktu dan ruang, sehingga telah menawarkan akses baru terhadap dunia.

Setidaknya hal itu yang melatar belakangi pameran seni rupa bertajuk Mediascape: Material, Senses and Beyond yang digelar oleh Komunitas Salihara pada 11 September hingga 10 Oktober 2021.

Pameran ini merupakan bentuk respon terhadap lingkungan baru yang merupakan realitas campuran, di mana teknologi telah meningkatkan dan memperkaya pengalaman indrawi kita terhadap dunia dengan menampilkan enam seniman media baru dari Indonesia, Korea Selatan dan Inggris.

Koleksi karya yang ditampilkan menyoroti multiindrawi dan interaktivitas melalui berbagai pendekatan peraga atau scape seperti peraga raba (tactile scape), peraga rasa (scape of flavor), peraga maya (digital scape), peraga suara (soundscape), peraga bau (scape of scent) dan peraga ingatan (memory scape), di mana para pengunjung pameran dapat menjelajahi dan memaknai kemampuan indrawi mereka secara mendalam.
 

d

Pameran Mediascape: Material, Senses and Beyond (Dok. Komunitas Salihara)

Kurator Seni Rupa Komunitas Salihara Asikin Hasan menuturkan popularitas seni media baru dalam dekade terakhir telah memperluas kemungkinan seni dari medium visual satu dimensi menjadi karya multi sensori dan interaktif.

“Dalam beberapa tahun terakhir, media dan teknologi telah memberikan jalan bagi kolaborasi interdisiplin bebas batas,” ungkapnya dalam rilis resmi yang diterima Hypeabis.id, Senin (4/10).

Menurutnya, pandemi Covid-19 telah menggeser pandangan manusia terhadap dunia dan secara signifikan berimbas pada dunia seni. Dengan pertimbangan kebersihan dan keselamatan publik yang kini menjadi prioritas menuju era new normal. pendekatan terhadap produksi, presentasi dan pameran seni perlu dievaluasi kembali.

Berkat bantuan teknologi, manusia kini hidup di dunia berupa spektrum berkelanjutan yang bergerak dari dunia nyata menuju realitas campuran dan alam maya. Sebuah ide yang kerap diadopsi, dielaborasi, dan didemonstrasikan oleh seni media baru. Popularisasi seni media baru dalam dekade terakhir telah memperluas kemungkinan-kemungkinan seni, dari medium visual berdimensi tunggal, hingga karya-karya interaktif dan multisensori.

“Meski batasan-batasan bertambah, tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk membuat seni yang dapat diakses secara luas dan bersifat inklusif,” ujarnya.

Pameran ini diselenggarakan oleh Salihara dan ARCOLABS serta didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Korean Cultural Center Indonesia, British Council Indonesia dan Korean Institute for Advanced Study.

Bagi kamu yang ingin mengunjungi pameran Mediascape, silakan mengunjungi laman berikut ini ya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Setelah Daniel Craig, Siapa yang Cocok Jadi James Bond?

BERIKUTNYA

Seniman Denmark Ini Malah Kirim Kanvas Kosong setelah Dibayar US$84.000

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: