Ilustrasi (dok. Pexels)

Molnupiravir, Obat Covid-19 Oral Pertama Buatan AS

04 October 2021   |   11:47 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Like
Genhype ada temuan baru nih dalam pengobatan SARS-CoV-2. Molnupiravir, obat oral yang dibuat perusahaan farmasi multinasional asal Amerika Serikat, Merck, diklaim mampu mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat infeksi Covid-19. Dari uji coba fase 3 yang dilakukan bersama Ridgeback Biotherapeutics, obat yang memiliki nama lain MK-4482, EIDD-2801 ini efektif mengatasi Covid-19 gejala ringan hingga sedang. 

Pada analisis sementara, molnupiravir mengurangi risiko rawat inap atau kematian sekitar 50 persen. Sebanyak 7,3 persen dari 775 pasien yang menerima molnupiravir saat dirawat di rumah sakit, dilaporkan masih hidup hingga hari ke-29, sementara 14,1 persen pasien yang mendapat plasebo dinyatakan meninggal dunia.

“Dengan hasil yang meyakinkan ini, kami optimis bahwa molnupiravir dapat menjadi obat penting sebagai bagian dari upaya global untuk memerangi pandemi,” kata Robert M. Davis, chief executive officer dan presiden Merck, dalam keterangan resminya.

Adapun dalam uji klinis tersebut, pasien yang terlibat dalam penelitian memiliki gejala Covid-19 ringan hingga sedang. Semua pasien terbilang memiliki faktor risiko perburukan gejala seperti komorbid. 

Selain mengurangi risiko rawat inap atau kematian di semua subkelompok utama, kemanjuran molnupiravir tidak terpengaruh oleh waktu timbulnya gejala atau faktor risiko yang mendasarinya. 

Sementara itu, berdasarkan peserta dengan data pengurutan virus yang tersedia (sekitar 40 persen peserta), molnupiravir menunjukkan kemanjuran yang konsisten di seluruh varian virus Gamma, Delta, dan Mu.

Terkait, insiden efek samping, kelompok pasien yang diberikan molnupiravir dengan yang diberikan plasebo hampir sebanding, yakni masing-masing 35 persen dan 40 persen. Demikian pula, kejadian efek samping terkait obat juga sebanding  yakni 12 persen dan 11 persen. 

Merck juga mencatat lebih sedikit subjek yang menghentikan terapi penelitian karena efek samping pada kelompok molnupiravir sebanyak 1,3 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo yakni 3,4 persen.

Saat ini, Merck yengan mengajukan izin penggunaan darurat (EUA) ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) agar bisa dipakai pasien Covid-19 di seluruh dunia.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Dine In Belum Maksimal, Berikut 3 Tips Bisnis Kuliner yang Patut Dicoba

BERIKUTNYA

Simak 5 Fakta Parasetamol, Obat yang Mencemari Laut Jakarta

Komentar

Erick TroyudaN

Erick TroyudaN

05 Oct 2021 - 15:29

Semoga penemuannya berasal dr uscityzen.dan bs meredakan perang'nuklir'terselubung di LautPasifik+Kutub Utara antara 2 monster militer dunia.Awanpanas depok'sangatAneH'malamhari:36c.Supaya gengsi us kembali.trims.Maaf bl ada tulisan sensitif&berbahaya.Semoga mer3ka stop.????????????????????????????????


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: