5 Tanda Kita Mulai Rasakan Superhero Fatigue
30 September 2021 |
22:30 WIB
Superhero tampaknya akan terus berkeliaran di berbagai layar dan platform. Pada 2021 saja, ada 4 film MCU yang rilis bioskop: Black Widow, Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings, Eternals, dan Spider-Man: No Way Home. Sementara di Disney+, ada serial yang dirilis secara streaming, seperti WandaVision, The Falcon and the Winter Soldier, Loki, What If…?, dan Hawkeye.
Banjir superhero ini pun dipastikan akan berlangsung lama. Apalagi, tak hanya Marvel yang berambisi memperluas universe-nya, DC pun demikian. Pada 2022, DC dikabarkan juga akan merilis 4 film—Black Adam, The Flash, Aquaman and the Lost Kingdom, dan Batgirl—dan 2 serial—Peacemaker dan Gotham PD.
(Baca juga: Melihat DC Extended Universe, dari Man of Steel hingga Sekarang)
Jumlah film superhero ini meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada fase-fase MCU sebelumnya, film yang dirilis hanya berjumlah sekitar 2-3 film per tahun. Kini, jumlahnya naik 4 film per tahun, belum termasuk series-nya. Tak heran, komentar soal superhero fatigue kembali mengemuka.
Superhero fatigue sendiri sesungguhnya sudah dipertanyakan sejak lama, termasuk pada 2016, ketika Batman v Superman: Dawn of Justice dan Captain America: Civil War beredar. Pada intinya, istilah ini menyiratkan kejenuhan atau kelelahan publik akan film-film superhero.
Salah satu yang membahas soal istilah ini adalah pengamat film Charles Bramesco. Dalam tulisannya di Rolling Stone, ia menjabarkan ciri-ciri superhero fatigue. Dalam artikel ini, Hypeabis telah memilihkan 5 di antaranya:
1. Kalian jadi harus bertanya: “Bentar, Ini film yang mana ya?”
Penggemar sejati MCU atau DCU biasanya hafal setiap detail kejadian di setiap film, termasuk pengaruhnya terhadap film berikutnya, berikutnya, dan berikutnya.
Namun, bagi beberapa orang, terutama yang sudah mengalami supehero fatigue, kenyataannya tidaklah demikian. Seseorang bisa lupa sama sekali adegan dalam film, termasuk mengapa suatu adegan atau konflik bisa terjadi.
2. Sticking With a Franchise Out of Obligation Rather Than Interest
Kontinuitas film ke film adalah salah satu kunci kesuksesan MCU dan DCEU dalam menggiring penonton ke bioskop. Dalam hal ini, melewatkan satu film dapat membuat seseorang kesulitan menikmati film berikutnya.
Jika kita belum jenuh ataupun lelah, mengikuti film demi film tentu saja menyenangkan. Kita bahkan bisa begitu antusias menunggu beberapa bulan hanya untuk tahu mengetahui kelanjutan nasib superhero favorit kita.
Sayangnya, sensasi tersebut mungkin akan berkurang ketika mengalami superhero fatigue. Bukannya tak sabar menunggu, seseorang kini mungkin akan merasa terpaksa menyaksikan series dan film-film yang beredar.
3. Bosan dengan breaking news soal film superhero
Coba hitung ada berapa breaking news soal film superhero yang kita dapat dalam sehari? Mulai dari konfirmasi film berikutnya, pemerannya, trailer bocor, dan spoiler dari cast, semua bermunculan seakan tiada hentinya.
Tentu saja, orang-orang yang masih antusias akan penasaran. Namun, orang-orang yang sudah merasakan superhero fatigue, mungkin akan muak mendengar itu semua.
4. Merindukan masa-masa ketika film supehero tidak menjadi kejadian skala dunia
Universe superhero memiliki skala konflik yang terus meluas. Pertama melawan penjahat demi nasib kotanya, berikutnya demi nasib negara, lalu nasib dunia, galaksi, semesta, dan seterusnya. Semua agar ceritanya tak habis, dan agar filmnya juga laku di seluruh dunia.
Ketika sudah merasa lelah dan jenuh akan itu semua, seseorang mungkin akan mengenang masa-masa ketika, misalnya, Spiderman hanya menjadi friendly neighborhood, alih-alih penyelamat dunia.
5. Kabar film superhero terasa seperti berita olahraga dan cuaca
Jika keberlimpahan ini terus berlanjut, dan orang-orang sudah benar-benar lelah, film superhero bisa menjadi informasi biasa yang berlalu-lalang tanpa perlu diperhatikan.
Ceritanya yang terus berulang, dan berbagai pembahasan yang kurang lebih sama, diduga dapat membuat orang hanya merasa perlu sekadar tahu tanpa menontonnya. Mereka yang sudah lelah mungkin hanya akan scrolling timeline, lalu berkata, "Oh ada film baru. Ok, skip."
Banjir superhero ini pun dipastikan akan berlangsung lama. Apalagi, tak hanya Marvel yang berambisi memperluas universe-nya, DC pun demikian. Pada 2022, DC dikabarkan juga akan merilis 4 film—Black Adam, The Flash, Aquaman and the Lost Kingdom, dan Batgirl—dan 2 serial—Peacemaker dan Gotham PD.
(Baca juga: Melihat DC Extended Universe, dari Man of Steel hingga Sekarang)
Jumlah film superhero ini meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada fase-fase MCU sebelumnya, film yang dirilis hanya berjumlah sekitar 2-3 film per tahun. Kini, jumlahnya naik 4 film per tahun, belum termasuk series-nya. Tak heran, komentar soal superhero fatigue kembali mengemuka.
ME: I have superhero fatigue. I'm sick of superhero stuff.
— Emma Fyffe (@EmmaFyffe) September 30, 2021
ALSO ME: What's a gal gotta do to get her hands on a review copy of that #GuardiansOfTheGalaxy game???
Superhero fatigue sendiri sesungguhnya sudah dipertanyakan sejak lama, termasuk pada 2016, ketika Batman v Superman: Dawn of Justice dan Captain America: Civil War beredar. Pada intinya, istilah ini menyiratkan kejenuhan atau kelelahan publik akan film-film superhero.
Salah satu yang membahas soal istilah ini adalah pengamat film Charles Bramesco. Dalam tulisannya di Rolling Stone, ia menjabarkan ciri-ciri superhero fatigue. Dalam artikel ini, Hypeabis telah memilihkan 5 di antaranya:
1. Kalian jadi harus bertanya: “Bentar, Ini film yang mana ya?”
Penggemar sejati MCU atau DCU biasanya hafal setiap detail kejadian di setiap film, termasuk pengaruhnya terhadap film berikutnya, berikutnya, dan berikutnya.
Namun, bagi beberapa orang, terutama yang sudah mengalami supehero fatigue, kenyataannya tidaklah demikian. Seseorang bisa lupa sama sekali adegan dalam film, termasuk mengapa suatu adegan atau konflik bisa terjadi.
2. Sticking With a Franchise Out of Obligation Rather Than Interest
Kontinuitas film ke film adalah salah satu kunci kesuksesan MCU dan DCEU dalam menggiring penonton ke bioskop. Dalam hal ini, melewatkan satu film dapat membuat seseorang kesulitan menikmati film berikutnya.
Jika kita belum jenuh ataupun lelah, mengikuti film demi film tentu saja menyenangkan. Kita bahkan bisa begitu antusias menunggu beberapa bulan hanya untuk tahu mengetahui kelanjutan nasib superhero favorit kita.
Sayangnya, sensasi tersebut mungkin akan berkurang ketika mengalami superhero fatigue. Bukannya tak sabar menunggu, seseorang kini mungkin akan merasa terpaksa menyaksikan series dan film-film yang beredar.
3. Bosan dengan breaking news soal film superhero
Coba hitung ada berapa breaking news soal film superhero yang kita dapat dalam sehari? Mulai dari konfirmasi film berikutnya, pemerannya, trailer bocor, dan spoiler dari cast, semua bermunculan seakan tiada hentinya.
Tentu saja, orang-orang yang masih antusias akan penasaran. Namun, orang-orang yang sudah merasakan superhero fatigue, mungkin akan muak mendengar itu semua.
4. Merindukan masa-masa ketika film supehero tidak menjadi kejadian skala dunia
Universe superhero memiliki skala konflik yang terus meluas. Pertama melawan penjahat demi nasib kotanya, berikutnya demi nasib negara, lalu nasib dunia, galaksi, semesta, dan seterusnya. Semua agar ceritanya tak habis, dan agar filmnya juga laku di seluruh dunia.
Ketika sudah merasa lelah dan jenuh akan itu semua, seseorang mungkin akan mengenang masa-masa ketika, misalnya, Spiderman hanya menjadi friendly neighborhood, alih-alih penyelamat dunia.
5. Kabar film superhero terasa seperti berita olahraga dan cuaca
Jika keberlimpahan ini terus berlanjut, dan orang-orang sudah benar-benar lelah, film superhero bisa menjadi informasi biasa yang berlalu-lalang tanpa perlu diperhatikan.
Ceritanya yang terus berulang, dan berbagai pembahasan yang kurang lebih sama, diduga dapat membuat orang hanya merasa perlu sekadar tahu tanpa menontonnya. Mereka yang sudah lelah mungkin hanya akan scrolling timeline, lalu berkata, "Oh ada film baru. Ok, skip."
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.