Gucci Vault. (Dok. Gucci Official Twitter)

Gucci, YSL, dan Balenciaga Setop Penggunaan Bulu di Semua Lini

27 September 2021   |   15:44 WIB
Image
Nirmala Aninda Manajer Konten Hypeabis.id

Kering, korporat label fesyen mewah yang menaungi brand seperti Gucci, Yves Saint Laurent and Bottega Veneta, memutuskan untuk berhenti menggunakan bulu hewan mulai Musim Gugur 2022. Dengan demikian, 15 brand yang dinaungi Kering akan mengutamakan keberkelanjutan dan mendukung praktik yang etis.

"Kering telah mengambil keputusan untuk berhenti menggunakan bulu binatang. Mulai dari koleksi Musim Gugur 2022, tidak ada label kami yang akan menggunakan bulu," tulis perusahaan itu dalam pernyataan yang diunggah ke situs web.

Sebelumnya, beberapa rumah mode di bawah naungan Kering telah lebih dulu berkomitmen untuk berhenti menggunakan bahan kontroversial tersebut dalam koleksinya.

Pada tahun 2017, Gucci mengumumkan produknya tidak akan menggunakan bulu hewan, diikuti oleh Bottega Veneta, Balenciaga, dan Alexander McQueen.
 

Dengan pengumuman baru ini, Saint Laurent dan Brioni menjadi merek terakhir dalam portofolio untuk mengikuti langkah tersebut. Adapun label terkenal Kering lainnya di industri fashion dengan produk kulit, perhiasan, dan jam tangan adalah Boucheron, Pomellato, DoDo, Qeelin, Ulysse Nardin, Girard-Perregaux, dan Kering Eyewear.

Tak hanya brand-brand Kering, rumah mode lain juga sudah menerapkan praktik bebas bulu hewan pada lini produk mereka di antaranya Prada, Versace, Burberry, dan Chanel.

"Bulu adalah simbol, itu adalah bahan yang sangat terkait dengan industri mewah secara historis. Tetapi beberapa bahan tidak [lagi] memiliki tempat dalam kemewahan," ujar CEO Kering François-Henri Pinault seperti dikutip Business of Fashion.

Chief of Sustainability di Keirng, Marie-Claire Daveu mengungkapkan bahwa konsumen milenial menuntut perusahaan untuk lebih peka dan memperhatikan nilai-nilai etis pada proses produksi barang fesyen, dari hulu ke hilir.

Pada tahun 2019, Kering mengumumkan serangkaian kebijakan baru untuk memverifikasi perlakuan manusiawi terhadap hewan di seluruh rantai pasokan grup.

Di antara standar tersebut adalah persyaratan rinci untuk perawatan sapi, anak sapi, domba, dan kambing sepanjang hidup mereka, serta pedoman untuk rumah potong hewan.

Ke depan setelah larangan ini, kebijakan tersebut juga akan diterapkan pada serat dan bahan hewani apa pun.

Seperti dilansir Input Mag, secara khusus pada produksi bulu cerpelai sebuah studi pada 2011 yang diterbitkan oleh lembaga penelitian CE Delft menemukan bahwa dampak produksi 1 kilogram bulu terhadap lingkungan lima kali lebih tinggi daripada wol.

Sejumlah besar energi ditujukan pada seluruh proses produksi, adapun energi terbesar digunakan dari jumlah pakan yang dibutuhkan saat cerpelai diternakkan.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Perhatikan 7 Hal Ini agar Konsultasi Online dengan Dokter lebih Efektif

BERIKUTNYA

Mengunjungi Singapura dari Rumah bersama Marissa Nasution

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: