Ilustrasi (Dok. Levi van Leeweun/Unsplash)

Kangen Berat Liburan Memunculkan Fenomena Revenge Travel

22 September 2021   |   19:57 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Beberapa waktu lalu, sebuah kota wisata di India bernama Manali menjadi perbincangan karena banyaknya penduduk yang berbondong-bondong datang setelah menjalani isolasi dan karantina untuk menghentikan gelombang kedua pandemi di negara tersebut. Kejadian itu akhirnya memunculkan sebuah istilah revenge travel.

Hal itu pun terjadi di Indonesia. Belum lama ini, sebuah kafe di kawasan Kemang Jakarta Selatan menjadi sorotan karena tempat itu dipenuhi banyaknya pengunjung yang melanggar protokol kesehatan.

Sesuai dengan namanya, revenge travel adalah fenomena ‘balas dendam’ yang terjadi saat masyarakat melakukan perjalanan atau berwisata ke luar rumah setelah sekian waktu menjalani isolasi.

Sosiolog dari Universitas Nasional Sigit Rochadi mengatakan revenge travel hanya terjadi pada orang-orang di kalangan menengah ke atas yang sebenarnya selama masa pembatasan pandemi Covid-19 telah memiliki agenda untuk berwisata.

Menurutnya, wisata sudah menjadi gaya hidup bagi orang-orang kalangan menengah ke atas. Mereka selama berbulan-bulan terkungkung tidak bisa melakukan perjalanan wisata dan hanya bisa melihat tempat-tempat yang ingin mereka kunjungi melalui media sosial. Oleh karena itu, ketika pandemi mulai mereda, mereka akan segera berwisata sesuai agenda yang telah disiapkan.

“Wisata itu sudah menjadi gaya hidup mereka. Minimal satu bulan sekali itu melakukan wisata perjalanan dan mengunjungi tempat-tempat yang sudah menjadi agenda sejak lama,” katanya kepada Hypeabis.id melalui sambungan telepon, Selasa (21/9).
 

Ilustrasi (Dok.Nico Bhlr/Unsplash)

Ilustrasi (Dok.Nico Bhlr/Unsplash)

Sigit juga mengatakan bahwa fenomena revenge travel akan menghidupkan perekonomian di sektor pariwisata jika dikelola dengan baik oleh pemerintah. Pasalnya, hidupnya kembali pariwisata juga bisa membuat para pekerja di sektor itu mendapatkan kembali sumber pendapatannya yang sempat hilang.

“Fenomena ini akan terus berkembang karena adanya teknologi komunikasi yang semakin terintegrasikan dengan berbagai hal dan adanya teknologi transportasi yang bisa mempercepat perjalanan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan bahwa revenge travel benar-benar sedang terjadi di Indonesia. Dia memperkirakan fenomena tersebut bisa menjadi lebih besar gelombangnya sehingga harus diwaspadai oleh berbagai pihak.

“Jangan sampai tren itu membatalkan kemajuan situasi pandemi saat ini. Semoga kita bisa bercermin atas keadaan suram Juni dan Juli silam,” ujarnya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Dad Jokes di Mata Bapak2ID

BERIKUTNYA

Ada Kompetisi Esports Candy Crush Saga Nih, Hostnya Khloe Kardashian Lagi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: