Ilustrasi madu (Dok.Arwin Neil Baichoo/Unsplash)

4 Asumsi tentang Madu Ini Ternyata Mitos

21 September 2021   |   19:07 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Selama pandemi, banyak orang semakin peduli dengan kesehatan dan giat mengonsumsi ragam vitamin atau suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Produk olahan lebah seperti madu menjadi salah satu yang paling diburu karena berbagai manfaat yang dimilikinya, seperti meningkatkan imun serta meminimalisir dan menyembuhkan berbagai penyakit.

Meskipun begitu, tak sedikit orang masih kesulitan dalam memilih madu yang sesuai mengingat banyaknya informasi kurang tepat serta mitos-mitos mengenai keaslian madu yang beredar. Oleh karena itu, perlu ketelitian untuk menentukan keaslian madu karena banyaknya varian madu di pasaran.

Melansir dari rilis produsen produk perlebahan Kembang Joyo, Selasa (21/9), berikut fakta-fakta di balik empat mitos mengenai keaslian madu yang banyak beredar di masyarakat.

1. Madu asli tidak akan berubah warna
Perubahan warna pada madu adalah hal yang biasa. Hal tersebut disebabkan adanya reaksi maillard atau reaksi pencoklatan non enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu. Seperti diketahui, antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal.  

2. Madu asli tidak disukai semut
Mitos yang satu ini juga tidaklah tepat. Faktanya, kesukaan semut akan madu sangat bergantung dengan berbagai hal seperti umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut yang ada di area sekitar madu. Umumnya, semut menyukai madu bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman. Bahkan, lebah dan semut sering berebut untuk mengambil nektar.

Meskipun begitu, ada beberapa kondisi madu yang tidak disukai oleh semut, salah satunya madu yang belum cukup umur. Madu yang belum cukup umur akan mengakibatkan terjadinya fermentasi yang mana akan menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut. 
 

Ilustrasi madu (Dok. Adonyi Gábor/Pexels)

Ilustrasi madu (Dok. Adonyi Gábor/Pexels)


3. Madu yang mengkristal merupakan madu palsu
Kristalisasi madu sering salah diartikan masyarakat sebagai pemalsuan madu. Padahal, kristalisasi atau penggumpalan madu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan pada madu. Madu yang mengalami kristalisasi tidak akan mengalami penurunan kualitas. Semua kandungannya akan tetap sama dan tidak berubah, kecuali warnanya.

4. Madu asli bisa meletup
Madu berasal dari cairan tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Secara alamiah, khamir yang berada di alam akan terbawa dalam madu. Khamir tidak akan aktif pada madu yang memiliki masa panen cukup panjang. Sebaliknya, khamir akan aktif dan melakukan proses fermentasi pada madu yang dipanen muda.

Hasil samping dari fermentasi ini adalah CO2 (karbon dioksida) yang berbentuk gas. Secara alami gas ini akan menguap di udara. Namun, gas akan terakumulasi dan menghasilkan letupan saat berada di botol yang tertutup sangat rapat. Dengan begitu, keaslian madu tidak bisa diukur dari meletup atau tidaknya. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Asah Insting Kalian buat Kenali Kucing Peliharaan Lebih Dekat

BERIKUTNYA

Yuk Intip Rekomendasi Konten Korea di K-Content Netflix

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: