Ilustrasi seorang anak yang sedang bermain komputer (Dok. August de Richelieu/Pexels)

Moms, Kenali Anak Generasi Alpha & Cara Mendidiknya Yuk

18 September 2021   |   13:26 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Genhype pasti sudah sering mendengar istilah Generasi X, Generasi Y atau milenial, dan Generasi Z. Kini, ada istilah baru lho untuk menyebut generasi selanjutnya yaitu Generasi Alpha. Hal itu disampaikan oleh Strauss dan Howe dalam bukunya berjudul Generations: The History of America’s Future yang mengungkapkan perubahan generasi terjadi dalam masyarakat setiap 20 tahun.

Generasi Alpha, yang juga dikenal sebagai anak-anak milenium, adalah generasi pertama yang semuanya lahir pada abad ke-21. Mark McCrindle, seorang peneliti dan konsultan generasi di Australia, adalah orang yang menciptakan istilah tersebut pada 2005.

Seperti dilansir dari Forbes, tahun 2010 dipilih karena merupakan tahun diluncurkannya beberapa perangkat dan platform seperti iPad dan Instagram. Dengan kata lain, anak-anak Generasi Alpha lahir di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat.

McCrindle memperkirakan bahwa sebanyak 2,5 juta Generasi Alpha lahir setiap minggunya di seluruh dunia. Generasi ini akan mencapai total 2 miliar orang di seluruh dunia pada saat orang termuda dilahirkan pada tahun 2025.
 

Allan Mas

Belajar sambil melakukan aktivitas fisik salah satu bentuk pengasuhan yang baik untuk anak-anak generasi alpha (Dok.Allan Mas/Pexels)

Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Ananta, mengatakan anak-anak Generasi Alpha yang lahir mulai dari tahun 2010 ke atas memiliki keistimewaan lebih dari generasi sebelumnya terutama di bagian perkembangan otak mereka.

“Generasi ini lebih fokus pada apa yang ingin dicapai,” ujarnya kepada Hypeabis.id melalui pesan singkat, Sabtu (18/9).

Samanta menilai bahwa anak-anak Generasi Alpha memiliki beberapa kecenderungan yang menjadi ciri khas mereka yaitu memiliki kapasitas kecerdasan tinggi (smart), melek teknologi (tech-savvy), mudah menyelesaikan masalah (self sufficient), lebih suka sendiri (solitaire), serta kurang melakukan aktivitas fisik (high risk at sedentarism).

Dengan kondisi tersebut, orang tua perlu menerapkan model pengasuhan yang sesuai  dengan karakteristik anak-anak Generasi Alpha.

Samanta mengatakan orang tua perlu menggunakan pendekatan pengasuhan yang berbasis kesadaran dan perasaan agar dapat menyeimbangkan anak-anak Generasi Alpha dalam pengembangan kepribadiannya.

Selain itu, sangat diperlukan juga belajar sambil bergerak atau melakukan aktivitas fisik agar mengurangi risiko sedentarism yang kemungkinan terjadi pada anak-anak generasi alpha.

“Maksudnya, olahraga jadi peran penting juga untuk generasi alpha agar dapat menjaga kesehatan fisiknya dengan optimal,” imbuhnya.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

BLACKPINK Dipilih sebagai Advokat Sustainable Development Goals PBB

BERIKUTNYA

Berdiri sejak 1970-an, Begini Cara Bisnis Martabak Sakura Tetap Eksis

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: