Air Purifier atau Ionizer? Mana yang Bagus?

Tren penggunaan air purifier dan ionizer meningkat di kalangan kaum urban seiring dengan adanya pandemi Covid-19. Kedua alat ini dipercaya dapat membersihkan udara dari partikel-partikel penyebab penyakit seperti bakteri, virus, hingga pemicu reaksi alergi. 

Ya, udara dalam ruangan mengandung alergen seperti debu, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, bakteri, virus, partikel yang dikeluarkan oleh kosmetik hingga produk pembersih. Banyak dari partikel ini dikenal sebagai iritan yang dapat memperburuk alergi dan asma. Nah, kedua alat ini diyakini dapat membersihkannya, namun mana yang terbaik? Cek ulasannya yuk :

1. Fungsi
Melansir dari Live Science, Kamis (16/9/2021), air purifier berfungsi menangkap polutan, racun, dan alergen di udara menggunakan kipas dan filter. Alat ini dapat membersihkan udara dari partikel berbagai ukuran, termasuk partikel kasar seperti serbuk sari dan debu, partikel halus seperti bulu hewan peliharaan, dan partikel ultrahalus seperti virus.

Begitu pula dengan air ionizers. Alat ini memurnikan udara di dalam ruangan dengan menciptakan ion negatif yang menempel pada alergen, yang bermuatan positif, dan membantu kotoran mengendap di tanah.

Secara umum, pembersih udara dan ionizers melakukan fungsi yang sama yakni membersihkan udara, menghilangkan alergen dan polutan. Kedua alat ini dapat menghilangkan partikel berukuran seribu kali lebih kecil dari satu milimeter, hanya saja caranya yang berbeda.

2. Cara kerja
Air purifier terdiri dari satu atau lebih filter dan kipas. Kipas internal menarik udara ruangan melalui filter. Partikel kemudian ditangkap di dalam banyak lapisan dan lipatan filter. 

Setelah proses itu selesai, udara bersih disirkulasikan kembali di dalam ruangan. Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) mengatakan bahwa pembersih udara dengan filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA) secara hipotesis dapat menghilangkan setidaknya 99,97 persen partikel di udara dengan ukuran 0,3 mikron, termasuk debu, serbuk sari, jamur, dan bakteri.

Sebaliknya, ionizer udara memanfaatkan sifat kimia ion untuk menghilangkan partikel dan mikroba dari udara. Ionizer membuat ion negatif menggunakan listrik dan membuangnya ke udara. Ion negatif menempel pada partikel bermuatan positif di dalam ruangan untuk menciptakan partikel padat yang cukup berat untuk jatuh ke lantai.

Ion negatif yang digunakan oleh ionizers dapat menghentikan pertumbuhan virus, sedangkan ozon yang dihasilkan oleh interaksi ion negatif dan partikel lain dapat membunuh bakteri, jamur, dan jamur. 

Kendati demikian, EPA mengatakan ionizer relatif tidak efektif dalam menghilangkan partikel yang lebih besar seperti debu dan serbuk sari, dan mereka lebih cocok untuk menghilangkan partikel yang lebih kecil seperti asap tembakau dan kabut asap, yang berukuran antara 0,01 dan 0,1 m/mikron.

3. Manfaat.
Oleh karena air purifier bekerja pada partikel yang lebih luas seperti alergen besar, artinya alat ini sangat membantu bagi mereka yang menderita alergi hewan peliharaan, demam, dan asma. Tidak halnya dengan ionizer.

Kendati demikian, beberapa ulasan menyebut ion negatif yang terkait dengan ionizer telah diidentifikasi secara positif mempengaruhi kesehatan psikologis, produktivitas, dan kesejahteraan secara keseluruhan, dan dapat membantu mereka dengan gangguan afektif musiman (SAD). Namun, ionizers secara tidak langsung menghasilkan ozon. 

Ozon dikenal sebagai iritan paru-paru dan dalam beberapa kasus, ionizer menghasilkan gas pada tingkat yang dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia. Ini dapat memperburuk kondisi pernapasan yang ada, seperti asma.

Dalam jangka pendek, EPA mengatakan bahwa menghirup sejumlah kecil gas dapat menyebabkan iritasi tenggorokan, nyeri dada, batuk, sesak napas, atau kesulitan bernapas. Efek jangka panjang termasuk memburuknya gejala asma, penurunan fungsi paru-paru, dan radang paru-paru.

Jadi bagaimana Genhype, sudah tahu mana yang akan dipilih? Ingat, pilih yang sesuai kebutuhan kamu ya agar alat yang kamu beli nantinya efektif.



Editor: Indyah Sutriningrum