OpenAI Kasih Bocoran Penting Lewat Podcast tentang Masa Depan ChatGPT
05 July 2025 |
15:11 WIB
OpenAI baru saja meluncurkan podcast resminya yang memberikan sekilas pandangan langsung ke dalam tentang apa yang sedang mereka kerjakan dan keprihatinan terbesar yang dihadapi. Di sisi lain, ada harapan besar terhadap masa depan AI, setidaknya ada enam hal paling menarik dari tomsguide yang bisa memberi gambaran arah evolusi ChatGPT.
Dalam siniar itu, OpenAI pada awalnya sempat mempertimbangkan nama “Chat”. Baru pada menit-menit terakhir, tim memutuskan menambahkan GPT sehingga menciptakan merek yang kini begitu dikenal. Ketika peluncuran resminya, popularitas ChatGPT meledak secepat kilat yang mencatatkan viral di Jepang pada hari ketiga, hingga langsung menyebar ke seluruh dunia pada hari keempat.
Baca juga: Chery Gaet DeepSeek Bangun Kecerdasan Buatan Untuk Robot Humanoid
HIngga kini, inovasi chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dengan penambahan berbagai fitur baru, dengan tingkat kecerdasan dan akurasi yang semakin baik. CEO Sam Altman kembali menegaskan bahwa GPT‑5 ditargetkan meluncur musim panas ini, meskipun tanpa tanggal pasti. Hal ini juga memberikan sinyal bahwa pola penomoran model ke depan (seperti GPT‑5.1, 5.2) akan lebih konsisten, dan menutup celah kebingungan penamaan sebelumnya.
OpenAI menyatakan komitmennya untuk tetap menghindari iklan di dalam ChatGPT. Menurut Altman, kepercayaan pengguna adalah prioritas dan iklan bisa merusak itu. Mereka masih membuka kemungkinan monetisasi lain, tapi untuk saat ini ChatGPT bebas iklan.
Belum lama ini, ChatGPT menunjukkan perilaku yang dianggap terlalu membuat nyaman para penggunanya secara menyeluruh. Mark Chen dari OpenAI menyebut ini sebagai efek dari reinforcement learning from human feedback yang mendorong model yang terlalu menyenangkan pengguna. Mereka pun sedang memperbaiki problem ini, demi memastikan ChatGPT bisa memberi sudut pandang yang seimbang dan bukan sekadar menyenangkan.
Nick Turley, Head of ChatGPT memaparkan bahwa dalam 2–3 tahun ke depan, ChatGPT nantinya mampu mengenali pengguna secara lebih personal hingga memicu kebutuhan fitur privasi seperti mode off the record.
Versi saat ini sudah menawarkan temporary chat yang tak disimpan ke riwayat atau digunakan untuk pelatihan. Ini bisa jadi pedang bermata dua, yaitu berguna untuk personalisasi, tapi bisa menimbulkan rasa “diawasi” yang mengganggu sebagian pengguna.
Podcast itu juga mengungkap isu perangkat AI-native hasil kolaborasi dengan desainer Johnny Ive. Sam Altman menyebut pengembangan produk fisik ini butuh waktu lama karena ini bukan cuma soal software, tetapi mencakup perangkat baru yang dirancang khusus untuk era AI.
Podcast tersebut juga memberi tahu kita tentang strategi monetisasi, pengembangan memori, hingga implementasi iklan. Pasar AI kini menuntut lebih dari sekadar teknologi canggih kepercayaan pengguna, tapi kontrol privasi dan etika pun jadi sorotan utama.
Untuk itu, pengguna diharapkan dapat tetap menikmati kemajuan ChatGPT, tapi tetap kritis karena model ini masih bisa berhalusinasi, yang sama sekali bukan sumber fakta absolut. Bagi pengembang dan bisnis, situasi yang membuat engguna terlalu nyaman, mengingatkan pentingnya keseimbangan antara user experience dan akurasi informasi.
Adapun untuk industri AI, agar bersiap menyambut perangkat keras AI-ready bakal menjadi frontier berikutnya, tapi pengembangannya butuh waktu, sehingga perangkat baru itu jangan harapkan hadir dalam waktu dekat.
OpenAI telah membuat langkah besar menuju keterbukaan dengan podcast ini yang memberikan insight langsung tentang masa depan ChatGPT. Episode selanjutnya diharapkan semakin mendalami bagaimana GPT‑5 akan muncul, bagaimana ekosistem monetisasi terbentuk, dan bagaimana mereka menjaga keseimbangan antara personalisasi dan privasi.
Dalam siniar itu, OpenAI pada awalnya sempat mempertimbangkan nama “Chat”. Baru pada menit-menit terakhir, tim memutuskan menambahkan GPT sehingga menciptakan merek yang kini begitu dikenal. Ketika peluncuran resminya, popularitas ChatGPT meledak secepat kilat yang mencatatkan viral di Jepang pada hari ketiga, hingga langsung menyebar ke seluruh dunia pada hari keempat.
Baca juga: Chery Gaet DeepSeek Bangun Kecerdasan Buatan Untuk Robot Humanoid
HIngga kini, inovasi chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dengan penambahan berbagai fitur baru, dengan tingkat kecerdasan dan akurasi yang semakin baik. CEO Sam Altman kembali menegaskan bahwa GPT‑5 ditargetkan meluncur musim panas ini, meskipun tanpa tanggal pasti. Hal ini juga memberikan sinyal bahwa pola penomoran model ke depan (seperti GPT‑5.1, 5.2) akan lebih konsisten, dan menutup celah kebingungan penamaan sebelumnya.
OpenAI menyatakan komitmennya untuk tetap menghindari iklan di dalam ChatGPT. Menurut Altman, kepercayaan pengguna adalah prioritas dan iklan bisa merusak itu. Mereka masih membuka kemungkinan monetisasi lain, tapi untuk saat ini ChatGPT bebas iklan.
Belum lama ini, ChatGPT menunjukkan perilaku yang dianggap terlalu membuat nyaman para penggunanya secara menyeluruh. Mark Chen dari OpenAI menyebut ini sebagai efek dari reinforcement learning from human feedback yang mendorong model yang terlalu menyenangkan pengguna. Mereka pun sedang memperbaiki problem ini, demi memastikan ChatGPT bisa memberi sudut pandang yang seimbang dan bukan sekadar menyenangkan.
Nick Turley, Head of ChatGPT memaparkan bahwa dalam 2–3 tahun ke depan, ChatGPT nantinya mampu mengenali pengguna secara lebih personal hingga memicu kebutuhan fitur privasi seperti mode off the record.
Versi saat ini sudah menawarkan temporary chat yang tak disimpan ke riwayat atau digunakan untuk pelatihan. Ini bisa jadi pedang bermata dua, yaitu berguna untuk personalisasi, tapi bisa menimbulkan rasa “diawasi” yang mengganggu sebagian pengguna.
Podcast itu juga mengungkap isu perangkat AI-native hasil kolaborasi dengan desainer Johnny Ive. Sam Altman menyebut pengembangan produk fisik ini butuh waktu lama karena ini bukan cuma soal software, tetapi mencakup perangkat baru yang dirancang khusus untuk era AI.
Podcast tersebut juga memberi tahu kita tentang strategi monetisasi, pengembangan memori, hingga implementasi iklan. Pasar AI kini menuntut lebih dari sekadar teknologi canggih kepercayaan pengguna, tapi kontrol privasi dan etika pun jadi sorotan utama.
Untuk itu, pengguna diharapkan dapat tetap menikmati kemajuan ChatGPT, tapi tetap kritis karena model ini masih bisa berhalusinasi, yang sama sekali bukan sumber fakta absolut. Bagi pengembang dan bisnis, situasi yang membuat engguna terlalu nyaman, mengingatkan pentingnya keseimbangan antara user experience dan akurasi informasi.
Adapun untuk industri AI, agar bersiap menyambut perangkat keras AI-ready bakal menjadi frontier berikutnya, tapi pengembangannya butuh waktu, sehingga perangkat baru itu jangan harapkan hadir dalam waktu dekat.
OpenAI telah membuat langkah besar menuju keterbukaan dengan podcast ini yang memberikan insight langsung tentang masa depan ChatGPT. Episode selanjutnya diharapkan semakin mendalami bagaimana GPT‑5 akan muncul, bagaimana ekosistem monetisasi terbentuk, dan bagaimana mereka menjaga keseimbangan antara personalisasi dan privasi.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.