Penyelenggara Ajang Kusala Sastra Khatulistiwa Rilis Daftar Pendek
16 June 2025 |
18:51 WIB
Setelah merilis daftar panjang Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa, penyelenggara ajang untuk karya-karya sastra tersebut merilis daftar pendek dalam kategori cerpen, novel, dan puisi. Salah satu karya novel yang masuk dalam daftar pendek ajang ini adalah Duri dan Kutuk karya penulis Cicilia Oday dan Hantu Padang karya Esha Tegar Putra.
Salah satu kurator Kusala Sastra Khatulistiwa Eka Kurniawan mengatakan bahwa ajang ini hadir bukan hanya untuk memberi penghargaan. Namun, juga menjadi pengingat bahwa sastra mampu menjadi ruang untuk saling memahami, bertukar sapa dan gagasan, dan bahkan sebagai tantangan pada cara kita berpikir.
Baca juga: Sulit Mengglobal, Sastra Indonesia Terkendala Penerjemahan dan Promosi
Pembaca bisa menjelajahi berbagai kemungkinan makna melalui cerita maupun puisi. Sementara bagi penulis dan penyair, ajang ini merupakan apresiasi atas kerja dan gagasan kreatif mereka - bahkan bagi sebuah bangsa, karya-karya ini langsung atau tidak langsung, sedang menyusun ulang bangunan identitas.
“Daftar pendek ini berisi lima karya di masing-masing kategori. Mereka bukan sekadar tulisan, tapi juga suara-suara yang kerap terdengar sayup di tengah gempuran pekak suara zaman,” katanya dalam siaran pers pada Senin (16/6/2025).
Dia menuturkan, individu mungkin dapat menemukan keindahan, sebagaimana juga akan menemukan kegelisahan di setiap karya dalam daftar pendek ini. Lewat ajang ini, ada harapan sekaligus jerit keputusasaan.
“Jika jalanan dan kota-kota menjadi petunjuk peta geografi sebuah negara, maka karya-karya ini tengah menyusun peta keadaan jiwa sebuah bangsa,” paparnya.
Kurator KSK lainnya, yakni Nezar Patria menyebut bahwa kurator dan yayasan sebagai penyelenggara memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada dewan juri untuk memilah, memilih, dan memutuskan karya-karya mana yang dianggap terbaik.
Dia menuturkan, daftar pendek ini menjadi penyemangat untuk mendorong lebih banyak kemunculan karya-karya sastra bermutu, dan mempromosikan karya-karya tersebut kepada pembaca luas.
“Dari karya terpilih, kita melihat keragaman sudut pandang, dan kekayaan cara bertutur, yang merekam jagat batin manusia Indonesia dalam memaknai kehidupan hari ini,” katanya.
Untuk diketahui, Kusala Sastra Khatulistiwa adalah penghargaan untuk karya sastra terbaik sepanjang tahun, yang menunjukkan pengerahan kerja kreatif sastrawan Indonesia, pengembangan potensi estetis dalam penggunaan bahasa Indonesia, dan perluasan kemungkinan wilayah pertemuan antara imajinasi dan realitas kehidupan masyarakat Indonesia.
Buku-buku yang dinilai pada tahun ini adalah buku-buku yang diterbitkan sepanjang tahun 2024, terbagi dalam tiga kategori yaitu Kumpulan Cerpen, Novel, dan Kumpulan Puisi.
Baca juga: Menyusuri Jejak Arsip Karya Sastra Indonesia Klasik di Parade Masa
Kategori Kumpulan Cerpen
1. Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu karya Sasti Gotama
2. Iblis Tanah Suci karya Arianto Adipurwanto
3. Keluarga Oriente karya Armin Bell
4. Mei Salon karya Iin Farliani
5. Musik Akhir Zaman karya Kiki Sulistyo
Kategori Novel
1. BEK Karya Mahfud Ikhwan
2. Duri dan Kutuk karya Cicilia Oday
3. Matthes karya Alan TH
4. Oni Jouska karya Asep Ardian
5. Paya Nie karya Ida Fitri
Kategori Kumpulan Puisi
1. Dengung Tanah Goyah karya Iyut Fitra
2. Hantu Padang karya Esha Tegar Putra
3. Nyawa, Tinggalah Sejenak Lebih Lama karya Pranita Dewi
4. Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi dalam Kobaran Api karya Syaiful Alim
5. Tilas Genosida karya A. Muttaqin
Salah satu kurator Kusala Sastra Khatulistiwa Eka Kurniawan mengatakan bahwa ajang ini hadir bukan hanya untuk memberi penghargaan. Namun, juga menjadi pengingat bahwa sastra mampu menjadi ruang untuk saling memahami, bertukar sapa dan gagasan, dan bahkan sebagai tantangan pada cara kita berpikir.
Baca juga: Sulit Mengglobal, Sastra Indonesia Terkendala Penerjemahan dan Promosi
Pembaca bisa menjelajahi berbagai kemungkinan makna melalui cerita maupun puisi. Sementara bagi penulis dan penyair, ajang ini merupakan apresiasi atas kerja dan gagasan kreatif mereka - bahkan bagi sebuah bangsa, karya-karya ini langsung atau tidak langsung, sedang menyusun ulang bangunan identitas.
“Daftar pendek ini berisi lima karya di masing-masing kategori. Mereka bukan sekadar tulisan, tapi juga suara-suara yang kerap terdengar sayup di tengah gempuran pekak suara zaman,” katanya dalam siaran pers pada Senin (16/6/2025).
Dia menuturkan, individu mungkin dapat menemukan keindahan, sebagaimana juga akan menemukan kegelisahan di setiap karya dalam daftar pendek ini. Lewat ajang ini, ada harapan sekaligus jerit keputusasaan.
“Jika jalanan dan kota-kota menjadi petunjuk peta geografi sebuah negara, maka karya-karya ini tengah menyusun peta keadaan jiwa sebuah bangsa,” paparnya.
Kurator KSK lainnya, yakni Nezar Patria menyebut bahwa kurator dan yayasan sebagai penyelenggara memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada dewan juri untuk memilah, memilih, dan memutuskan karya-karya mana yang dianggap terbaik.
Dia menuturkan, daftar pendek ini menjadi penyemangat untuk mendorong lebih banyak kemunculan karya-karya sastra bermutu, dan mempromosikan karya-karya tersebut kepada pembaca luas.
“Dari karya terpilih, kita melihat keragaman sudut pandang, dan kekayaan cara bertutur, yang merekam jagat batin manusia Indonesia dalam memaknai kehidupan hari ini,” katanya.
Untuk diketahui, Kusala Sastra Khatulistiwa adalah penghargaan untuk karya sastra terbaik sepanjang tahun, yang menunjukkan pengerahan kerja kreatif sastrawan Indonesia, pengembangan potensi estetis dalam penggunaan bahasa Indonesia, dan perluasan kemungkinan wilayah pertemuan antara imajinasi dan realitas kehidupan masyarakat Indonesia.
Buku-buku yang dinilai pada tahun ini adalah buku-buku yang diterbitkan sepanjang tahun 2024, terbagi dalam tiga kategori yaitu Kumpulan Cerpen, Novel, dan Kumpulan Puisi.
Baca juga: Menyusuri Jejak Arsip Karya Sastra Indonesia Klasik di Parade Masa
Kategori Kumpulan Cerpen
1. Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu karya Sasti Gotama
2. Iblis Tanah Suci karya Arianto Adipurwanto
3. Keluarga Oriente karya Armin Bell
4. Mei Salon karya Iin Farliani
5. Musik Akhir Zaman karya Kiki Sulistyo
Kategori Novel
1. BEK Karya Mahfud Ikhwan
2. Duri dan Kutuk karya Cicilia Oday
3. Matthes karya Alan TH
4. Oni Jouska karya Asep Ardian
5. Paya Nie karya Ida Fitri
Kategori Kumpulan Puisi
1. Dengung Tanah Goyah karya Iyut Fitra
2. Hantu Padang karya Esha Tegar Putra
3. Nyawa, Tinggalah Sejenak Lebih Lama karya Pranita Dewi
4. Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi dalam Kobaran Api karya Syaiful Alim
5. Tilas Genosida karya A. Muttaqin
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.