ilustrasi (sumber : George Milton /pexels)

Ini Dia Lima Tren Dalam Dunia Influencer 

16 June 2025   |   19:43 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Dalam lima tahun terakhir, profesi influencer dan kreator konten mengalami transformasi signifikan. Jika dulu, para content creator ini hanya dipandang sebagai pembuat konten hiburan di media sosial, kini mereka telah menjelma menjadi mitra strategis bagi brand dan bagian dari pertumbuhan ekonomi digital, termasuk di Indonesia.

Fenomena ini tidak lepas dari pergeseran pola konsumsi masyarakat yang lebih percaya pada rekomendasi personal ketimbang iklan konvensional. Berdasarkan laporan Vero ASEAN bertajuk The Impact of Indonesian Influencer, Indonesia memiliki lebih dari 45.000 akun influencer Instagram dengan pengikut antara 10.000 hingga 50.000. 

Baca juga: 3 Tips Mengatasi Burnout ala Influencer Xaviera Putri & Biadonut

Tak hanya itu, ada 160 akun dengan pengikut lebih dari 10 juta, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar influencer terbesar di Asia Tenggara. “Influencer bukan lagi sekadar pembuat konten tetapi penggerak tren, pembentuk opini publik, dan mitra brand yang relevan,” kata Claudia Pusung, KOLs & Influencer Relations Manager Vero Indonesia.

Tak heran bila belanja iklan untuk influencer terus melonjak, Vero memperkirakan belanja iklan untuk influencer akan mencapai titik tertinggi baru pada 2028, yaitu sebesar Rp 5,5 triliun (US$349,83 juta). Lonjakan ini tidak hanya didorong oleh besarnya jumlah pengguna media sosial, tetapi juga meningkatnya permintaan akan kampanye yang lebih otentik dan relevan.

Transformasi digital ini juga membawa dampak terhadap pertumbuhan ekonomi kreator (creator economy). Berdasarkan proyeksi Goldman Sachs, industri ini akan tumbuh hampir dua kali lipat secara global dari US$250 miliar (sekitar Rp 3,95 kuadriliun) pada 2023 menjadi US$480 miliar (Rp 7,58 kuadriliun) pada 2027.

Umaporn Whittaker-Thompson, Chief Commercial Officer Vero mengatakan industri influencer marketing di kawasan Asia Tenggara berkembang pesat. Saat ini industri mencatat pertumbuhan dua digit dan diproyeksi akan mencapai US$1,068 miliar dalam tiga tahun ke depan.

“Influencer marketing tidak hanya tumbuh secara kuantitatif, tapi juga secara strategis. Influencer kini dilihat sebagai mitra jangka panjang, bukan sekadar pembuat konten,” jelasnya.

Berikut adalah lima tren utama yang mencerminkan bagaimana profesi konten kreator berkembang pesat dan semakin berdampak di Indonesia:


1. Kreator Mikro, Pengaruh Maksimal

Platform media sosial seperti TikTok dan Instagram menjadi tulang punggung pertumbuhan influencer lokal. Di Indonesia, TikTok menjadi ruang utama untuk konten live-streaming dan promosi interaktif, sementara Instagram masih kuat untuk membangun narasi visual.

Vero mengingatkan bahwa dominasi platform saja tidak cukup. Kunci keberhasilan kampanye influencer terletak pada keselarasan nilai, gaya komunikasi, dan koneksi emosional dengan audiens.

Salah satu strategi yang kini banyak diadopsi brand adalah berkolaborasi dengan micro-influencer dan Key Opinion Consumers (KOC). Meskipun jumlah pengikutnya tidak besar, tingkat kepercayaan dari audiens mereka sangat tinggi.

“Kreator mikro punya suara yang lebih dekat dan dipercaya oleh komunitas. Gen Z, misalnya, lebih suka rekomendasi dari sesama pengguna daripada iklan terang-terangan,” ungkap Claudia.


2. Storytelling Lebih Efektif dari Promosi Eksplisit

Promosi hard selling semakin ditinggalkan. Kini, konten yang disampaikan lewat storytelling, baik dengan humor, pengalaman pribadi, maupun narasi visual yang menarik lebih disukai oleh netizen.

Brand cenderung lebih sukses saat mereka bekerja sama dengan influencer yang mampu bercerita secara autentik,” kata Claudia, mengutip temuan Vero bahwa 34% influencer ASEAN mengandalkan storytelling sebagai strategi engagement utama.


3. Kemitraan Jangka Panjang Lebih Bernilai

Saat ini, brand juga mulai berpaling dari kolaborasi instan menuju hubungan jangka panjang yang memungkinkan pengembangan narasi dan keterlibatan yang lebih dalam. Sebab, kolaborasi transaksional jangka pendek tidak memberikan dampak yang signifikan, padahal, kekuatan pengaruh dari influencer tumbuh melalui kolaborasi strategis jangka panjang.

Ini sejalan dengan survei yang dilakukan Vero pada 2024 bahwa influencer di Asia Tenggara lebih memprioritaskan kemitraan jangka panjang saat bekerja sama dengan brand sehingga memungkinkan terciptanya konten yang lebih autentik, keterlibatan audiens yang kuat, dan konsistensi pesan brand di berbagai kanal.

Influencer marketing kini dilihat sebagai kemitraan strategis, bukan sekadar kampanye satu kali. Kampanye berdampak lahir dari relasi jangka panjang yang kuat” jelas Umaporn Whittaker-Thompson.


4. Keselarasan Nilai Jadi Penentu Keberhasilan Kampanye

Jumlah pengikut bukan segalanya. Keselarasan nilai antara brand dan kreator kini menjadi kunci agar pesan kampanye sampai dan diterima dengan tulus oleh audiens. Karena itulah, tujua kampanye yang jelas sangat penting agar pesan konten bisa sejalan dengan nilai brand. Sebab sering kali masih terdapat kesenjangan antara tujuan brand dan konten yang dibuat oleh influencer.

“Masih banyak brand yang salah langkah, terlalu fokus pada jumlah pengikut dan mengabaikan relevansi. Padahal dampak maksimal akan tercapai ketika brand memilih creator yang merepresentasikan nilai inti mereka,” ujar Claudia.


5. Ekosistem Baru bagi Kreator: Ruang Tumbuh Bersama

Melihat kebutuhan akan koneksi yang autentik antara kreator dan brand, Vero meluncurkan MicroFluent, platform rekrutmen influencer yang membuka akses kolaborasi lebih luas dan berkelanjutan.

“Jika kami menemukan kecocokan yang kuat antara influencer dengan identitas dan tujuan kampanye suatu brand, tim kami akan menghubungi mereka untuk mengeksplorasi potensi kerja sama,” ujar Umaporn Whittaker-Thompson.

Sebagai bagian dari jaringan MicroFluent, para influencer akan mendapatkan akses prioritas terhadap peluang kolaborasi dengan brand lokal maupun regional yang telah dikurasi secara saksama oleh Vero. 

Mereka akan dihubungi langsung untuk berbagai bentuk kerja sama, mulai dari sponsorship, kampanye, endorsement produk, hingga partisipasi dalam acara. Selain itu, para anggota juga akan diundang untuk mengikuti lokakarya, survei, serta sesi 'Happy Hours' Vero, sebuah forum santai yang dirancang untuk membangun jejaring antar influencer di luar konteks bisnis.

Baca juga: Sebelum Jadi Food Influencer, Cek Etika Mengulas Makanan dan Restoran

“MicroFluent menjadi ruang tumbuh bersama. Kreator bisa membangun koneksi, memperkuat brand personal, dan belajar dari sesama,” jelasnya. 

Profesi influencer saat ini bukan hanya tentang viralitas atau jumlah tayangan. Mereka adalah bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang mengedepankan nilai, kreativitas, dan hubungan autentik. Di tengah pertumbuhan ekonomi digital, para kreator lokal di Indonesia menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar “figura media sosial”, tetapi mitra strategis dalam membentuk masa depan pemasaran dan komunikasi.
 

SEBELUMNYA

Busana Pengantin Al Ghazali dan Alyssa Daguise dalam Balutan Adat Sunda

BERIKUTNYA

Cek Harga Tiket Konser Mariah Carey di SICC 4 Oktober 2025

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: