Petugas melakukan pengisian BBM di SPBU Rest Area KM 166 Tol Cipali, Majalengka, Jawa Barat. (Sumber foto: Eusebio Chrysnamurti)

Pertamax Green 95: Campuran Bioetanol & RON 95, Apa Efeknya ke Mesin?

08 June 2025   |   10:01 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

PT Pertamina (Persero) memperluas distribusi bahan bakar ramah lingkungan Pertamax Green 95 ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Tengah. Hingga awal Juni 2025, tercatat sebanyak 119 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah menjual bahan bakar tersebut, dengan target mencapai 150 SPBU hingga akhir tahun ini.

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Pertamina dalam mendukung transisi energi bersih dan memperkuat ketahanan energi nasional berbasis sumber daya lokal.

Baca juga: Jangan Asal, Ini 3 Dampak Mencampur BBM Pertamax & Pertalite untuk Kendaraan

Pertamax Green 95 merupakan bahan bakar hasil pencampuran bensin dengan 5 persen bioetanol berbasis nabati, seperti tebu, dan memiliki kandungan oktan (RON) 95. Bioetanol tersebut diproduksi dari industri bioenergi dalam negeri dan menggandeng petani lokal sebagai bagian dari rantai pasok.

Dengan kandungan ini, Pertamax Green 95 tidak hanya lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang lebih rendah, tetapi juga dinilai dapat memberikan kinerja mesin yang lebih optimal, terutama dalam hal akselerasi kendaraan.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengatakan bahwa peluncuran Pertamax Green 95 menjadi salah satu upaya strategis dalam menghadirkan BBM rendah emisi. Menurutnya, penggunaan bahan bakar ini akan membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada energi fosil serta membuka peluang ekonomi baru di sektor energi terbarukan dan pertanian.

Produk ini juga telah diuji dan disesuaikan dengan standar Worldwide Fuel Charter (WWFC), dengan kandungan ethanol sebesar 5 persen masih berada dalam batas aman pemakaian kendaraan berbahan bakar bensin.

Pertamax Green 95 dijual dengan harga Rp12.800 per liter, lebih tinggi dari Pertamax (RON 92) seharga Rp12.100, tapi masih lebih terjangkau dibandingkan Pertamax Turbo (RON 98) yang dijual Rp13.050 per liter di DKI Jakarta.

Pertamax Green 95 dirancang sebagai bahan bakar dengan RON (Research Octane Number) 95, yang berarti memiliki kemampuan menahan tekanan tinggi sebelum terbakar secara spontan di dalam ruang bakar. Nilai oktan yang tinggi ini membuat pembakaran di mesin menjadi lebih sempurna dan stabil, sehingga mengurangi gejala knocking atau detonasi, fenomena pembakaran prematur yang bisa merusak mesin dalam jangka panjang.

Pembakaran yang lebih efisien ini tidak hanya berkontribusi pada performa kendaraan yang lebih responsif, tetapi juga membuat emisi gas buang lebih rendah dan ramah lingkungan.

Kandungan bioetanol sebesar 5 persen yang terdapat dalam Pertamax Green 95 juga turut memberikan efek positif terhadap pembakaran. Bioetanol memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi dibandingkan bensin murni, yang artinya proses pembakaran dalam mesin mendapatkan suplai oksigen tambahan.

Menurut WWFC Guideline, hal ini membantu menciptakan pembakaran yang lebih bersih dan lengkap, menurunkan sisa residu karbon yang dapat menumpuk pada ruang bakar, klep, atau injektor. Selain itu, campuran bioetanol juga membuat suhu pembakaran sedikit lebih rendah, yang berdampak pada pengurangan panas berlebih (overheating) pada beberapa jenis mesin bensin.

Dari sisi performa, Pertamax Green 95 diklaim meningkatkan respons akselerasi kendaraan. Dalam uji internal Pertamina, pengguna bahan bakar ini merasakan tarikan awal yang lebih ringan dan responsif, khususnya pada kendaraan injeksi yang sudah dirancang untuk memanfaatkan bahan bakar beroktan tinggi.

Dengan karakteristik pembakaran yang lebih konsisten, bahan bakar ini juga dikatakan dapat menjaga kebersihan ruang bakar dan memperpanjang usia komponen seperti busi dan piston. Namun demikian, karena kandungan etanol bersifat higroskopis (menyerap air), disarankan agar kendaraan tetap digunakan secara rutin untuk menghindari risiko penurunan kualitas bahan bakar jika dibiarkan terlalu lama di tangki.


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News
 

SEBELUMNYA

Ada Babymonster hingga J-Rock, Cek Jadwal Konser Sepanjang Juni 2025

BERIKUTNYA

Skuad Garuda Lolos ke Babak 4, Pertarungan Terakhir Lawan Timnas Jepang Menanti

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: