Penyanyi Raye tampil pada hari ketiga Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/6/2025). (Sumber gambar:

Dari Luka ke Lagu: RAYE Hadirkan Emosi Tanpa Batas di BNI Java Jazz Festival 2025

02 June 2025   |   07:13 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Malam terakhir di BNI Java Jazz Festival 2025 ditutup dengan penampilan mengesankan dari penyanyi asal Inggris, RAYE. Tampil dalam format special show di panggung megah BNI Hall, RAYE membius ratusan penonton dengan suguhan musikalitas kelas dunianya.

Dengan balutan gaun satin merah muda yang anggun serta tata cahaya yang intim, RAYE membuka penampilannya dengan beberapa nomor populernya, seperti "Worth It", yang mengundang riuh tepuk tangan sejak nada pertama. Suaranya yang powerful langsung mengisi ruangan. Sebuah pilihan lagu awal yang menarik dari seorang artis yang telah menjelma menjadi ikon soul dan R&B kontemporer.

Diiringi oleh full band dan mini orkestra, RAYE menyulap BNI Hall menjadi ruang perayaan penuh musik-musiknya. Lagu berikutnya yang dibawakan, yang juga mendapat riuh tepuk tangan dari penonton ialah "Five Star Hotels". 

"Terima kasih sudah mendengarkan musik-musikku. Ini sesuatu yang luar biasa bagiku," ucap RAYE. 

Baca juga: Maliq & D’Essentials Rayakan 20 Tahun Java Jazz dengan Lagu Hits dan Single Baru 
 

Penyanyi Raye tampil pada hari ketiga Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu  (1/6/2025). (Sumber gambar:

Penyanyi Raye tampil pada hari ketiga Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/6/2025). (Sumber gambar:

Di antara lagu-lagu yang dibawakan, RAYE tidak ragu bercerita. Dia membuka kisah tentang rasa sakit yang pernah dialami sebagai perempuan di industri musik, tentang perjuangan independen, dan tentang mencintai diri sendiri dalam kekacauan. Setiap cerita menjadi jembatan ke lagu berikutnya, menciptakan nuansa naratif yang membuat konser ini terasa seperti pertunjukan teater musikal dalam format jazz kontemporer.

Misalnya, ketika dia membawakan "Mary Jane", sebuah lagu yang memakai nama alias untuk pengganti sebutan Marijuana. Dalam lagu tersebut, Keen berbicara tentang penyalahgunaan obat-obatan terlarang yang dialaminya serta bagaimana zat-zat lain terasa seperti teman di saat-saat terburuknya.  

Menjelang lagu "Ice Cream Man", RAYE tampak begitu emosional hingga air matanya jatuh di atas panggung. Dengan suara bergetar, dia mengungkapkan betapa besar cintanya pada para penonton. Menurutnya, bahwa lagu ini memiliki makna yang sangat dalam dan menyedihkan baginya.

Dia juga bercerita musik adalah bentuk pelariannya, bak obat yang membantunya bertahan dalam masa-masa sulit. “Hidup tidak mudah,” katanya, seraya menegaskan bahwa musik telah menyelamatkan hidupnya. 

Rangkaian penampilan RAYE terus berlanjut dengan lagu “Genesis” yang menonjolkan kekuatan vokalnya secara impresif, lalu bergeser ke “It’s A Man’s World” yang dibawakan dengan tempo lebih tenang. Setelah itu, suasana berubah lebih groovy lewat “Bed” dan “You Don’t Know Me” yang menghidupkan energi penonton. 

Saat membawakan “Secret”, RAYE menghadirkan nuansa berbeda dengan meminta pencahayaan panggung berwarna biru, menciptakan atmosfer unik. Lagu ini pun mengundang penonton untuk berdiri dan ikut bergoyang, termasuk saat “Black Mascara” dimainkan dengan vibe yang tak kalah enerjik.

Menjelang akhir pertunjukan, RAYE meningkatkan tempo dan intensitas musik, memadukannya dengan permainan lampu yang makin menghidupkan suasana. Dia lantas menutup konser dengan lagu andalannya, "Escapism", sebuah penampilan klimaks yang membuat seluruh ruangan bergemuruh dalam sorak sorai.

"Terima kasih untuk energi yang luar biasa," pungkasnya

Dalam special show kali ini, penonton seolah dibawa ke dalam narasi-narasi personal yang diangkat RAYE, dari luka karena industri musik, perjuangan sebagai perempuan, hingga perasaan ditinggalkan. Akan tetapi, alih-alih meratap, RAYE menyulap semuanya menjadi kemarahan yang elegan dan kekuatan yang memberdayakan.

BNI Java Jazz kerap menghadirkan musisi kelas dunia, tetapi penampilan RAYE adalah pengalaman lain. Dia bukan hanya musisi yang piawai. Dia adalah pencerita yang menjadikan musik sebagai mediumnya. Seorang perempuan yang mengubah trauma menjadi puisi yang melagu. 

Malam itu, di BNI Hall, RAYE tidak sekadar menyanyi. Dia meninggalkan jejak. Yang mungkin tak akan hilang dalam waktu dekat. 
 

Penyanyi Raye tampil pada hari ketiga Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu  (1/6/2025). (Sumber gambar:

Penyanyi Raye tampil pada hari ketiga Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/6/2025). (Sumber gambar:

RAYE, penyanyi-penulis lagu asal Inggris bernama asli Rachel Keen, adalah talenta multi-genre yang menjelma menjadi kekuatan baru dalam musik pop, R&B, dan terutama jazz kontemporer. Lahir tahun 1997 di London, RAYE memulai kariernya sebagai penulis lagu untuk artis-artis papan atas seperti Beyoncé, Charli XCX, dan David Guetta sebelum meraih sorotan sebagai solois.

Perjalanan independennya setelah meninggalkan label besar menjadi titik balik penting. Sebab, setelah itu, dia merilis album debut My 21st Century Blues (2023) secara mandiri yang langsung mencuri perhatian karena kejujuran liriknya, aransemen kompleks, dan keberanian musikal. 

Diskografi RAYE mencakup sejumlah EP dan kolaborasi elektronik-pop awal bersama DJ seperti Jonas Blue dan Jax Jones. Akan tetapi, puncak musikalitasnya terlihat di My 21st Century Blues. Album ini bisa dibilang menampilkan campuran soul, gospel, blues, dan jazz yang terjalin dalam narasi personal tentang trauma, seksualitas, dan pembebasan diri. 

Lagu seperti “Escapism.” menjadi hit global, tetapi trek lain seperti “Environmental Anxiety” dan “Five Star Hotels” juga patut disorot karena menunjukkan kepiawaiannya membaurkan harmoni jazz dan progresi akor klasik ke dalam pop modern. Dia membuktikan bahwa jazz bukan milik masa lalu, melainkan bisa hidup dan relevan dalam tubuh perempuan muda yang bercerita jujur.

Karya-karyanya mengundang generasi baru untuk mendekat ke jazz lewat medium pop, menjadikan RAYE sebagai salah satu penghubung penting antara keanggunan jazz klasik dan keluwesan musik modern.

Baca juga: Teddy Adhitya Bikin Baper di BNI Java Jazz 2025 Lewat Lagu-Lagu Penuh Cinta

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Jumbo Tercatat Sebagai Film Tercepat yang Mencapai 10 Juta Penonton di Indonesia

BERIKUTNYA

10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Jumbo Peringkat Satu

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: