Profil Jacob Collier: Jenius Jazz Masa Kini Siap Guncang BNI Java Jazz Festival 2025
30 May 2025 |
14:12 WIB
1
Like
Like
Like
Musisi asal Inggris peraih Grammy, Jacob Collier, dipastikan akan meramaikan hari pertama Java Jazz Festival 2025 pada Jumat, 30 Mei. Dia dijadwalkan tampil dalam format pertunjukan spesial di panggung BNI Hall, mulai pukul 20.00 WIB hingga 21.15 WIB.
Collier merupakan salah satu musisi jazz muda yang paling disorot dekade ini. Dia menjadi inovator musik paling berani di era modern dengan berbagai eksplorasi dan kombinasi instrumen yang dia mainkan.
Sebelum namanya sebesar sekarang, jiwa bermusik Collier telah terbentuk sejak kecil. Pria kelahiran 2 Agustus 1994 ini memang datang dari keluarga musisi. Ibunya, Suzie Collier, merupakan profesor musik dan pemain biola andal.
Baca juga: Cek Lineup & Jadwal Lengkap BNI Java Jazz Festival 2025 Day 1
Tak mengherankan bila sejak kecil, Collier telah menunjukkan bakat luar biasa dalam bermain berbagai instrumen, dan kini dikenal menguasai lebih dari 20 alat musik.
Dia menempuh pendidikan musik di Royal Academy of Music dan sempat kuliah di University College London. Namanya mulai dikenal luas ketika video cover Don’t You Worry ’Bout a Thing versi multi-instrumen yang dia rekam sendiri menjadi viral di YouTube pada 2012.
Jacob Collier dikenal karena pendekatannya yang eksperimental dan out-of-the-box terhadap musik jazz, R&B, soul, funk, dan bahkan musik klasik. Dia memanfaatkan teknologi modern, terutama looping, layering vokal harmonik, dan MIDI kontrol untuk menciptakan karya yang kompleks secara musikal namun tetap hangat dan emosional.
Pada 2016, Collier merilis album debutnya, In My Room, yang direkam sepenuhnya di kamar tidurnya. Album ini memenangkan dua Grammy Awards dan mendapat pujian luas karena pendekatan DIY yang canggih.
Pada 2018, dia memulai proyek ambisius Djesse, yakni seri empat volume album yang mengeksplorasi berbagai genre dan kolaborasi lintas batas. Proyek ini menampilkan kolaborasi dengan musisi seperti Herbie Hancock, Ty Dolla Sign, Daniel Caesar, dan Mahalia.
Atas eksplorasi menariknya tersebut, hingga 2024 dia setidaknya telah dinominasikan sebanyak 11 kali di Grammy Awards, termasuk dalam kategori Best Arrangement, Instrumental or A Cappella, yang sering didominasi oleh musisi jazz dan klasik.
Menariknya, lima di antaranya berhasil dimenangkannya. Setelahnya, namanya makin berkembang. Dia pun kerap menggelar konsernya sendiri dan tampil di banyak ajang jazz ternama dunia.
Collier dikenal akan konsernya yang energik dan interaktif. Ia sering melibatkan penonton dalam menciptakan harmoni secara langsung, menciptakan pengalaman musikal yang kolektif dan spiritual.
Seperti ibunya yang profesor musik, Collier bukan hanya seorang musisi, tetapi seorang ilmuwan musik. Dia tidak takut mengambil risiko musikal, menggunakan tangga nada eksotis, harmoni yang "tabrakan", dan struktur lagu yang tidak lazim.
Meski berakar di jazz, Jacob juga berani menjalin koneksi lintas genre, dari orkestra klasik hingga trap dan soul modern. Ini menjadikan jazz versi Collier terasa segar dan tidak elitis.
Jacob Collier adalah perwujudan dari jazz abad ke-21. Dia cair, inklusif, eksperimental, dan mengaburkan batas antara teknis dan spiritual. Dia juga bukti bahwa jazz bukan genre yang membeku dalam sejarah, tetapi medium hidup yang terus berkembang.
Dengan perpaduan antara kejeniusan teori musik, kehangatan personal, dan pendekatan teknologi modern, Collier membuka jalan baru bagi generasi musisi masa depan. Menontonnya nanti malam di Java Jazz Festival 2025 adalah menonton sejarah.
Baca juga: 6 Musisi Beken yang Akan Tampil di BNI Java Jazz Festival 2025 Day 1
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Collier merupakan salah satu musisi jazz muda yang paling disorot dekade ini. Dia menjadi inovator musik paling berani di era modern dengan berbagai eksplorasi dan kombinasi instrumen yang dia mainkan.
Sebelum namanya sebesar sekarang, jiwa bermusik Collier telah terbentuk sejak kecil. Pria kelahiran 2 Agustus 1994 ini memang datang dari keluarga musisi. Ibunya, Suzie Collier, merupakan profesor musik dan pemain biola andal.
Baca juga: Cek Lineup & Jadwal Lengkap BNI Java Jazz Festival 2025 Day 1
Tak mengherankan bila sejak kecil, Collier telah menunjukkan bakat luar biasa dalam bermain berbagai instrumen, dan kini dikenal menguasai lebih dari 20 alat musik.
Dia menempuh pendidikan musik di Royal Academy of Music dan sempat kuliah di University College London. Namanya mulai dikenal luas ketika video cover Don’t You Worry ’Bout a Thing versi multi-instrumen yang dia rekam sendiri menjadi viral di YouTube pada 2012.
Jacob Collier dikenal karena pendekatannya yang eksperimental dan out-of-the-box terhadap musik jazz, R&B, soul, funk, dan bahkan musik klasik. Dia memanfaatkan teknologi modern, terutama looping, layering vokal harmonik, dan MIDI kontrol untuk menciptakan karya yang kompleks secara musikal namun tetap hangat dan emosional.
Pada 2016, Collier merilis album debutnya, In My Room, yang direkam sepenuhnya di kamar tidurnya. Album ini memenangkan dua Grammy Awards dan mendapat pujian luas karena pendekatan DIY yang canggih.
Pada 2018, dia memulai proyek ambisius Djesse, yakni seri empat volume album yang mengeksplorasi berbagai genre dan kolaborasi lintas batas. Proyek ini menampilkan kolaborasi dengan musisi seperti Herbie Hancock, Ty Dolla Sign, Daniel Caesar, dan Mahalia.
Atas eksplorasi menariknya tersebut, hingga 2024 dia setidaknya telah dinominasikan sebanyak 11 kali di Grammy Awards, termasuk dalam kategori Best Arrangement, Instrumental or A Cappella, yang sering didominasi oleh musisi jazz dan klasik.
Menariknya, lima di antaranya berhasil dimenangkannya. Setelahnya, namanya makin berkembang. Dia pun kerap menggelar konsernya sendiri dan tampil di banyak ajang jazz ternama dunia.
Collier dikenal akan konsernya yang energik dan interaktif. Ia sering melibatkan penonton dalam menciptakan harmoni secara langsung, menciptakan pengalaman musikal yang kolektif dan spiritual.
Seperti ibunya yang profesor musik, Collier bukan hanya seorang musisi, tetapi seorang ilmuwan musik. Dia tidak takut mengambil risiko musikal, menggunakan tangga nada eksotis, harmoni yang "tabrakan", dan struktur lagu yang tidak lazim.
Meski berakar di jazz, Jacob juga berani menjalin koneksi lintas genre, dari orkestra klasik hingga trap dan soul modern. Ini menjadikan jazz versi Collier terasa segar dan tidak elitis.
Jacob Collier adalah perwujudan dari jazz abad ke-21. Dia cair, inklusif, eksperimental, dan mengaburkan batas antara teknis dan spiritual. Dia juga bukti bahwa jazz bukan genre yang membeku dalam sejarah, tetapi medium hidup yang terus berkembang.
Dengan perpaduan antara kejeniusan teori musik, kehangatan personal, dan pendekatan teknologi modern, Collier membuka jalan baru bagi generasi musisi masa depan. Menontonnya nanti malam di Java Jazz Festival 2025 adalah menonton sejarah.
Baca juga: 6 Musisi Beken yang Akan Tampil di BNI Java Jazz Festival 2025 Day 1
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.