Suara Papua Bergema di Java Jazz 2025 Lewat Aksi M.A.C dan Papua Original
01 June 2025 |
19:10 WIB
1
Like
Like
Like
Malam di Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2025 menjadi lebih semarak ketika dua penampil dari Timur Indonesia tampil memukau di panggung berbeda: M.A.C dan Papua Original. Keduanya menyuguhkan semangat, warna, dan cerita dari Papua melalui musik yang otentik dan sarat makna.
Menjelang matahari terbenam, panggung Wonderful Indonesia diisi oleh energi segar dari grup musik M.A.C (Music Anak Coment). Tampil pada Sabtu (31/5/2025) pukul 18.00 WIB, grup yang lahir di Jayapura pada 2016 ini langsung menghidupkan suasana dengan perpaduan hip-hop, reggae, dan R&B yang kental dengan spirit anak muda Papua.
Kini beranggotakan delapan orang, M.A.C tidak hanya menyajikan musik sebagai hiburan, tetapi juga sebagai medium cerita. Lewat lirik-liriknya, mereka membicarakan kehidupan sosial, perjuangan identitas, dan harapan generasi muda Papua untuk diakui dan dihargai dalam keberagaman.
Baca Juga: 5 Aksi Panggung yang Paling Ditunggu di BNI Java Jazz Festival 2025 Day 3
Penonton pun larut ketika mereka membawakan lagu “Cuma Saya”, salah satu karya mereka yang sempat viral di media sosial. Lagu ini tak hanya catchy, tapi juga menjadi simbol keberanian untuk tampil beda dan percaya diri menjadi diri sendiri.
Penampilan M.A.C malam itu mengingatkan kembali pada momen ketika mereka mengguncang panggung Istana Merdeka dalam perayaan HUT ke-78 RI pada 2023 lalu. Sebuah pengakuan bahwa musik dari timur Indonesia mampu berbicara di panggung nasional, bahkan membentuk percakapan baru soal identitas dan inklusi.
Beberapa jam setelahnya, giliran Papua Original mengambil alih Java Jazz Stage pada pukul 22.45 WIB. Grup yang telah eksis sejak 2004 ini mempersembahkan alunan ethnic groove yang memikat. Tidak hanya memainkan soul, funk, pop, dan Latin dengan mahir, Papua Original membawakan setiap lagu menyertakan bahasa Papua—membuktikan bahwa bahasa daerah bisa bersanding dengan irama global.
Bagi Papua Original, musik adalah cara menjaga identitas. Setiap penampilan mereka adalah upaya menghadirkan budaya Papua ke ruang-ruang publik yang lebih luas, tanpa kehilangan akar dan warna. Tak heran jika mereka telah tampil dari panggung nasional hingga internasional, mulai dari Perth dan Selandia Baru hingga festival jazz besar seperti Prambanan Jazz, Ngayogjazz, dan Solo City Jazz.
Tahun ini, kehadiran Papua Original di Java Jazz kembali difasilitasi oleh PT Freeport Indonesia (PTFI), menandai komitmen untuk terus membawa cerita Papua ke panggung dunia. Aksi mereka malam itu bukan sekadar penampilan, tetapi pengingat kuat bahwa musik bisa menjadi jembatan antarbudaya—menghubungkan Timur dan Barat, lokal dan global, tradisi dan modernitas.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan ini pertama kalinya PTFI membawa dua grup musik asal Papua ke panggung Java Jazz. “Java Jazz memberikan kesempatan bagi musisi Papua untuk menampilkan orisinalitas dan ciri khasnya. Freeport Indonesia mendukung hal tersebut,” ujar Tony.
Melalui M.A.C dan Papua Original, Java Jazz Festival 2025 menunjukkan bahwa jaz dan genre turunannya bukan hanya milik kota-kota besar atau benua Eropa dan Amerika. Musik dari Papua punya tempat yang sah di panggung utama, dan punya daya gugah yang tak kalah kuat. Sebuah perayaan keberagaman yang sesungguhnya—melodi dari timur, bergema di barat.
Baca Juga: Suara Penuh Jiwa Tunde Lighthouse Family Membius Panggung BNI Java Jazz 2025
Menjelang matahari terbenam, panggung Wonderful Indonesia diisi oleh energi segar dari grup musik M.A.C (Music Anak Coment). Tampil pada Sabtu (31/5/2025) pukul 18.00 WIB, grup yang lahir di Jayapura pada 2016 ini langsung menghidupkan suasana dengan perpaduan hip-hop, reggae, dan R&B yang kental dengan spirit anak muda Papua.
Kini beranggotakan delapan orang, M.A.C tidak hanya menyajikan musik sebagai hiburan, tetapi juga sebagai medium cerita. Lewat lirik-liriknya, mereka membicarakan kehidupan sosial, perjuangan identitas, dan harapan generasi muda Papua untuk diakui dan dihargai dalam keberagaman.
Baca Juga: 5 Aksi Panggung yang Paling Ditunggu di BNI Java Jazz Festival 2025 Day 3
Penonton pun larut ketika mereka membawakan lagu “Cuma Saya”, salah satu karya mereka yang sempat viral di media sosial. Lagu ini tak hanya catchy, tapi juga menjadi simbol keberanian untuk tampil beda dan percaya diri menjadi diri sendiri.
Penampilan M.A.C malam itu mengingatkan kembali pada momen ketika mereka mengguncang panggung Istana Merdeka dalam perayaan HUT ke-78 RI pada 2023 lalu. Sebuah pengakuan bahwa musik dari timur Indonesia mampu berbicara di panggung nasional, bahkan membentuk percakapan baru soal identitas dan inklusi.
Beberapa jam setelahnya, giliran Papua Original mengambil alih Java Jazz Stage pada pukul 22.45 WIB. Grup yang telah eksis sejak 2004 ini mempersembahkan alunan ethnic groove yang memikat. Tidak hanya memainkan soul, funk, pop, dan Latin dengan mahir, Papua Original membawakan setiap lagu menyertakan bahasa Papua—membuktikan bahwa bahasa daerah bisa bersanding dengan irama global.
Tampil pada hari kedua BNI Java Jazz Festival 2025, Sabtu (31/5/2025), Papua Original memukau penonton yang memadati area JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. (Sumber Gambar: Maria Y. Benyamin)
Bagi Papua Original, musik adalah cara menjaga identitas. Setiap penampilan mereka adalah upaya menghadirkan budaya Papua ke ruang-ruang publik yang lebih luas, tanpa kehilangan akar dan warna. Tak heran jika mereka telah tampil dari panggung nasional hingga internasional, mulai dari Perth dan Selandia Baru hingga festival jazz besar seperti Prambanan Jazz, Ngayogjazz, dan Solo City Jazz.
Tahun ini, kehadiran Papua Original di Java Jazz kembali difasilitasi oleh PT Freeport Indonesia (PTFI), menandai komitmen untuk terus membawa cerita Papua ke panggung dunia. Aksi mereka malam itu bukan sekadar penampilan, tetapi pengingat kuat bahwa musik bisa menjadi jembatan antarbudaya—menghubungkan Timur dan Barat, lokal dan global, tradisi dan modernitas.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan ini pertama kalinya PTFI membawa dua grup musik asal Papua ke panggung Java Jazz. “Java Jazz memberikan kesempatan bagi musisi Papua untuk menampilkan orisinalitas dan ciri khasnya. Freeport Indonesia mendukung hal tersebut,” ujar Tony.
Melalui M.A.C dan Papua Original, Java Jazz Festival 2025 menunjukkan bahwa jaz dan genre turunannya bukan hanya milik kota-kota besar atau benua Eropa dan Amerika. Musik dari Papua punya tempat yang sah di panggung utama, dan punya daya gugah yang tak kalah kuat. Sebuah perayaan keberagaman yang sesungguhnya—melodi dari timur, bergema di barat.
Baca Juga: Suara Penuh Jiwa Tunde Lighthouse Family Membius Panggung BNI Java Jazz 2025
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.