5 Aksi Panggung yang Paling Ditunggu di BNI Java Jazz Festival 2025 Day 3
01 June 2025 |
15:07 WIB
BNI Java Jazz Festival 2025 telah menjadi ajang musik terbesar yang selalu dinanti para pecinta jazz dan musik lintas genre. Setelah dua hari penuh dengan penampilan spektakuler dari berbagai musisi lokal dan internasional, hari ketiga atau hari penutupan festival ini menjanjikan klimaks yang tak kalah megah.
Pada hari terakhir ini, suasana Java Jazz Festival akan semakin hidup dengan deretan artis dan band yang telah menjadi favorit banyak orang. Tidak hanya menghadirkan kualitas musik yang tinggi, para performer juga membawa energi dan kejutan yang membuat panggung semakin memikat.
Baca juga: Cek Lineup & Jadwal Lengkap BNI Java Jazz Festival 2025 Day 3
Dari artis internasional ternama hingga musisi tanah air yang sedang naik daun, hari penutupan ini siap mengukir memori tak terlupakan bagi semua yang hadir. Dari special show Raye hingga project spesial 20 Years of Java Jazz Festival, semua siap menjadi hiburan penutup yang pecah.
Namun, setidaknya ada lima penampil yang patut disorot dan sebaiknya tak ketinggalan penampilan mereka hari ini? Berikut adalah lima musisi paling ditunggu pada hari ketiga BNI Java Jazz Festival 2025:
Kamasi Washington adalah seorang saksofonis, komposer, dan produser jazz asal Los Angeles yang dikenal karena membawa semangat revolusioner ke dalam musik jazz kontemporer. Lahir pada tahun 1981 dan tumbuh dalam keluarga musisi, Kamasi telah menempuh jalur musik sejak usia dini dan menempuh pendidikan di UCLA, tempat ia memperdalam jazz bersama tokoh-tokoh besar seperti Kenny Burrell.
Karier Kamasi melesat setelah perilisan album debutnya yang monumental, The Epic (2015), yang mendapat pujian luas karena keberaniannya menggabungkan jazz, soul, funk, dan gospel dalam skala orkestra. Album ini membuka pintu bagi kolaborasi lintas genre, termasuk bersama Kendrick Lamar dalam "To Pimp a Butterfly", serta proyek-proyek dengan Flying Lotus, Thundercat, dan Herbie Hancock.
Daya tarik Washington muncul dari kemampuannya menghubungkan jazz klasik dengan audiens masa kini yang lebih luas dan beragam. Dia juga menghidupkan kembali jazz sebagai medium ekspresi yang kuat dan penuh keberanian, sambil mengangkat warisan budaya Afrika-Amerika lewat pendekatan yang segar dan menggugah emosi. Di BNI Java Jazz Festival, dia dijadwalkan tampil di Teh Botol Sosro Hall pukul 19.00-20.00 WIB
Raye adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan produser musik asal Inggris yang dikenal karena kemampuannya menjelajahi berbagai genre, termasuk pop, R&B, dan jaz. Lahir dengan nama asli Rachel Keen pada 24 Oktober 1997, Raye menunjukkan bakat musikal sejak usia dini.
Dia mulai dikenal luas berkat kolaborasinya dengan artis-artis ternama seperti David Guetta dan Jax Jones, sebelum kemudian memutuskan untuk membangun karier solo yang lebih otentik dan personal. Setelah bertahun-tahun berada di bawah bayang-bayang label rekaman besar, ia akhirnya merilis album debut independennya My 21st Century Blues pada 2023, yang menuai pujian kritis dan sukses komersial.
Salah satu pencapaian terbesarnya adalah kemenangan besar di ajang BRIT Awards 2024. Dia meraih enam penghargaan dalam satu malam—rekor terbanyak yang pernah dicapai seorang artis dalam satu edisi.
Di tengah arus musik yang cenderung digital dan terprogram, kehadiran elemen jazz dalam musik Raye menjadi angin segar, membuktikan bahwa ekspresi yang jujur dan musikalitas yang mendalam tetap mendapat tempat dan pengakuan luas di industri musik masa kini. Dia dijadwalkan tampil di BNI Hall pukul 20.00-21.15 WIB
Ambon Jazz Rock adalah album legendaris yang lahir dari semangat musikalitas Maluku yang eksploratif dan progresif pada masanya. Dirilis pada era 1980-an, album garapan Jopie Latul ini menjadi bukti bagaimana musisi Ambon mampu meramu unsur jazz, rock, funk, dan soul dengan karakteristik lokal yang kuat.
Musiknya kaya dengan permainan bass yang groovy, progresi akor yang kompleks, dan harmoni vokal yang berani, menjadikannya salah satu karya penting dalam sejarah musik fusion Indonesia. Kini, Ambon Jazz Rock akan dihidupkan kembali di panggung megah BNI Java Jazz Festival melalui proyek Barry Likumahuwa.
Barry menggandeng sederet talenta luar biasa seperti Abraham Kevin dan Teddy Adhitya yang memperkuat sisi vokal dengan nuansa soul dan R&B masa kini, serta Yance Manusama, tokoh penting dari versi aslinya, yang menjaga benang merah sejarahnya.
Ditambah kehadiran Ron King Horn Section dari Amerika Serikat, penampilan ini menjanjikan aransemen bass yang megah dan penuh energi. Penampilan mereka dijadwalkan di panggung BYD Hall pukul 19.45-20.45 WIB
Dalam rangka merayakan dua dekade perjalanannya sebagai festival jazz terbesar di Indonesia dan Asia, Java Jazz mempersembahkan sebuah proyek kolaborasi istimewa bertajuk “20th Anniversary Jazz Project.”
Proyek ini bukan hanya sekadar pertunjukan musik, melainkan sebuah penghormatan mendalam terhadap proses tumbuh bersama, pencapaian, serta warisan musikal yang telah dibentuk selama 20 tahun terakhir.
Di bawah arahan dua figur penting di industri musik, Nikita Dompas dan Elfa Zulham, proyek ini menghadirkan kolaborasi lintas generasi dari para musisi yang telah menjadi bagian penting dalam sejarah panjang Java Jazz.
Sejumlah nama besar yang terlibat dalam proyek ini antara lain Andien, Barry Likumahuwa, Dira Sugandi, Endah N Rhesa, Humania, Indra Aziz, Maliq & D’Essentials, Rafi Muhammad, Teddy Adhitya, Tompi, serta kelompok vokal Voxaccord.
Mereka akan membawakan kembali lagu-lagu yang menjadi penanda debut mereka di panggung Java Jazz, menghadirkan nuansa nostalgia sekaligus merayakan kontribusi mereka dalam membentuk identitas festival ini.
Proyek ini menjadi momentum reflektif sekaligus selebrasi kolaboratif yang memperlihatkan bagaimana Java Jazz tumbuh bersama para musisinya. Penampilan spesial ini bakal berlangsung di Java Jazz Stage pukul 22.30-00.30 WIB
Lettuce Band adalah grup jazz-funk yang dikenal dengan energi panggung yang luar biasa dan kemampuan musikalitas tinggi. Dibentuk pada awal 1990-an di Boston, band ini menggabungkan elemen jazz, funk, soul, dan R&B, menciptakan suara yang segar dan dinamis.
Album-album mereka seperti Outta Here dan Crush mendapat sambutan positif berkat kombinasi groove yang dalam dan improvisasi yang memukau. Selain rekaman studio, Lettuce juga dikenal sebagai band live yang memikat, sering tampil di festival jazz internasional dan klub-klub besar, serta menjadi kolaborator dengan berbagai musisi ternama seperti John Scofield dan George Porter Jr.
Daya tarik utama Lettuce terletak pada kemampuan mereka memadukan groove funk yang kental dengan teknik jazz improvisasi yang kompleks, menjadikan musik mereka penuh warna dan sangat menghibur. Mereka dijadwalkan tampil di MLD Hall pukul 19.45-20.45 WIB
Baca juga: Suara Penuh Jiwa Tunde Lighthouse Family Membius Panggung BNI Java Jazz 2025
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Pada hari terakhir ini, suasana Java Jazz Festival akan semakin hidup dengan deretan artis dan band yang telah menjadi favorit banyak orang. Tidak hanya menghadirkan kualitas musik yang tinggi, para performer juga membawa energi dan kejutan yang membuat panggung semakin memikat.
Baca juga: Cek Lineup & Jadwal Lengkap BNI Java Jazz Festival 2025 Day 3
Dari artis internasional ternama hingga musisi tanah air yang sedang naik daun, hari penutupan ini siap mengukir memori tak terlupakan bagi semua yang hadir. Dari special show Raye hingga project spesial 20 Years of Java Jazz Festival, semua siap menjadi hiburan penutup yang pecah.
Namun, setidaknya ada lima penampil yang patut disorot dan sebaiknya tak ketinggalan penampilan mereka hari ini? Berikut adalah lima musisi paling ditunggu pada hari ketiga BNI Java Jazz Festival 2025:
1. Kamasi Washington
Kamasi Washington adalah seorang saksofonis, komposer, dan produser jazz asal Los Angeles yang dikenal karena membawa semangat revolusioner ke dalam musik jazz kontemporer. Lahir pada tahun 1981 dan tumbuh dalam keluarga musisi, Kamasi telah menempuh jalur musik sejak usia dini dan menempuh pendidikan di UCLA, tempat ia memperdalam jazz bersama tokoh-tokoh besar seperti Kenny Burrell.Karier Kamasi melesat setelah perilisan album debutnya yang monumental, The Epic (2015), yang mendapat pujian luas karena keberaniannya menggabungkan jazz, soul, funk, dan gospel dalam skala orkestra. Album ini membuka pintu bagi kolaborasi lintas genre, termasuk bersama Kendrick Lamar dalam "To Pimp a Butterfly", serta proyek-proyek dengan Flying Lotus, Thundercat, dan Herbie Hancock.
Daya tarik Washington muncul dari kemampuannya menghubungkan jazz klasik dengan audiens masa kini yang lebih luas dan beragam. Dia juga menghidupkan kembali jazz sebagai medium ekspresi yang kuat dan penuh keberanian, sambil mengangkat warisan budaya Afrika-Amerika lewat pendekatan yang segar dan menggugah emosi. Di BNI Java Jazz Festival, dia dijadwalkan tampil di Teh Botol Sosro Hall pukul 19.00-20.00 WIB
2. Raye
Raye adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan produser musik asal Inggris yang dikenal karena kemampuannya menjelajahi berbagai genre, termasuk pop, R&B, dan jaz. Lahir dengan nama asli Rachel Keen pada 24 Oktober 1997, Raye menunjukkan bakat musikal sejak usia dini.Dia mulai dikenal luas berkat kolaborasinya dengan artis-artis ternama seperti David Guetta dan Jax Jones, sebelum kemudian memutuskan untuk membangun karier solo yang lebih otentik dan personal. Setelah bertahun-tahun berada di bawah bayang-bayang label rekaman besar, ia akhirnya merilis album debut independennya My 21st Century Blues pada 2023, yang menuai pujian kritis dan sukses komersial.
Salah satu pencapaian terbesarnya adalah kemenangan besar di ajang BRIT Awards 2024. Dia meraih enam penghargaan dalam satu malam—rekor terbanyak yang pernah dicapai seorang artis dalam satu edisi.
Di tengah arus musik yang cenderung digital dan terprogram, kehadiran elemen jazz dalam musik Raye menjadi angin segar, membuktikan bahwa ekspresi yang jujur dan musikalitas yang mendalam tetap mendapat tempat dan pengakuan luas di industri musik masa kini. Dia dijadwalkan tampil di BNI Hall pukul 20.00-21.15 WIB
3. Ambon Jazz Rock
Ambon Jazz Rock adalah album legendaris yang lahir dari semangat musikalitas Maluku yang eksploratif dan progresif pada masanya. Dirilis pada era 1980-an, album garapan Jopie Latul ini menjadi bukti bagaimana musisi Ambon mampu meramu unsur jazz, rock, funk, dan soul dengan karakteristik lokal yang kuat.Musiknya kaya dengan permainan bass yang groovy, progresi akor yang kompleks, dan harmoni vokal yang berani, menjadikannya salah satu karya penting dalam sejarah musik fusion Indonesia. Kini, Ambon Jazz Rock akan dihidupkan kembali di panggung megah BNI Java Jazz Festival melalui proyek Barry Likumahuwa.
Barry menggandeng sederet talenta luar biasa seperti Abraham Kevin dan Teddy Adhitya yang memperkuat sisi vokal dengan nuansa soul dan R&B masa kini, serta Yance Manusama, tokoh penting dari versi aslinya, yang menjaga benang merah sejarahnya.
Ditambah kehadiran Ron King Horn Section dari Amerika Serikat, penampilan ini menjanjikan aransemen bass yang megah dan penuh energi. Penampilan mereka dijadwalkan di panggung BYD Hall pukul 19.45-20.45 WIB
4. 20 Years of Java Jazz Festival
Dalam rangka merayakan dua dekade perjalanannya sebagai festival jazz terbesar di Indonesia dan Asia, Java Jazz mempersembahkan sebuah proyek kolaborasi istimewa bertajuk “20th Anniversary Jazz Project.”Proyek ini bukan hanya sekadar pertunjukan musik, melainkan sebuah penghormatan mendalam terhadap proses tumbuh bersama, pencapaian, serta warisan musikal yang telah dibentuk selama 20 tahun terakhir.
Di bawah arahan dua figur penting di industri musik, Nikita Dompas dan Elfa Zulham, proyek ini menghadirkan kolaborasi lintas generasi dari para musisi yang telah menjadi bagian penting dalam sejarah panjang Java Jazz.
Sejumlah nama besar yang terlibat dalam proyek ini antara lain Andien, Barry Likumahuwa, Dira Sugandi, Endah N Rhesa, Humania, Indra Aziz, Maliq & D’Essentials, Rafi Muhammad, Teddy Adhitya, Tompi, serta kelompok vokal Voxaccord.
Mereka akan membawakan kembali lagu-lagu yang menjadi penanda debut mereka di panggung Java Jazz, menghadirkan nuansa nostalgia sekaligus merayakan kontribusi mereka dalam membentuk identitas festival ini.
Proyek ini menjadi momentum reflektif sekaligus selebrasi kolaboratif yang memperlihatkan bagaimana Java Jazz tumbuh bersama para musisinya. Penampilan spesial ini bakal berlangsung di Java Jazz Stage pukul 22.30-00.30 WIB
5. Lettuce Band
Lettuce Band adalah grup jazz-funk yang dikenal dengan energi panggung yang luar biasa dan kemampuan musikalitas tinggi. Dibentuk pada awal 1990-an di Boston, band ini menggabungkan elemen jazz, funk, soul, dan R&B, menciptakan suara yang segar dan dinamis. Album-album mereka seperti Outta Here dan Crush mendapat sambutan positif berkat kombinasi groove yang dalam dan improvisasi yang memukau. Selain rekaman studio, Lettuce juga dikenal sebagai band live yang memikat, sering tampil di festival jazz internasional dan klub-klub besar, serta menjadi kolaborator dengan berbagai musisi ternama seperti John Scofield dan George Porter Jr.
Daya tarik utama Lettuce terletak pada kemampuan mereka memadukan groove funk yang kental dengan teknik jazz improvisasi yang kompleks, menjadikan musik mereka penuh warna dan sangat menghibur. Mereka dijadwalkan tampil di MLD Hall pukul 19.45-20.45 WIB
Baca juga: Suara Penuh Jiwa Tunde Lighthouse Family Membius Panggung BNI Java Jazz 2025
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.