Allure of Indonesia IFW 2025, Saat Warisan Budaya Bertransformasi Jadi Busana Kontemporer
30 May 2025 |
19:57 WIB
Panggung utama Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 kembali menjadi wadah eksploratif bagi para perancang mode Tanah Air. Tak terkecuali, para desainer muda yang coba menerjemahkan kekayaan budaya Nusantara dalam karya busana yang penuh karakter.
Mengusung tema "Allure of Indonesia" pertunjukan hasil kolaborasi dengan Italian Fashion School (IFS) ini menampilkan puluah koleksi yang sarat makna dari belasan perancang muda berbakat di panggung runway Indonesia Fashion Week 2025 di hari ketiga, Jumat (30/5/2025).
Baca juga: Desainer Aida Kaumenova Hadirkan Budaya Kazakhstan Lewat Mode di IFW 2025
Mengusung tema "Allure of Indonesia" pertunjukan hasil kolaborasi dengan Italian Fashion School (IFS) ini menampilkan puluah koleksi yang sarat makna dari belasan perancang muda berbakat di panggung runway Indonesia Fashion Week 2025 di hari ketiga, Jumat (30/5/2025).
Baca juga: Desainer Aida Kaumenova Hadirkan Budaya Kazakhstan Lewat Mode di IFW 2025
IGS X Rise Amore (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman)
Riese Amore by Rise Pujianti membuka pertunjukan dengan nuansa teatrikal dan penuh percaya diri. Koleksinya memadukan permainan warna-warna tegas seperti fuchsia dan hitam dengan desain berdimensi tinggi. Salah satu gaun tampil mencolok dengan siluet bahu lebar menyerupai origami dan detail pinggang pita merah yang mencolok.
Gaun lainnya menggunakan bahan transparan dan floral appliqué dalam tampilan dua potong yang playful tapi tetap elegan. Koleksi ini membahas sisi feminin dalam spektrum yang berani, baik lembut maupun kuat.
Esteria by Estefany Betzy mengangkat keanggunan anggrek bulan ke atas panggung dengan memanfaatkan wastra tenun. Sementara itu, Sensabelle by Tsabita Salsabila dan Nayla Bachmid by Nayla Bachmid menonjolkan sisi emosional perempuan Indonesia melalui koleksi yang personal, intim, dan sarat narasi termasuk dalam permainan siluet kebaya modern dan gaya urban kontemporer.
Viani Aliyyah by Viani Aliyyah mengeksplorasi siluet dinamis dalam palet lembut khas Indonesia. Selain itu, ada pula IFS X Sei Mei No Wa by Alby Sutawidjaya yang menyatukan filosofi budaya Timur dengan pendekatan edgy futuristik.
Adapun, AMARAVILE by Nafisyah, Fems by Etri Maysara, dan Summerly Luxe by Regita Oktaviani mengeksplorasi modernitas tanpa meninggalkan unsur tradisional.
Sementara itu, IFS X D&P menampilkan koleksi yang memadukan budaya tradisional dalam tampilan kontemporer. Motif etnik, tenun warna cerah, dan topi khas yang diperbesar memberi kesan regal dan teatrikal. Gaun bustier, outer asimetris, dan detail kerah tegas memperkuat kesan siluet yang modis namun tetap sarat budaya.
Di antara para desainer yang tampil, Angel Berlian dari Djibran by Angel Berlian menyuguhkan koleksi yang menyentuh ranah budaya dan sosial sekaligus. Bertema Noken Papua, koleksi ini terinspirasi dari tas tradisional khas Papua yang terbuat dari serat pohon genemo.
Gaun lainnya menggunakan bahan transparan dan floral appliqué dalam tampilan dua potong yang playful tapi tetap elegan. Koleksi ini membahas sisi feminin dalam spektrum yang berani, baik lembut maupun kuat.
Esteria by Estefany Betzy mengangkat keanggunan anggrek bulan ke atas panggung dengan memanfaatkan wastra tenun. Sementara itu, Sensabelle by Tsabita Salsabila dan Nayla Bachmid by Nayla Bachmid menonjolkan sisi emosional perempuan Indonesia melalui koleksi yang personal, intim, dan sarat narasi termasuk dalam permainan siluet kebaya modern dan gaya urban kontemporer.
IFS X Sei Mei No Wa (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman)
Adapun, AMARAVILE by Nafisyah, Fems by Etri Maysara, dan Summerly Luxe by Regita Oktaviani mengeksplorasi modernitas tanpa meninggalkan unsur tradisional.
Sementara itu, IFS X D&P menampilkan koleksi yang memadukan budaya tradisional dalam tampilan kontemporer. Motif etnik, tenun warna cerah, dan topi khas yang diperbesar memberi kesan regal dan teatrikal. Gaun bustier, outer asimetris, dan detail kerah tegas memperkuat kesan siluet yang modis namun tetap sarat budaya.
ITS X D&P (sumber: JIBI/Bisnis/Abdurachman)
Melalui tangan kreatifnya, Angel mengolah material tersebut menjadi pakaian kontemporer yang elegan, memadukan elemen fringe, struktur rok bundar, hingga rajutan yang membentuk siluet modern nan anggun. Warna emas, nude, dan krem menjadi palet utama yang menegaskan kehangatan sekaligus kemewahan karya ini sehingga menjadi busana yang lebih modern kontemporer.
IFS X Djibran (sumber: JIBI/Bisnis/Abdurachman)
Salah satu hal yang membuat koleksi ini semakin istimewa adalah proses produksinya yang melibatkan narapidana perempuan di Lapas Manokwari, Papua Barat, sehingga menjadikan proyek ini sarat nilai emosional dan sosial.
“Prosesnya sangat emosional dan panjang, sekitar enam bulan. Saya ingin Noken dikenal secara global, bukan sekadar sebagai simbol budaya Papua, tapi sebagai artefak UNESCO yang layak dikembangkan,” ujar Angel. Koleksi ini juga akan dibawa ke Jember Fashion Carnival sebagai bagian dari kampanye Caring to Caring.
Sementara itu, kolaborasi IFS X Urban Jakarta menghadirkan karya dari sembilan desainer muda yakni Hendrawan Santoso, Angella Ombuh, Sherly Maura, Najmi Amalia, Nassylla, Amanda Fitriyani, Qani’a, Cherry Jessylin, dan Mutiara Azzahra menampilkan koleksi bertema urban dengan sentuhan avant-garde.
IFS X Urban Jakarta (sumber: JIBI/Bisnis/Abdurachman)
Dengan proses pengerjaan selama beberapa bulan secara handmade, hampir semua koleksi di sesi ini termasuk kategori couture yang eksklusif dan detail. Beberapa desainer juga memperluas jangkauan ke arah ready to wear untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Baca juga: Koleksi Urban Art di IFW 2025, Tampilkan Karya Busana 6 Sekolah Mode
Baca juga: Koleksi Urban Art di IFW 2025, Tampilkan Karya Busana 6 Sekolah Mode
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.