Jumbo Tembus 9,9 Juta Penonton, Selangkah Lagi Jadi Film Terlaris Sepanjang Masa
28 May 2025 |
20:30 WIB
Film animasi lokal produksi Visinema Studios berjudul Jumbo semakin mendekati rekor film terlaris sepanjang masa di Indonesia, siap menyalip KKN di Desa Penari yang masih bertengger di puncak. Disutradarai Ryan Adriandhy, Jumbo kini hanya membutuhkan 104.203 penonton lagi untuk menyamai pencapaian tersebut.
Menurut informasi yang dibagikan melalui akun media sosial resmi film Jumbo, jumlah penonton film animasi buatan anak bangsa ini telah mencapai angka 9.956.830 orang pada hari ke-58 penayangan. Capaian ini membuat perjalanan karakter utama bernama Don semakin dekat dengan tonggak sejarah 10 juta penonton di bioskop Indonesia.
Baca juga: Geser Agak Laen, Jumbo Jadi Film Terlaris Nomor 2 dengan 9 Juta Penonton
“9.956.830 penonton sudah lihat Don kejepit tembok di rumah Bu Titin,” tulis unggahan tersebut, yang kemudian dikutip Hypeabis.id pada Rabu (28/5/2025).
Merujuk pada data jumlah penonton yang rutin diperbarui oleh akun tersebut, tren pertambahan penonton film Jumbo masih terus berjalan meskipun cenderung melambat dalam beberapa hari terakhir. Saat ini, pertumbuhan jumlah penonton berkisar antara belasan hingga puluhan ribu per hari.
Sebagai perbandingan, pertambahan penonton dari hari ke-57 ke hari ke-58 tercatat sebanyak 14.939 orang. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan momen-momen tertentu sebelumnya ketika pertumbuhannya sempat melonjak cukup tinggi hanya dalam sehari.
Contohnya, pada masa penayangan hari ke-28 menuju hari ke-29, film ini mencatat lonjakan penonton dari 7.493.349 menjadi 7.630.857 orang. Sementara itu, pada hari ke-25 menuju hari ke-26, film ini juga sempat mengalami lonjakan penonton sebesar 188.161 orang, menunjukkan antusiasme luar biasa di periode tersebut.
Film animasi Jumbo bercerita tentang karakter anak bernama Don yang kerap merasa diremehkan oleh teman-temannya. Pada suatu waktu, Don pun bertekad mengikuti pertunjukan bakat yang diselenggarakan di kampung guna membuktikan bahwa diri lebih dari sekadar anak dengan tubuh besar yang tidak pernah memenangkan apa pun.
Dalam ajang pertunjukan bakat itu, Don berencana menampilkan sandiwara panggung karya peninggalan sang kedua orang tua yang telah tiada. Namun, jalan sang anak untuk tampil tidaklah mulus. Sebelum pertunjukan, salah satu anak yang kerap merundungnya merampas buku tersebut.
Don pun menyusun strategi untuk merebut kembali buku cerita tersebut. Di tengah-tengah diskusi di sebuah bangunan, sesosok anak kecil datang menghampiri untuk meminta bantuan agar dapat bertemu kembali dengan orang tuanya. Don dan kawan-kawannya menyetujui syarat tersebut.
Sebelumnya, Angga Dwimas Sasongko, Founder & Chief Executive Officer Visinema, meyakini pasar Indonesia membutuhkan karya yang bisa bersaing dengan film animasi global. “Jumbo dibuat untuk berkompetisi dengan animasi global,” katanya kepada Hypeabis.id seusai acara screening film Jumbo di Jakarta.
Dia mengatakan bahwa Jumbo adalah film animasi dengan cerita yang dapat dinikmati oleh siapa saja. Dengan kata lain, karya ini untuk segala usia, yakni dewasa, remaja, dan anak-anak.
Keluarga dapat pergi ke bioskop untuk menyaksikan film Jumbo untuk merasakan perasaan senang, menangis bareng, dan petualangan. “Karena film ini dibikin untuk semua orang di Indonesia,” tegasnya.
Angga yang percaya Indonesia tidak boleh hanya sekadar menjadi pasar dan harus memiliki produk film animasi yang mampu menjadi pemenang di dalam negeri, berupaya maksimal dalam penggarapan film Jumbo, terlebih belum bisa ada yang juara dalam jumlah penonton terkait film animasi.
“Belum ada yang menang. Maka we don't hesitate, we don't feel takut tentang ini. Ini malah buat kami adalah salah satu cara untuk bisa menjadi game changer dan winner sekaligus,” katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Menurut informasi yang dibagikan melalui akun media sosial resmi film Jumbo, jumlah penonton film animasi buatan anak bangsa ini telah mencapai angka 9.956.830 orang pada hari ke-58 penayangan. Capaian ini membuat perjalanan karakter utama bernama Don semakin dekat dengan tonggak sejarah 10 juta penonton di bioskop Indonesia.
Baca juga: Geser Agak Laen, Jumbo Jadi Film Terlaris Nomor 2 dengan 9 Juta Penonton
“9.956.830 penonton sudah lihat Don kejepit tembok di rumah Bu Titin,” tulis unggahan tersebut, yang kemudian dikutip Hypeabis.id pada Rabu (28/5/2025).
Merujuk pada data jumlah penonton yang rutin diperbarui oleh akun tersebut, tren pertambahan penonton film Jumbo masih terus berjalan meskipun cenderung melambat dalam beberapa hari terakhir. Saat ini, pertumbuhan jumlah penonton berkisar antara belasan hingga puluhan ribu per hari.
Sebagai perbandingan, pertambahan penonton dari hari ke-57 ke hari ke-58 tercatat sebanyak 14.939 orang. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan momen-momen tertentu sebelumnya ketika pertumbuhannya sempat melonjak cukup tinggi hanya dalam sehari.
Contohnya, pada masa penayangan hari ke-28 menuju hari ke-29, film ini mencatat lonjakan penonton dari 7.493.349 menjadi 7.630.857 orang. Sementara itu, pada hari ke-25 menuju hari ke-26, film ini juga sempat mengalami lonjakan penonton sebesar 188.161 orang, menunjukkan antusiasme luar biasa di periode tersebut.
Film animasi Jumbo bercerita tentang karakter anak bernama Don yang kerap merasa diremehkan oleh teman-temannya. Pada suatu waktu, Don pun bertekad mengikuti pertunjukan bakat yang diselenggarakan di kampung guna membuktikan bahwa diri lebih dari sekadar anak dengan tubuh besar yang tidak pernah memenangkan apa pun.
Dalam ajang pertunjukan bakat itu, Don berencana menampilkan sandiwara panggung karya peninggalan sang kedua orang tua yang telah tiada. Namun, jalan sang anak untuk tampil tidaklah mulus. Sebelum pertunjukan, salah satu anak yang kerap merundungnya merampas buku tersebut.
Don pun menyusun strategi untuk merebut kembali buku cerita tersebut. Di tengah-tengah diskusi di sebuah bangunan, sesosok anak kecil datang menghampiri untuk meminta bantuan agar dapat bertemu kembali dengan orang tuanya. Don dan kawan-kawannya menyetujui syarat tersebut.
Sebelumnya, Angga Dwimas Sasongko, Founder & Chief Executive Officer Visinema, meyakini pasar Indonesia membutuhkan karya yang bisa bersaing dengan film animasi global. “Jumbo dibuat untuk berkompetisi dengan animasi global,” katanya kepada Hypeabis.id seusai acara screening film Jumbo di Jakarta.
Dia mengatakan bahwa Jumbo adalah film animasi dengan cerita yang dapat dinikmati oleh siapa saja. Dengan kata lain, karya ini untuk segala usia, yakni dewasa, remaja, dan anak-anak.
Keluarga dapat pergi ke bioskop untuk menyaksikan film Jumbo untuk merasakan perasaan senang, menangis bareng, dan petualangan. “Karena film ini dibikin untuk semua orang di Indonesia,” tegasnya.
Angga yang percaya Indonesia tidak boleh hanya sekadar menjadi pasar dan harus memiliki produk film animasi yang mampu menjadi pemenang di dalam negeri, berupaya maksimal dalam penggarapan film Jumbo, terlebih belum bisa ada yang juara dalam jumlah penonton terkait film animasi.
“Belum ada yang menang. Maka we don't hesitate, we don't feel takut tentang ini. Ini malah buat kami adalah salah satu cara untuk bisa menjadi game changer dan winner sekaligus,” katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.