Suasana bazar buku di festival literasi Parade Masa di Gedung Balai Pustaka, Matraman, Jakarta Timur. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Berburu Buku Bacaan Sastra Indonesia Klasik Terbitan Balai Pustaka di Parade Masa

20 May 2025   |   09:58 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Penerbit Balai Pustaka tengah menggelar festival literasi bertajuk Parade Masa. Acara yang berlangsung hingga 1 Juni 2025 di Gedung Balai Pustaka, Matraman, Jakarta Timur itu dibuat untuk memperkenalkan buku-buku bacaan sastra Indonesia klasik kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.

Rupanya, animo publik terhadap acara itu pun cukup besar. General Manager Balai Pustaka Iqbal Bakhri Siagian mengatakan sejak dibuka pada 3 Mei 2025, respons publik terhadap acara Parade Masa terbilang positif. Setiap harinya, sekitar 100 pengunjung hadir baik untuk menikmati pameran ataupun membeli buku.

Bahkan, untuk akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 200-500 orang. Hal itu lantaran biasanya pada akhir pekan akan digelar berbagai acara menarik seperti diskusi buku, workshop menulis, atau apresiasi sastra. Dari segi usia, pengunjungnya pun beragam mulai dari anak-anak hingga lansia di atas 60 tahun.

Baca juga: Balai Pustaka Gelar Festival Literasi Parade Masa, Cek Rangkaian Acaranya

"Karena kita [Balai Pustaka] udah banyak 'tidur', jadi saya minta tim untuk coba kita muncul lagi ke publik. Alhamdulillah animonya bagus dan respons mereka positif, dan mereka minta agar kita bikin terus seperti ini, jalan terus," katanya saat ditemui Hypeabis.id di Gedung Balai Pustaka, Jakarta, Senin (19/5/2025).

 

Suasana bazar buku di festival literasi Parade Masa di Gedung Balai Pustaka, Matraman, Jakarta Timur. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Suasana pameran arsip di festival literasi Parade Masa di Gedung Balai Pustaka, Matraman, Jakarta Timur. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)


Berburu Buku Sastra Indonesia Klasik

Tak hanya berkunjung, minat publik untuk membeli buku-buku terbitan Balai Pustaka pun besar. Iqbal menyampaikan sampai saat ini, sudah ada ratusan buku yang terjual dengan nilai penjualan mencapai ratusan juta rupiah. Angka ini terbilang besar mengingat buku-buku yang dijual di Parade Masa dibanderol dengan harga yang cukup murah yakni mulai dari Rp3.000 hingga Rp80.000.

"Jadi [jumlah] yang datang misalnya sehari 100 [orang]. Tapi mereka habis beli ternyata sorenya balik lagi. Temannya atau keluarganya nitip. Atau ada beberapa yang nitipnya tuh dia sampai di daerah luar pulau gitu. Ada banyak yang jastip gitu," ucapnya.

Dua kategori buku yang paling banyak dibeli oleh pengunjung ialah buku bacaan anak dan sastra klasik. Iqbal menilai saat ini banyak orang tua yang memiliki kesadaran tinggi untuk memperkenalkan buku bacaan kepada anak-anak mereka.

Di samping itu, buku-buku sastra klasik Balai Pustaka masih diburu lantaran menjadi karya legendaris dari penerbitan yang telah berusia 108 tahun itu. Seperti novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis, Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisjahbana), Siti Nurbaya (Marah Roesli) dan Atheis (Achdiat K. Mihardja).

Ketika ditanya terkait harganya yang tergolong sangat murah, Iqbal menjelaskan bahwa buku-buku yang dijual di Parade Masa ialah stok cetakan lama yang telah tersimpan 10-15 tahun di tempat penyimpanan Balai Pustaka. Supaya stok tersebut cepat habis, akhirnya Balai Pustaka mematok diskon yang besar bahkan hingga 95 persen.

"Jadi memang menghabiskan stok. Karena kan kalau dari kacamata keuangan kalau kita punya dead stock itu cukup buruk ya di mata auditor. Nantinya, uang penjualan yang dihasilkan di Parade Masa ini akan kita pakai untuk republished buku-buku baru," jelas dia.
 

G

Suasana bazar buku di festival literasi Parade Masa di Gedung Balai Pustaka, Matraman, Jakarta Timur. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Iqbal berharap acara Parade Masa bisa menciptakan awareness kepada publik terkait keberadaan Balai Pustaka yang masih aktif sampai saat ini. Selain itu, diharapkan juga wacana-wacana yang ada dalam karya-karya sastra klasik terbitan Balai Pustaka bisa menjadi bahan diskusi dan pembelajaran bagi masyarakat hari ini.

"Setelah Parade Masa di kantor kami ini, mungkin nanti akan cari tempat lain buat bikin Parade Masa lainnya. Mungkin di daerah-daerah selatan atau di daerah setiap kota lah," imbuhnya.

Parade Masa dalah festival literasi yang digelar untuk memperkenalkan buku-buku bacaan sastra Indonesia klasik khususnya kepada generasi muda. Mengusung tema “Jelajah Jejak Literasi dari Masa ke Masa”, Parade Masa menampilkan berbagai koleksi karya sastrawan legendaris Indonesia dan arsip lainnya yang diterbitkan Balai Pustaka dalam satu abad terakhir.

Parade Masa menyediakan buku-buku terbitan Balai Pustaka dari masa ke masa sebagai sumber bacaan yang menghibur dan edukatif dalam bentuk bazar. Selain itu, Parade Masa juga hadir untuk mengapresiasi karya-karya para sastrawan, peminat sastra, serta tim kreatif dalam dunia literasi.

Selama gelarannya, Parade Masa menghadirkan buku-buku sastra Indonesia klasik legendaris terbitan Balai Pustaka seperti novel Azab dan Sengsara, Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Sengsara Pembawa Nikmat, Layar Terkembang, dan lainnya.

Baca juga: Rayakan Pemikiran Pramoedya Ananta Toer, Puluhan Perupa Gelar Pameran di Balai Budaya Jakarta

Selain itu, ada juga bazar buku yang menawarkan promo menarik mulai dari potongan harga hingga 95 persen, produk mulai harga Rp2.999, hingga paket All You Can Read seharga Rp125.000. Buku-buku yang dijual pada bazar ini meliputi karya novel legendaris Indonesia, buku budaya, hukum, sains, pendidikan, hingga sejarah dan biografi.

Selain pameran dan bazar, Balai Pustaka juga mengadakan sejumlah kegiatan untuk meramaikan Parade Masa antara lain panggung apresiasi sastra, diskusi sastra, bedah buku, hingga pertunjukan seni budaya.

SEBELUMNYA

Cara Menabung untuk Menjalankan Ibadah Kurban Setiap Tahun

BERIKUTNYA

Kasus Covid-19 Kembali Naik di 3 Negara Asia Tenggara

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: