Instalasi Bumi Rupa. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Instalasi Karya-karya Arsitektur yang Mencuri Perhatian di ARCH:ID 2025

09 May 2025   |   16:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Genhype tertarik untuk mengetahui perkembangan dunia arsitektur terkini? Jika iya, kalian bisa datang ke ARCH:ID yang berlangsung pada 8-11 Mei 2025 di Hall 5-7 ICE BSD, Tangerang Selatan. Di sini, ada banyak pameran dan instalasi terkurasi yang menampilkan konsep dan inovasi desain termutakhir. 

ARCH:ID merupakan forum arsitektur dan pameran dagang tahunan yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) bekerja sama dengan PT CIS Exhibition. Acara ini menjadi wadah efektif bagi pelaku maupun pemangku kepentingan di industri arsitektur untuk berkumpul, berkolaborasi dan terhubung.

Menjadi edisi kelima, ARCH:ID kembali menghadirkan sejumlah agenda menarik, mulai dari pameran, konferensi, talkshow, lokakarya interaktif, diskusi panel serta sesi jejaring. Acara ini menjadi wadah bagi transaksi bisnis, berbagi pengetahuan, jejaring, serta inovasi melalui berbagai kegiatan dan program. 

Baca juga: Pameran Arsitektur ARCH:ID 2025 Resmi Digelar, Targetkan 25.000 Pengunjung

Tahun ini, ARCH:ID mengusung tema Performative Archipelago. Tema ini berkaitan dengan konsep arsitektur performatif yang sangat mudah diakses, dan dimaksudkan untuk dieksplorasi dalam konteks Indonesia karena keunggulan kepulauannya yang unik dan nilai budayanya yang kaya. 

Kurator ARCH:ID 2025 Alvar Mensana mengatakan tema tersebut dipilih terinspirasi dari keragaman bahan tradisional dan keterampilan arsitektur lokal, yang menawarkan potensi besar untuk pengembangan inovasi dunia rancang bangun di dalam negeri. 

Di sisi lain, kemajuan teknologi mendukung perkembangan arsitektur global, sehingga menjadi tantangan bagi arsitek untuk menggunakan kemajuan tersebut guna mengembangkan keterampilan lokal dan mengatasi masalah global. 

Menurut Alvar, bahan bangunan yang inovatif dan peran arsitek yang terus berkembang dapat membantu mengurangi masalah iklim, mendorong evolusi budaya, dan mengatasi perubahan lingkungan.

Oleh karena itu, pameran ARCH:ID bertujuan untuk menekankan aspek performatif profesi arsitek, memamerkan praktik arsitektur dan inovasi material, yang pada akhirnya menunjukkan bagaimana kinerja arsitektur dan industri bangunan dapat membentuk masa depan lingkungan binaan.

"Seiring berkembangnya profesi dan industri kita, kemampuan performatif kita sedang diuji. Untuk mendefinisikan kompetensi kita sebagai arsitek Indonesia, kita harus beradaptasi dan mengintegrasikan teknologi baru sambil menghormati nilai-nilai budaya kita yang beragam," katanya.

Tema itu pun mewujud dalam karya-karya instalasi arsitektur menarik yang hadir di ARCH:ID 2025. Apa sajakah itu? Berikut adalah ulasannya. 
 

1. Jembatan Khatulistiwa 

Sumber gambar: in-Lite.

Jembatan Khatulistiwa (Sumber gambar: in-Lite)

Salah satu instalasi utama di ARCH:ID 2025 ialah Jembatan Khatulistiwa, yang berperan menyeimbangkan energi pameran. Jembatan yang berdiri di titik utama ruang pameran ini mewujudkan tiga visi inti yakni sebagai pusat perhatian, penghubung, dan pembangkit ruang publik. Ketiganya diterjemahkan ke dalam tiga komponen arsitektur yakni Kepala, Tubuh, dan Dasar.

Khatulistiwa menandai instalasi terbesar yang pernah dihadirkan dalam sejarah ARCH:ID, yang terwujud melalui kolaborasi dengan ATEJA, Tatalogam, GRC, ASAKI, Thunder, Garuda Yamato Steel, in-Lite, dan Cityneon Prima Mandiri.

Pengunjung bisa menaiki tangga baja ringan yang ada di kedua sisi jembatan, lalu akan melihat instalasi besar yang menonjolkan perpaduan antara pencahayaan dengan penggunaan tekstil putih. 
 

2. LAY.AR 

Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta.

LAY.AR (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta) 

Studio desain Atelier Riri berkolaborasi dengan merek kaca Himalaya Abadi menghadirkan instalasi arsitektur menarik yang terbuat dari material kaca bernama LAY.AR. Instalasi tersebut hadir sebagai respons terhadap Performative Archipelagos yang diusung pada ARCH:ID tahun ini. 

Dalam instalasi ini, kaca hadir bukan hanya untuk membentuk definisi ruang, tapi juga memungkinkan pengunjung untuk memiliki perspektif yang berbeda ketika mengamatinya. Instalasi berbentuk kotak ini menghadirkan beberapa lapisan kaca sehingga menciptakan sebuah panorama yang dimensional, dilengkapi dengan kehangatan dari permainan pencahayaan. 
 

3. Pusaran 

Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta.

Pusaran (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta) 

Hadiprana Design Consultant bekerja sama dengan Arah Arsitektur dan Studio Hendro Hadinata menghadirkan sebuah instalasi yang diberi nama Pusaran, ruang inkubasi kreatif yang mengajak pengunjung untuk terlibat dalam dialog, eksperimen, dan eksplorasi lintas disiplin. 

Seperti namanya, instalasi ini menghadirkan dimensi ruang yang memutar dengan hadirnya penutup berbahan tembaga. Di dalamnya, hadir sebuah instalasi air terjun yang terbuat dari anyaman kayu, dengan bantuan cahaya biru layaknya air yang berjatuhan dari atas. Pada bagian atasnya, hadir aplikasi pencahayaan dengan tekstil yang menambah dimensi ruang. 
 

4. Ruang Riung 

Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta.

Ruang Riung (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta) 

Ruang Riung adalah instalasi ruang komunal hasil karya Tata Logam X Mark Associates berkolaborasi dengan BYO Living, Lelco, dan Muliaglass. Instalasi ini dibuat untuk menghadirkan interaksi sosial, pertukaran budaya, serta aksi kolektif yang menjadi akar budaya kebersamaan dan kerukunan sosial di Indonesia.

Salah satu yang menonjol dari instalasi ini ialah undakan melengkung yang kental dengan desain motif tradisional pada bagian struktur bangunan serta sekeliling undakan. Ruang komunal hampir hadir di setiap sudutnya, mulai dari di bawah undakan, di titik tengah undakan, begitupun di sekeliling ruang yang juga berfungsi sebagai akses. 
 

5. Bumi Rupa 

Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta.

Bumi Rupa (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta) 

Studio desain DMDIO menghadirkan sebuah instalasi ruang publik yang diberi nama Bumi Rupa. Ruang yang juga difungsikan sebagai kafe ini tampak menonjol dengan fasad bangunan yang megah sekaligus menunjukkan permainan motif dan warna yang unik.

Dinding dan fasad instalasi ini terinspirasi dari keindahan pulau Banda Neira, yang menampilkan perpaduan palet warna organik seperti biru, cokelat, dan hijau yang identik dengan kehidupan di kepulauan Timur.

Bentuknya sekilas seperti tampilan muka kuil, tapi dipadukan dengan sentuhan kontemporer. Sementara pada bagian dalamnya tampak didominasi oleh penggunaan ubin bernuansa terakota yang hangat, dengan bentuk-bentuk pahatan berlapis yang mencerminkan sejarah dan identitas yang membumi. 

Adapun, ARCH:ID 2025 tidak hanya menampilkan pameran, melainkan juga diisi dengan sejumlah acara menarik seperti konferensi internasional, dan talkshow, serta program-program seperti Hackathon, business matching, student exhibition & competition, dan Sustainable Construction Material Awards (SCMA). 

Baca juga: Cek 6 Agenda Pameran Seni Mei 2025 di Jakarta, Cocok untuk Liburan Akhir Pekan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

SEBELUMNYA

Rekomendasi Negara-negara di Eropa untuk Wisata dengan Bujet Ramah Kantong

BERIKUTNYA

Cek Kemeriahan Rangkaian Acara Perayaan Hari Waisak 2025 di Candi Borobudur

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: