10 Ciri-Ciri Lowongan Kerja Red Flag yang Harus Diwaspadai
29 April 2025 |
10:04 WIB
Belakangan kasus dugaan penahanan ijazah di salah satu perusahaan di Surabaya, Jawa Timur, mendapat sorotan publik. Sebanyak 44 orang eks karyawan perusahaan tersebut melapor kepada pihak berwajib bahwa ijazah mereka ditahan. Hal ini terkait dengan dugaan penipuan, penggelapan dan penghilangan dokumen milik orang lain.
Kasus tersebut patut disikapi sebagai sinyal waspada dalam mencari pekerjaan. Mencari dan melamar pekerjaan saat ini memang lebih gampang lantaran prosesnya yang sebagian besar dilakukan secara daring.
Baca juga: 7 Kiat Terhindar dari Job Scam, Penipuan Lowongan Kerja yang Merugikan
Namun, banyak juga yang memanfaatkan situasi ini untuk melakukan penipuan berkedok lowongan kerja. Modusnya pun bermacam-macam dan terus berkembang. Jika tidak teliti dalam melamar pekerjaan, bukan tidak mungkin Genhype bisa terkena jebakannya.
Tak dipungkiri, pada tahap awal mencari pekerjaan, terkadang kita begitu antusias untuk segera mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Antusiasme ini terkadang membuat kita melewatkan langkah penting dalam mencari pekerjaan, yakni menilai dan mencari tahu lebih lanjut apakah lowongan kerja yang dilamar memiliki potensi red flag atau tidak.
Red flag dalam konteks ini mengacu pada lowongan kerja (loker) yang menunjukkan adanya potensi masalah pada pelaksanaannya. Memahami loker yang red flag sangat penting agar Genhype tidak terjebak dalam situasi yang merugikan di tempat kerja.
Merangkum dari berbagai sumber seperti LinkedIn, ACC Career, dan UGM KarirLab, berikut adalah 10 ciri-ciri lowongan kerja red flag yang harus diwaspadai.
Salah satu ciri loker red flag yang paling kentara ialah informasinya yang penuh dengan salah ketik atau typo serta menggunakan bahasa yang kurang formal. Hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa perusahaan tidak profesional atau bahkan loker palsu.
Biasanya, iklan loker palsu ditulis dengan gaya bahasa yang terdengar asal-asalan. Genhype mungkin akan menemukan banyak kesalahan ketik, ejaan yang salah, dan tata bahasa yang berantakan. Sebaliknya, lowongan resmi biasanya akan ditulis dengan bahasa yang lebih profesional. Lowongan asli ditulis dengan teliti, memperhatikan detail, dan minim kesalahan penulisan.
Namun, lowongan kerja palsu sering kali menggunakan persyaratan yang terlalu umum, sehingga semua orang seakan bisa melamar dengan mudah. Contohnya, persyaratan yang sering muncul seperti berikut ini:
Jika Genhype menemukan lowongan seperti ini, apalagi untuk posisi seperti admin atau staf tanpa keterangan bidang kerja yang jelas, sebaiknya lebih waspada.
Lowongan kerja yang tidak memberikan deskripsi kerja dengan jelas bisa dianggap sebagai pertanda buruk. Penjelasan pekerjaan yang samar bisa berarti perusahaan tidak tahu apa yang mereka cari atau mereka mencoba untuk menutupi tugas-tugas yang sebenarnya tidak menarik atau bahkan “tidak manusiawi”.
Terutama bagi pelamar baru yang masih awam dengan dunia kerja, pahami bahwa lowongan kerja yang baik harus memberikan gambaran yang rinci tentang tanggung jawab dan harapan dari posisi yang ditawarkan. Dengan begitu, kalian bisa menyesuaikannya dengan kemampuan dan pengalaman sebelumnya.
Genhype juga harus hati-hati dengan lowongan kerja yang meminta data pribadi atau informasi sensitif seperti nomor KTP, NPWP, atau informasi rekening bank sebelum diterima bekerja. Ini adalah salah satu modus yang sering digunakan oleh penipu untuk mencuri identitas atau melakukan penipuan keuangan.
Informasi pribadi seharusnya hanya diminta pada tahap akhir proses rekrutmen, setelah kalian tanda tangan kontrak dan yakin dengan kredibilitas perusahaan.
Salah satu ciri lainnya yang mencolok dari lowongan kerja palsu adalah tawaran gaji yang terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan posisi yang dilamar. Biasanya, mereka menuliskan angka gaji jauh di atas UMR, lengkap dengan bonus besar dan berbagai tunjangan.
Oleh karena itu, penting mengecek kisaran gaji realistis untuk posisi tertentu agar tidak mudah tergiur. Jika kalian melihat lowongan dari perusahaan dengan tawaran gaji yang tidak masuk akal, sebaiknya lebih berhati-hati.
Alamat yang tidak jelas atau mencurigakan juga menjadi tanda dari lowongan kerja red flag. Beberapa lowongan palsu biasanya mencantumkan alamat kantor yang tidak sesuai atau bahkan menggunakan alamat perusahaan lain yang tidak terkait.
Ada juga trik di mana alamat kantor dan lokasi interview berbeda, misalnya alamat kantor disebutkan di Jakarta Selatan, tetapi kamu diminta datang untuk interview di Jakarta Utara. Supaya lebih aman, kamu bisa mengecek alamat tersebut melalui Google Maps atau sumber lain yang terpercaya.
Ketikkan “penipu + nama kantor” di mesin pencarian untuk melihat apakah ada review atau laporan penipuan terkait lowongan tersebut. Jika itu modus penipuan, biasanya akan ada diskusi di forum atau blog yang membahasnya.
Loker palsu juga biasanya tidak segan-segan mencatutkan nama perusahaan besar. Dengan begitu, calon pekerja bisa dengan mudah tergiur untuk mengikuti proses rekrutmennya. Jika kalian mendapat informasi terkait loker yang mencatutkan nama perusahaan besar seperti BUMN atau perusahaan swasta yang sudah ternama, lakukan pengecekan seperti melalui website atau akun media sosial resmi perusahaan dan berbagai sumber lainnya.
Bandingkan informasi yang didapat dengan pengumuman-pengumuman loker yang ada di website ataupun media sosial resmi perusahaan. Jika terdapat perbedaan yang mencolok, kalian harus mewaspadainya bahwa loker tersebut merupakan penipuan.
Benefit karyawan seperti asuransi kesehatan, cuti, dan tunjangan lainnya adalah bagian penting dari paket kerja. Lowongan kerja yang tidak menyebutkan benefit ini bisa jadi tanda bahwa perusahaan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawan mereka. Sebaliknya, perusahaan yang baik akan transparan mengenai apa yang mereka tawarkan kepada calon pekerja sebagai imbalan atas kerja keras dan dedikasi mereka.
Ciri loker red flag selanjutnya yang harus kalian waspadai adalah meminta biaya administrasi. Pada umumnya, segala proses rekrutmen bebas dari pungutan biaya apapun. Jika Genhype diminta sejumlah biaya administrasi selama proses rekrutmen, sudah dipastikan perusahaan atau lowongan pekerjaan yang kalian lamar itu bodong. Bahkan untuk beberapa kasus, ada pelamar yang sampai dipaksa untuk membayar administrasi.
Genhype juga harus menghindari lowongan kerja yang mengharuskan menahan ijazah calon pekerjanya. Kebijakan ini nantinya akan menyulitkan saat pengajuan resign karena rentan adanya ancaman ijazah tidak dikembalikan oleh perusahaan.
Perusahaan yang melakukan kebijakan menahan ijazah atau dokumen penting lainnya setelah diterima kerja bisa menjadi tanda adanya praktik yang tidak transparan dan merugikan. Ini menjadi pertanda adanya masalah dalam integritas perusahaan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Kasus tersebut patut disikapi sebagai sinyal waspada dalam mencari pekerjaan. Mencari dan melamar pekerjaan saat ini memang lebih gampang lantaran prosesnya yang sebagian besar dilakukan secara daring.
Baca juga: 7 Kiat Terhindar dari Job Scam, Penipuan Lowongan Kerja yang Merugikan
Namun, banyak juga yang memanfaatkan situasi ini untuk melakukan penipuan berkedok lowongan kerja. Modusnya pun bermacam-macam dan terus berkembang. Jika tidak teliti dalam melamar pekerjaan, bukan tidak mungkin Genhype bisa terkena jebakannya.
Tak dipungkiri, pada tahap awal mencari pekerjaan, terkadang kita begitu antusias untuk segera mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Antusiasme ini terkadang membuat kita melewatkan langkah penting dalam mencari pekerjaan, yakni menilai dan mencari tahu lebih lanjut apakah lowongan kerja yang dilamar memiliki potensi red flag atau tidak.
Red flag dalam konteks ini mengacu pada lowongan kerja (loker) yang menunjukkan adanya potensi masalah pada pelaksanaannya. Memahami loker yang red flag sangat penting agar Genhype tidak terjebak dalam situasi yang merugikan di tempat kerja.
Merangkum dari berbagai sumber seperti LinkedIn, ACC Career, dan UGM KarirLab, berikut adalah 10 ciri-ciri lowongan kerja red flag yang harus diwaspadai.
1. Informasi loker banyak typo
Salah satu ciri loker red flag yang paling kentara ialah informasinya yang penuh dengan salah ketik atau typo serta menggunakan bahasa yang kurang formal. Hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa perusahaan tidak profesional atau bahkan loker palsu.Biasanya, iklan loker palsu ditulis dengan gaya bahasa yang terdengar asal-asalan. Genhype mungkin akan menemukan banyak kesalahan ketik, ejaan yang salah, dan tata bahasa yang berantakan. Sebaliknya, lowongan resmi biasanya akan ditulis dengan bahasa yang lebih profesional. Lowongan asli ditulis dengan teliti, memperhatikan detail, dan minim kesalahan penulisan.
2. Persyaratan terlalu umum & mudah
Persyaratan dalam lowongan kerja biasanya disusun cukup detail agar HRD bisa menyeleksi pelamar yang sesuai. Ini bisa mencakup kualifikasi pendidikan tertentu, keahlian khusus, pengalaman kerja, hingga usia pelamar.Namun, lowongan kerja palsu sering kali menggunakan persyaratan yang terlalu umum, sehingga semua orang seakan bisa melamar dengan mudah. Contohnya, persyaratan yang sering muncul seperti berikut ini:
- Pendidikan SMK Jurusan Apa Saja
- Usia minimal 18 tahun
- Domisili Jakarta dan sekitarnya
- Tidak wajib memiliki pengalaman sebelumnya
Jika Genhype menemukan lowongan seperti ini, apalagi untuk posisi seperti admin atau staf tanpa keterangan bidang kerja yang jelas, sebaiknya lebih waspada.
3. Tidak menyebutkan deskripsi pekerjaan yang jelas
Lowongan kerja yang tidak memberikan deskripsi kerja dengan jelas bisa dianggap sebagai pertanda buruk. Penjelasan pekerjaan yang samar bisa berarti perusahaan tidak tahu apa yang mereka cari atau mereka mencoba untuk menutupi tugas-tugas yang sebenarnya tidak menarik atau bahkan “tidak manusiawi”.Terutama bagi pelamar baru yang masih awam dengan dunia kerja, pahami bahwa lowongan kerja yang baik harus memberikan gambaran yang rinci tentang tanggung jawab dan harapan dari posisi yang ditawarkan. Dengan begitu, kalian bisa menyesuaikannya dengan kemampuan dan pengalaman sebelumnya.
4. Meminta data atau informasi pribadi
Genhype juga harus hati-hati dengan lowongan kerja yang meminta data pribadi atau informasi sensitif seperti nomor KTP, NPWP, atau informasi rekening bank sebelum diterima bekerja. Ini adalah salah satu modus yang sering digunakan oleh penipu untuk mencuri identitas atau melakukan penipuan keuangan. Informasi pribadi seharusnya hanya diminta pada tahap akhir proses rekrutmen, setelah kalian tanda tangan kontrak dan yakin dengan kredibilitas perusahaan.
5. Menawarkan gaji yang terlalu tinggi
Salah satu ciri lainnya yang mencolok dari lowongan kerja palsu adalah tawaran gaji yang terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan posisi yang dilamar. Biasanya, mereka menuliskan angka gaji jauh di atas UMR, lengkap dengan bonus besar dan berbagai tunjangan. Oleh karena itu, penting mengecek kisaran gaji realistis untuk posisi tertentu agar tidak mudah tergiur. Jika kalian melihat lowongan dari perusahaan dengan tawaran gaji yang tidak masuk akal, sebaiknya lebih berhati-hati.
6. Alamat kantor tidak jelas
Alamat yang tidak jelas atau mencurigakan juga menjadi tanda dari lowongan kerja red flag. Beberapa lowongan palsu biasanya mencantumkan alamat kantor yang tidak sesuai atau bahkan menggunakan alamat perusahaan lain yang tidak terkait.Ada juga trik di mana alamat kantor dan lokasi interview berbeda, misalnya alamat kantor disebutkan di Jakarta Selatan, tetapi kamu diminta datang untuk interview di Jakarta Utara. Supaya lebih aman, kamu bisa mengecek alamat tersebut melalui Google Maps atau sumber lain yang terpercaya.
Ketikkan “penipu + nama kantor” di mesin pencarian untuk melihat apakah ada review atau laporan penipuan terkait lowongan tersebut. Jika itu modus penipuan, biasanya akan ada diskusi di forum atau blog yang membahasnya.
7. Mencatutkan nama perusahaan besar
Loker palsu juga biasanya tidak segan-segan mencatutkan nama perusahaan besar. Dengan begitu, calon pekerja bisa dengan mudah tergiur untuk mengikuti proses rekrutmennya. Jika kalian mendapat informasi terkait loker yang mencatutkan nama perusahaan besar seperti BUMN atau perusahaan swasta yang sudah ternama, lakukan pengecekan seperti melalui website atau akun media sosial resmi perusahaan dan berbagai sumber lainnya.Bandingkan informasi yang didapat dengan pengumuman-pengumuman loker yang ada di website ataupun media sosial resmi perusahaan. Jika terdapat perbedaan yang mencolok, kalian harus mewaspadainya bahwa loker tersebut merupakan penipuan.
8. Tidak ada penjelasan benefit karyawan
Benefit karyawan seperti asuransi kesehatan, cuti, dan tunjangan lainnya adalah bagian penting dari paket kerja. Lowongan kerja yang tidak menyebutkan benefit ini bisa jadi tanda bahwa perusahaan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawan mereka. Sebaliknya, perusahaan yang baik akan transparan mengenai apa yang mereka tawarkan kepada calon pekerja sebagai imbalan atas kerja keras dan dedikasi mereka.
9. Meminta biaya administrasi
Ciri loker red flag selanjutnya yang harus kalian waspadai adalah meminta biaya administrasi. Pada umumnya, segala proses rekrutmen bebas dari pungutan biaya apapun. Jika Genhype diminta sejumlah biaya administrasi selama proses rekrutmen, sudah dipastikan perusahaan atau lowongan pekerjaan yang kalian lamar itu bodong. Bahkan untuk beberapa kasus, ada pelamar yang sampai dipaksa untuk membayar administrasi.
10. Kebijakan menahan ijazah pelamar
Genhype juga harus menghindari lowongan kerja yang mengharuskan menahan ijazah calon pekerjanya. Kebijakan ini nantinya akan menyulitkan saat pengajuan resign karena rentan adanya ancaman ijazah tidak dikembalikan oleh perusahaan.Perusahaan yang melakukan kebijakan menahan ijazah atau dokumen penting lainnya setelah diterima kerja bisa menjadi tanda adanya praktik yang tidak transparan dan merugikan. Ini menjadi pertanda adanya masalah dalam integritas perusahaan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.